8.Trauma

25 18 3
                                    

.
.
.
Happy Reading


Sesampainya Devano disana di sambut oleh Vanya dan lala.

"Eh kak Devano, mau ngasih seragam baru ke Raina ya? biar kita aja yang ngasi ke Raina, " Sahut Vanya dengan Ramah ke Devano.

"Ohh gitu ya, nih seragamnya gue cabut dulu. " Devano memberikan seragamnya lalu pergi entah kemana tujuannya.

Lelaki itu daripada ke kelas ia memilih pergi ke tempat yang sepi salah satunya rooftop.

Ia duduk dengan otak yang dipenuhi banyak pertanyaan.
"Apa Raina adalah Disa?senyumnya, gerak geriknya, tangannya, tatapanya. Semua sama aargghh, "

Ia mengeluarkan dompet dan mengambil foto 2 orang perempuan yang sedang tersenyum.

"Dek, abang kangen banget.Tau ga dek abang nemuin orang yang mirip banget sama kamu, abang jadi bisa ngerasain kalo kamu masih ada namanya Raina kapan kapan abang kenalin ya, "lirih Devano.

[•••]

Setelah Raina menganti seragamnya ia pergi ke perpustakaan sendiri karena kedua temannya ada urusan dengan guru.

Raina berjalan tak sengaja ia melewati sekolompokan siswa siswi sedang berkumpul melihat perkelahian yang menjadi tontonan bukan dibubarkan.

Awalnya Raina mencoba melewati segerombolan itu untuk pergi ke tujuannya perpustakaan.

Raina perlahan mendengar pukulan teriakan, seketika memori suramnya tentang kejadian masalalunya pun bermunculan.

"Argghh ga ga ga Ayah jangan jangan sakiti bunda jangan ga, " Ucap Raina dengan menutup telianganya lalu perlahan mundur hingga ia tak menyadari menabrak orang yang di belakangnya.

"Lu jalan pake mata dong, ga liat ada orang dibelakang, " Sarkas Cowo itu menatap Raina.

Raina tanpa mendengarkan ucapan cowo itu ia menunduk dan hanya menutup telinganya , mencoba melupakan pikiran yanga da di otaknya."Jangan dipukul, jangan, ga boleh ... "Lirihnya disertai isak tangis yang tertahan didalam tubuhnya.

Cowo yang ditabrak Raina dari belakang adalah Reffan cowo yang terkenal dingin disekolah. Tapi ketika melihat Raina sedang ketakutan tanpa banyak tanya Ia memeluk Raina mencoba menenangkan.

Segrombolan siswa siswi yang tadinya melihat perkelahian kini teralih melihat dua insan berpelukan penuh arti.

"Reffan meluk cewe?, "

"Hal langka wajib diabadikan, "

"Uuu so sweet banget ga nyangka Reffan bisa gitu adem ngelihatnya, "

Celotehan orang yang melihat Raina dan Reffan berpelukan.

Tanpa memperdulikan ocehan, Raina masih dalam pelukan Reffan yang mulai tenang isakkan tangis pun berhenti, Raina pingsan.

Raina yang pingsan langsung digendong Reffan ke UKS.

Sesampainya diuks Reffan menunggui disamping Raina.

"Kalau dilihat dari pandangan matanya bahkan hanya nampak keceriaan , tapi dibalik keceriaanya ia punya trauma sedalam ini?, batin Reffan memandang Raina.

Beberapa saat Raina mulai sadar lalu memengang kepalanya yang terasa pusing.

" Ternyata trauma ini masih ada,"batin Raina.

" Jangan gerak dulu, Pusing ya? Mau minum? "Tawar Reffan yang mendadak care.

" Gak kak gapapa, btw makasih ya, "ucap Raina yang tau yang membawa ke UKS adalah Reffan.

" Jangan kepedean dulu gue bawa lu kesini disuruh guru ga ada yang kuat bawa lu,"ucap Reffan bohong.

"Berat ya kak?"

"Banget, lu makan apa si kecil gini tapi berat aneh .Kebanyakan dosa kali ya lu?, "ucap Reffan.

" Maaf kak, kapan kapan gue akan balas kebaikan lu santay aja, "sahut Raina dengan menampakan senyuman manisnya.

"Sok manis lu, dahlah gue cabut lu udah ngabisin waktu gue setengah jam lebih lu wajib ganti, " Ucapnya lalu keluar tanpa mendengar responnya.

Raina hanya tersenyum.Lalu memejamkan matanya.

Tak sampai 5 menit pintu kembali terbuka.

Bersambung...




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sekilas BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang