¬22¬

1K 163 41
                                    

















Ketiga belas pemuda itu kini berhasil keluar dari gudang melalui jalan rahasia yang mereka temukan. Walau harus melewati sedikit situasi tegang dimana Jeongwoo yang tak sengaja bersin karena rambut Junghwan yang menusuk hidungnya.

Namun untung saja si satpam penjaga sekolah menarik Mino untuk cepat pergi dari tempat ini. Jadi mereka semua bisa lolos. Mereka juga meminta maaf sekaligus berpamitan kepada Jeno karena tak bisa membawa pemuda itu pergi bersama mereka. Dan juga mereka sempat melakukan doa bersama untuk teman mereka yang sudah tiada.

Ketiga belas pemuda itu bersembunyi dibalik tembok dengan Yoonbin yang berada disisi depan untuk mengecek situasi.

"Aman bro?"

"Aman cok."

Yoonbin menoleh kebelakang saat pundaknya ditepuk pelan oleh Hyunsuk. Ternyata teman-temannya membentuk sudah lingkaran dibelakangnya.

"Dengerin kata gue. Kalian cukup lari dan jangan noleh kebelakang."

Hyunsuk menarik nafas sebentar lalu menatap bergantian wajah-wajah yang ada didepan dan sampingnya. Terlihat gugup. "Gue harap kita semua gak telat. Hitungan tiga kita lari bareng."

"Satu."

"Dua."

"Tiga! LARI!"

Mereka langsung berlari secepat-cepatnya. Yedam dan Yoshi berada di posisi terdepan. Lalu ada Mashiho dan Asahi yang sedikit tertatih karena kakinya terluka saat keluar dari gudang. Ada Junkyu yang membantu Doyoung agar pemuda itu bisa sedikit cepat berlari. Kemudian dibelakangnya ada Jihoon yang menggendong Jaehyuk. Lalu disusul Junghwan, Jeongwoo dan Yoonbin yang membantu Haruto. Dan di posisi belakang ada Hyunsuk.

Tit Tit Tit

"BANGSAT! LARI CEPETAN!" Teriak Hyunsuk saat tak sengaja matanya melihat sebuah bom yang terpasang di salah satu pot tanaman.

Mendengar teriakan Hyunsuk yang berada dibelakang membuat mereka semakin mempercepat lari mereka.

"YEDAM CEPET BUKA GERBANGNYA!" Hyunsuk kembali berteriak saat melihat Yedam yang sudah sampai didepan gerbang.

"SIALAN DI KUNCI!"

Suara hitungan bom itu semakin lama semakin cepat yang berarti waktu mereka akan segera habis.

"AWAS–"






BOOMM

Teriakan itu terhenti bersamaan dengan bom yang meledakkan setiap sisi bangunan itu. Puing-puing bangunan berterbangan kesana kemari. Tubuh ketiga belas pemuda itu terpental kuat menghantam sesuatu yang keras. Bahkan puing-puing bangunan itu tanpa ragu menghantam tubuh mereka.

Mereka sudah tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Harapan mereka untuk keluar dengan selamat hancur karena mereka terlambat. Impian masa depan yang mereka coba bangun harus musnah dihancurkan dengan orang-orang tak bertanggung jawab. Bahkan hanya sekedar untuk membuka mata rasanya begitu berat.

"P-padahal b-baru t-tadi p-pagi g-gue l-liat k-kalian pada cengar-cengir gak k-karuan," lirih Junkyu sebelum kehilangan kesadarannya.

Jadi inikah akhir dari semua perjuangan mereka?










































































































Bloody Day ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang