16. Brave.

13.7K 2.6K 594
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Sip, lanjutkan terus komennya, aku selalu baca kok, maaf gak bisa balas ya.

***
Untuk sementara waktu sepertinya Haewon akan tinggal di rumah ini bersama Yeonjun dan Soobin tentu saja.

Haewon bisa melihat pasangan di depan mereka yang sedang membersihkan rumah ini dengan biasa saja.

Apalagi Yeonjun, dia bahkan mengubur kedua orang tuanya tadi dengan mudah sekali di halaman belakang rumah ini.

Sekarang dia juga biasa saja mengepel lantai yang kotor karena darah dari orang tuanya.

Soobin juga biasa saja walaupun memang agak ngeri juga, tapi ya pada akhirnya dia bertingkah biasa saja seperti suaminya.

"Kakak biasa saja dengan hal seperti ini?" tanya Haewon yang duduk di sofa sambil memeluk boneka milik Soobin.

Soobin berkata daripada Haewon ketakutan lebih baik baik memeluk boneka miliknya.

"Biasa, bahkan aku juga pernah hampir terbunuh," balas Yeonjun dengan santai karena mau bagaimana lagi.

Ini sudah menjadi pekerjaannya dan itu juga resiko yang harus dia tanggung, kalau gak mau menerima resiko, lebih baik gak usah jadi detektif ataupun polisi sekalian.

Soobin bahkan tadi bisa menggunakan pistolnya walaupun gak berani membunuh orang, rasanya percuma saja.

"Kamu tidak mau membenciku karena sudah membunuh orang tuamu?"

Soobin yang mendengar perkataan suaminya cuma bingung, kenapa malah minta untuk dibenci.

"Entah, aku tidak bisa berpikir dengan jernih, lagipula seperti kata kakak tadi, orang tuaku gak bisa diubah lagi jalan pikirannya, benar-benar sudah terpengaruh oleh kepala desa, cara agar mereka berhenti ya dengan membunuh mereka, bukan?"

"Aku senang karena pemikiranmu lumayan terbuka ternyata," puji Yeonjun sambil tersenyum kearah Haewon.

Soobin yang mendengar cuma mengendikkan bahunya sambil membersihkan lantai rumahnya lagi.

"Padahal aku ingin Soobin memiliki pemikiran yang sama sepertimu," ucap Yeonjun tiba-tiba membuat Soobin lagi-lagi menoleh.

"Maksud kakak aku harus membunuh orang tuaku?" balas Soobin sambil menatap kesal kearah suaminya.

Dia melempar gagang pelnya dan segera masuk ke dalam kamar jangan lupakan pintunya dikunci dengan kencang juga.

Haewon meringis saat mendengar suaranya, berbeda dengan Yeonjun yang memutarkan bola matanya.

Yeonjun gak segila itu untuk menyuruh Soobin membunuh orang tuanya, namun dia hanya ingin istrinya itu lebih berani saja dengan orang tuanya.

Bertanya lebih jelas ke orang tuanya, mereka ada masalah apa dengan Soobin, Yeonjun hanya mau hal itu terjadi, biar Soobin tidak merasa tertekan oleh orang tuanya sendiri.

"Dia gapapakan?"

"Gapapa, biarkan saja," ucap Yeonjun membuat Haewon merasa enggak enak, dia enggak berencana membuat pasangan ini berantem.

Tapi Soobin sepertinya memang agak sensitif kalau masalah orang tua ya.

"Masuk saja ke kamar satunya, kamu tidur disana saja untuk beberapa waktu ke depan," suruh Yeonjun membuat Haewon mengangguk dan segera berjalan kearah kamar yang ada di sebelah kamar Yeonjun dan Soobin.

Untung saja rumah ini memiliki dua kamar, jadi dia bisa menyuruh Haewon tidur disana, tidak mungkin menyuruh cowok yang sedang hamil itu tiduran di sofa.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang