First Date

8.8K 207 57
                                    

Chapter 13 

“Kyaaaa” gw berteriak histeris seraya membenamkan kepala di atas bantal. “Dasar Allen Mesummmmm”

            Ciuman pertama gw yang seharunya untuk cowok yang paling gw sayang didunia, tapi dengan gampangnya direbut oleh si Genit Allen. OMG… gw benci sama Allen. Kenapa dia seenaknya cium gw seperti itu sih. Ugggghh…

“Tok…Tok…Tok…” seseorang mengetuk pintu kamar gw. Tanpa perlu membukanya gw udah tahu siapa orang tersebut.

“Gw gak mau liat muka loe lagi ALLEN MESUM!!!” teriak gw dari dalam kamar

“Hei. Mau sampai kapan loe nangis terus, Hah!”

“Gara-gara siapa gw jadi begini, Hah!”

“Ya ampun Olive… itu kan hanya ciuman biasa aja, masa gitu aja loe nangis sih”

            What? Ciuman biasa katanya. Duh nih cowok bener-bener keterlaluan, masa dia gak ngerasa bersalah sama sekali sih. Seenaknya aja dia bersikap seperti itu. Belum tahu pembalasan gw ya…. Dengan cepat gw membuka pintu kamar dan mengayunkan tinju di udara. Tapi Allen berhasil menangkap tangan gw sebelum tinju gw mengenai wajah tampannya.

“Masih kurang ciumannya, Olive?” ucap Allen dengan nada penuh rayuan dan senyum liciknya yang mengembang.

“…Lepasin” gw mencoba melepaskan tangan gw dari genggamannya.

Bukannya melepaskan genggamannya, tapi Allen semakin mendekatkan wajahnya pada gw. Tatapan matanya tidak lepas dari mata gw, dengan panik gw terus-menerus berusaha melepaskan tangan dan mundur untuk memberi jarak. Hingga akhirnya tubuh gw membentur dinding. Kini gw terjepit diantara dinding dan Allen.

Senyuman penuh misteri itu terus mengembang di wajah tampannya. Matanya berkilat-kilat tajam, seperti seekor harimau yang berhasil menangkap mangsanya. Oh God… Please help me. Apa lagi sih yang mau dilakukan cowok ini. Wajahnya kini sudah semakin dekat dan hanya tersisa beberapa inci dari wajah gw. Dari jarak sedekat ini gw bisa merasakan hembusan nafas hangatnya yang menerpa pipi gw. Harum tubuhnya yang menyegarkan membuat tubuh gw bergetar dan menginginkan lebih.

Tatapan mata gw kini beralih pada bibirnya yang sexy, gw jadi penasaran gimana rasanya jika dicium olehnya. Memang tadi kami sudah berciuman, tapi ciuman itu hanya berlangsung beberapa detik saja sehingga gw tidak sempat merasakan sensasinya. Kyaaa… kenapa sekarang otak gw jadi mesum begini sih. Bisa-bisanya gw punya pikiran kotor seperti ini.

“Sudah terjebak dan gak bisa berbuat apa-apa lagi, Olive sayang?” ucapnya tiba-tiba

“Le…lepasin gw” pinta gw seraya mengalihkan pandangan dari bibirnya yang menggoda itu.

“Apa benar itu yang loe harapkan”

“…Lepasin, please

“Tapi beberapa saat yang lalu, sepertinya loe mengharapkan sebuah ciuman dari gw” ucapnya dengan nada penuh godaan dan yang pasti membuat lutut gw lemas.

“Itu… gak…”

“Sekarang disini cuma ada kita berdua” ucapnya lirih “Kira-kira apa yah yang bakalan gw lakukan pada pacar gw tersayang ini?” bisiknya

Gw harus berbicara sesuatu, gw harus bisa menghentikan apapun yang akan dilakukan Allen. Tapi suara gw tercekat di tenggorokan, membuat gw gak bisa bereaksi dan mengeluarkan kata-kata yang diperintahkan otak gw. Terlebih lagi, harum tubuhnya memabukkan dan membuat gw merasa nyaman berada didekatnya. Oh no… tidak lagi… fokus, gw harus bisa berpikir dengan jernih. Tapi…

“Kyaaa” gw menjerit ketika Allen tiba-tiba menggigit telinga gw.

Allen tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksi gw “Otak loe mesum yah” ucapnya kemudian

Fake CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang