#25

1K 90 47
                                    

Sejak kematian Ratna Sari, Kian Santang berubah menjadi pribadi yang pendiam.
Ia lebih sering di dalam kamar dan mengunci dirinya sendiri di dalam kamar.

Kian Santang tengah duduk di pinggir ranjangnya sembari menatap kalung yang berada di genggaman tangannya.
Kalung yang ia genggam adalah kalung milik Ratna Sari. Sebelum tiada, Ratna Sari sempat memberikan kalung miliknya kepada Kian Santang sebagai kenangan jikalau ia merindukan dirinya.
Kian Santang terus menatap kalung milik Ratna Sari dan sesekali ia mengusapnya.

Tanpa disadari oleh Kian Santang, Dewi Rengganis masuk ke dalam kamarnya sembari membawa nampan berisi makanan.
Ia berjalan perlahan mendekat ke arah Kian Santang lalu menaruh makanan yang ia bawa di meja.

Dewi Rengganis mengelus bahu Kian Santang, "Raden, makanlah. Aku tahu kau belum makan seharian ini!"

"Aku tidak lapar"jawab singkat Kian Santang.

Dewi Rengganis menghela nafas pelan, lalu mengambil nampan berisi makanan yang ia bawa. Ia mengambil salah satu makanan dari nampan yang ia bawa lalu hendak menyuapi Kian Santang. "Makanlah, Raden. Aku mohon!"

Secara tiba-tiba, Kian Santang langsung melempar makanan yang berada di tangan Dewi Rengganis yang hendak menyuapinya.
Dewi Rengganis sontak kaget saat Kian Santang melempar makanan yang ia bawa.

Kian Santang bangkit dari tempatnya lalu menatap Dewi Rengganis, "Sudah kubilang berapa kali kalau aku tidak lapar!"bentak Kian Santang sembari menunjuk ke arah Dewi Rengganis.

Dewi Rengganis hanya diam, ia tidak mengerti apa yang terjadi kepada Kian Santang. Sebelumnya, Kian Santang tidak pernah membentaknya dengan sangat keras namun sekarang, Kian Santang membentaknya.

Kian Santang menghela nafasnya dan membuang pandangannya, "Aku tidak lapar, kau bisa membawa makanan itu kembali, Nyimas!"

"Tapi, Raden ....."belum sempat menyelesaikan kata katanya, Kian Santang sudah memotong ucapannya.

"Kau tidak perlu berpura pura baik di depanku Nyimas Dewi Rengganis!"

"Apa maksudmu, Raden. Aku tidak mengerti!"

"Kau tahu kalau aku sangat membencimu dan kau membuatku semakin membencimu dengan perbuatan menjijikanmu itu!"jawab Kian Santang sambil menunjuk ke arah Dewi Rengganis.

"Apa yang kau maksud Raden, aku sama sekali tidak mengerti!"

"Oh, jadi kau berpura pura tidak bersalah di hadapanku. Baiklah, akan kubongkar semuanya disini. Kau telah meracuni ibundaku, Nyimas Dewi Rengganis dan kau pikir kalau aku tidak tahu soal itu?"

"Raden, aku tidak ...."

"Kau ingin mengatakan kalau bukan dirimu yang melakukannya? Maafkan aku, tapi aku sama sekali tidak percaya dengan semua kata katamu. Semua sudah terbongkar sekarang, kau adalah dalang dibalik orang yang meracuni ibundaku!"

"Raden, aku mohon dengarkan aku ...."

"Aku tidak ingin mendengarkanmu apalagi mempercayaimu kembali, Nyimas!"

Dewi Rengganis berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh di hadapan Kian Santang.
Lalu setelah itu, ia merebut kalung yang berada di genggaman Kian Santang secara tiba-tiba. "Kenapa kau masih terus memikirkannya Raden, Dia sudah tiada dan tidak akan pernah kembali lagi kepadamu!"

Kian Santang mulai tersulut amarah atas ucapan Dewi Rengganis namun, ia berusaha menahan amarahnya agar dirinya tidak lepas kendali. Kian Santang merebut kembali kalung Ratna Sari dari genggaman tangan Dewi Rengganis lalu menatap Dewi Rengganis dengan tatapan tajam. "Dengarkan aku baik baik Nyimas, Ratna Sari memang telah tiada namun jiwanya akan terus bersamaku. Jiwaku dan jiwa Ratna Sari adalah satu. Cinta ku dan cinta Ratna Sari akan terus abadi walau ajal telah memisahkan kami berdua dan satu hal lagi, sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa menggantikan tempat Nyimas Ratna Sari di dalam hatiku. Nyimas Ratna Sari adalah wanita pertama dan terakhirku!"

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang