Chapter 3

1.3K 173 33
                                    

            "Disuruh jadi garam dunia,
               kok kamu malah manis "

                                                     -Alan-

Bel istirahat suda berbunyi sejak tadi, namun Alan dan Dimas masi saja berada didalam kelas karena Dimas yang masi mencatat, Alan pun dibuat kesal oleh Dimas, bukannya fokus mencatat di malah terus mengoceh tak jelas

"Al"panggil Dimas

"Apa"kata Alan malas

"Lo mau gue bantuin enga"tanya Dimas

"Maksudnya"tanya Alan

"Lo mau gue bantuin buat pdkt sama cewek yang punya novel itu enga"tawar Dimas

"Kalau lo mau, gue punya banyak rencana, gimana lo mau enga"tanya Dimas lagi

Alan pun masih berfikir apa kah dia harus menerima tawaran Dimas atau tidak

"Gue takut nanti kalau tu cewek udah punya pacara gimana"kata Alan

"yah kalau punya pacar, ingat sebelum jalur kuning melengkung kita masi bisa menikung"kata Dimas asal

"lo mau ngajarin gue buat jadi PHO gitu maksud lo"kata Alan tak terima, sepertinya otak temannya ini suda tergeser bisa bisannya Dimas menyuruhnya menjadi seorang PHO,yang benar saja

"Yah kan tritmennya emang gitu Al"kata Dimas tanpa doas

"Enga mau gue, gue masi waras, yakali gue harus jadi pho,  gue nga mau jadi cowok berengsek Dim "kata Alan

"Ingat cowok sejati itu adalah cowok yang enga main kotor buat dapetin sesuatu, buat apa gue harus jadi pho kalau gue bisa negadapetin dia dengan cara gue sendiri tapi dengan cara bersih tanpa harus merugikan dia ataupun gue, yah kalau emang jodoh pasti dipermuda tapi kalu enga yah mau gimana lagi"kata alan panjang lebar

"Yahh, bener juga sih"kata Dimas kikuk,ia akui yang Alan katakan memang benar

"Tapi kan enga ada yang tau dia udah ada yang punya atau enga, oleh karena itu kita cari tau"tawar Alan

"Kan enga ada salahnya mencoba, nanti kalau memang bener dia belum ada yang punya,lo langsung pdkt deh sama dia, tenang nanti gue babtuin"lanjutnya lagi

"Idehh yang bagus"kata alAlan

****

Aulia,Intan dan Sani baru saja keluar dari kantin, karena bel masuk kelas suda berbunyi mereka bertiga pun melewati lorong kelas yang saat ini begitu ramai, namun langkah mereka tiga terhenti karena ada seseorang yang memanggil mereka

"Permisi"kata orang tersebut

"Iya, ada apa yah"kata Aulia

"Itu gue mau balikin novel  lo"kata orang itu

"Oh, jadi yang tadi pagi aku tabrak itu kamu? Astagaa aku minta maaf yah karena lagi buru buru jadi enga sempat minta maaf secara baik baik deh"kata Aulia tak enak

"Ehh, enga ppa ko santai aja kali, namanya juga kecelakaan"kata orang tersebut

"Kenalin nama aku Aulia, bisa dipanggil Lia"kata Aulia memperkenalkan diri

"G-gue Alan"kata Alan gugup

"Salam kenal"Kata Aulia sambil tersenyum

Yah orang tersebut adalah Alan, saat dia sedang asik berdiskusi dengan Dimas ia melihat Aulia dan teman temannya lewat dia pun berinisiatif ingin mengembalikan novel milik Aulia dan ingin mengajak berkenalan
Juga tentunya

Namun entah ada angin apa Alan yang tadinya ingin mengajak berkenalan malah Aulia yang memperkenalkan dirinya terlebi dahulu

"Astaga jantung gue aman enga yah, ini senyumannya manis banget dah"batin Alan

"Al, lo liatnya santai aja kali jangan terlalu nunjukin kalau lo itu suka sama dia"bisik Dimas pada Alan

"Oh jadi lo orang yang tadi pagi ditabarak sama Aulia, kenalin nama gue Sani,yang ini namannya Intan"kata Sani memperkenalkan diri

"Haii"kata Intan rama

"hai, kenalin yang ini namannya Dimas "kata Alan

"Haii"sapa Dimas rama

"Kalian kelas berapa? "tanya Aulia

"Kita kelas 12 IPS 2"kata Alan

"Ohh, kelas kita jaraknya jauh yah"kata Aulia

"Emang kalian di kelas berapa? "tanya Alan kepo

"Kita ada di kelas 12 IPA 3"kata Sani

"ohh gitu, bis-"kata Alan terpotong karena Aulia yang ingin berpamitan menuju kelas

"Kalau gitu kita kekelas dulu yah, soalnya udah bel masuk"kata Aulia

"Dan makasih udah balikin novel nya, semoga bisa ketemu lagi yah"kata Aulia berpamitan

"Iya"kata Alan

Aulia, Intan dan Dani suda pergi,tersisa Alan dan Dimas yang kini masi berada diluar kelas

"Dim,Aulia orangnya rama yah "kata Alan

"Iya, udah ramah cantik, manis lagi "kata Dimas sambil tersenyum

"Idihh, awas yah lo kalau sampai suka sama dia gue gusur lo dari kartu keluarga pertemana kita"kata Alan asal

"Ha, sejak kapan ada kartu keluarga pertemana"tanya Dimas heran

"Sejak sejam yang lalu, intinya Aulia itu punya gue jangan diambil, mending lo sama temannya aja kan ada si Sani sama Intan, tapi menurut gue yang lebic cocok sama lo si Sani"kata Alan

"Idihh,ogah"kata dimas

"Emanag kenapa, dia itu cantik, lucu, ahklaknya sama pula kaya lo "kata Alan terkekeh

"Cantik dan lucu dari sisi mana nya coba, muka sangar kaya gitu lo bilang cantik "kata Dimas komplen

"Gue tandain itu kata kata lo, kalau sampai lo kemakan omongan sendiri tau rasa lo"kata Alan

"Mau lo tandain ke, garis bawahin ke bodo amat"kata Dimas

"Ngambek, ke cewek"kata Alan yang mengejek Dimas

"EH KALIAN BERDUA KENAPA MASI DI LUAR"Teriak Pak Johan sambil memegang sebuah rotan

"Mampusss"kata Alan dan Dimas

"Sini kalian berdua"panggil pak Johan

Alan dan Dimas yang suda tertangkap basa karena masi berada diluar kelas pun kini menghampiri pak Johan

"Kalian budek yah, bel masuk kelas suda berbunyi dari tadi ini kenapa kalian berdua masi diluar"tanya pak johan

"Anuhh, itu pak kita lag-"kata Dimas terpotong karena pak Johan yang langsung menyelah

"Kamu ini Alan, suda jadi ketua kelas perilakunya bukan lagi memberi contoh yang baik untuk teman teman kamu ini malas kasi contoh yang enga bener"ceramah pak Johan

"suda ku duga, pasti gue yang kena imbasnya, tau gini mending gue enga usah sekolah aja dah, ehhh tapi janga dong nanti kalau gue nga sekolah enga bisa ketemu sama Aulia dong"batin Alan

"Yah maaf pak"kata Dimas

"Ya suda sana masuk kelas, kali ini kalian bapak ampuni jika lain kali kalian melanggarar lagi ingat tidak ada kata ampun buat kalian berdua"ucap pak Johan yang berlalu pergi meninggalkan Alan dan Dimas

"Untung selamat, kalau nga siap siap aja no bersihin toilet"kata Dimas terkekeh

"udah kita ke kelas aja, nanti tu pak duda balik lagi gue nga mau dihukum beneran buat bersihin toilet"kata Alan

Aulia dan Alan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang