CHAPTER 22

866 73 10
                                    

"Oiya, Sha gue boleh minta nomor lo?" Tanya Haikal.

Natasha hanya diam saja, ia melihat ke arah para sahabatnya. Tetapi sahabatnya seperti memberikan isyarat bahwa mereka memperbolehkan Natasha untuk memberikan nomornya, ya mungkin untuk komunikasi.

"Bol--"

Perkataan Natasha terpotong, Karena kaget dengan kedatangan 10 orang ke arah meja mereka. Kevin, Emil dan Devian serta anggota Vagos lainnya. Kevin yang memimpin jalan di paling depan, cowok tersebut mendorong Devian agar berjalan ke arah Natasha. Kevin ingin Devian yang duduk di sebelah gadis itu, karena ia tahu bahwa Devian memang orangnya bisa akrab dengan Natasha.

"Weh.. ada buk bos nih"

"Haii buk boss.."

"Kita gabung di sini ya. Geser sana lo, gue mau dekat buk bos gue nih" Kata Devian dengan nada sinis. Cowok tersebut jika sudah serius akan kelihatan sedikit lebih seram dari wajahnya yang baby face itu.

Karena tempat duduk Haikal perlaham-lahan mulai lengser, bayangkan saja di meja itu ada 10 orang lebih. Bahkan anggota Vagos yang lain membawa kursi dari meja lainnya untuk bisa bergabung dengan queen mereka. Haikal, cowok tersebut kini berada di paling ujung. 

Kevin bergeser ke arah ujung, di mana Haikal cowok yang sangat di benci olehnya itu duduk. Kini Kevin dan Haikal saling berhadapan. Mereka berdua saling adu tatapan satu sama lain. Bukan Kevin namanya, dan bukan wakil Vagos jabatannya jika tidak bisa menyaingi tatapan dan wajah menyeramkan, justru cowok tersebut menatap sengit ke arah Haikal.

"OMG.... Gue gak mimpi kan? ini seriusan Vagos duduk satu meja sama kita?" Tanya Vera sambil teriak.

"Wah.. wah.. Ver ini beneran gak mimpi.. Gilaa gak nyangka gue.."

"Sha.. lo harus sering-sering ya ajak mereka gabung di meja kita. Inti Vagos aja gak papa kok" Ujar Alen.

"Sttt.. jangan gitu dong Len" Kata Natasha yang sedang menahan malu.

"Oh jelas dong. Kami bakal selalu ada dan selalu lindungin buk ketua, terlebih lagi dari si buaya toktok ini" Ucap Devian sambil menoleh ke arah Haikal.

Natasha merasa tidak enak hati sama Haikal. Apalagi dia kan kakak kelas. Kelihatannya juga baik dan ramah. " Kak aku gak papa kok. Jangan gitu sama kak Haikal ya. Aku jadi gak enak sama kak Haikal"

"Tapi Sha l---"

"Aku gak papa kak" Cela Natasha.

"Yaudah kalau gitu gue ke ruang osis dulu ya Sha, nomor lo?" Kata Haikal.

Saat Natasha hendak memberikan ponselnya kepada Haikal. Tiba-tiba ada tangan yang menahan ponsel tersebut dan menjatuhkannya perlahan di meja. Kevin. Orang itu adalah Kevin. Melihat adegan itu, sahabat Natasha dan juga anggota Vagos merasa ngeri sebab wajah Kevin sangat tidak bersahabat untuk sekarang.

"Kak Kev--" Natasha yang hendak protes mendadak diam, karena ia mendapat tatapan dingin dari Kevin.

"Lo apa-apaan. Gue cuma minta nomor dia hubungannya sama lo apa?" Ujar Haikal.

Kevin menatap ke arah Haikal, kali ini dengan tatapan yang lebih dingin dan juga ya seperti biasa aura yang setara dengan Nathan itu keluar. Kalau di dalam dirinya Nathan itu adalah Singa. Maka di dalam dirinya Kevin adalah Elang. Diam namun sangat pandai dalam memburu mangsa.

Haikal memilih untuk pergi. Tetapi cowok itu masih sempat-sempatnya bergumam di dalam hati."Setelah Natasha terima tawaran gue buat gabung ke osis. Lo semua gak akan bisa ganggu rencana gue." Gumam Haikal.

Setelah kepergian Haikal. Kevin menghembuskan nafasnya perlahan sembari menatap ke arah Natasha. Kevin menggeser perlahan ponsel yang ada di tanganya ke arah Natasha. Tetapi arah pandangannya tidak pada gadis itu, melainkan ke arah yang berlawanan. Entah ia sedang menahan emosi atau mungkin berusaha untuk menormalkan keadaan.

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang