❀ Bab 4 ❀

67 17 1
                                    

Musim gugur berganti menjadi musim dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim gugur berganti menjadi musim dingin. Waktu ketika aku harus banyak diam di dalam rumah dan menghangatkan diri selagi menyaksikan api abadi dari Aditya.

Aku menyebutnya api abadi karena senantiasa menyala di perapian dan tidak ada bahan bakar pun ia tetap bersinar dan hangat. Hanya akan padam jika diperintahkan oleh Aditya pula.

Meski kesannya api ini abadi, bukan berarti semakin lama dibiarkan semakin membesar apalagi jika dilempari bahan bakar. Ia tetap lebih kecil dari perapian dan tidak akan berubah bentuk selama tidak diperintahkan oleh Aditya langsung.

Musim dingin memang berbeda dibandingkan musim lain di Vanam.

Pada saat musim gugur, hewan-hewan sudah bersiap membawa bekal bahkan berhibernasi sebelum salju menutupi Vanam sepenuhnya. Di saat itulah aku harus berlindung dari badai ganas.

Meski dilahirkan dan tercipta dengan beragam perlindungan, aku tetap tidak akan mengambil risiko membeku. Karena salju ini berasal dari Penjaga Hutan langsung yang mana jelas menjadi kelemahan bagiku.

Aku adalah Putri Hutan, tapi dalam beberapa kisah, alam membuatku takut. Salah satunya badai salju yang muncul kapan saja tergantung suasana hati Penjaga Hutan.

Dialah Sardee, penguasa musim dingin yang akan memimpin Vanam selama berbulan-bulan lamanya. Lebih tepatnya sembilan puluh hari.

Aturannya, aku akan berulang tahun sebentar lagi di pertengahan musim ini. Ulang tahunku yang kesembilan. Aturan tanggal lahirku memang sedikit aneh. Para penciptaku sepakat akan merayakan ulang tahunku setiap dua belas bulan sekali, namun kadang tidak sama sekali. Aku menghitung umur pun hanya ketika para hewan mulai berbisik soal usia mereka yang semakin tua.

Sekarang, aku sudah memasuki musim ketiga setelah panas dan gugur, yaitu dingin. Terakhir setelah pertemuan singkatku dengan Aditya hanya berlangsung seminggu sebelum akhirnya berganti musim kembali.

Setelah berbulan-bulan berlalu dengan sekali pertemuan dengan Karif dan mainan ciptaannya, bergantilah musim menjadi dingin. Entah apa yang akan terjadi selama beberapa bulan, aku hanya ingin mendapatkan jawaban daripada mainan sekarang.

Di tengah menikmati teh hangat dan beberapa mainan dari masa bayiku, aku menunggu kedatangannya.

Biasanya di pertengahan musim begini cocoknya memang bicara dan menghabiskan waktu bersama. Namun, aku tetap sendiri dan paling hanya satu pencipta yang muncul, itu pun hanya akan menemani selama beberapa saat sebelum lenyap entah ke mana.

Kuamati api abadi, berusaha memikirkan cara agar tidak mudah bosan menunggu selama beberapa bulan atau setidaknya setelah setelah badai berlalu. Aku tahu harusnya setelah ini, alam akan kembali tenang dan ada kemungkinan dia datang.

Aku mengamati sekitar, salah satu tanda kedatangannya adalah ketika hawa yang tadinya hangat perlahan menjadi dingin. Ketika aku tengok jendela yang sudah tertutup es, terlihat di luar tampak kembali seperti sedia kala. Badai telah berlalu.

"Selamat ulang tahun."

Aku tidak kaget lagi karena sudah kenal betul dengan suara itu.

Ketika berpaling, dia sedang duduk membelakangi perapian sembari menyusun empat buah kota kecil. Masing-masing dari kotak itu tertulis nama-nama penciptaku.

Di hari ulang tahunku, biasanya tidak ada kue atau perayaan kecil-kecilan. Itu semua terjadi hanya sebelum aku berusia empat tahun. Setelahnya, hanya salah satu dari mereka yang mewakili.

"Terima kasih." Aku lalu menghampirinya.

Dia pun berdiri, menatapku tanpa ekspresi. Dialah Sardee, yang berkuasa saat musim dingin.

Sardee memiliki rambut pendek yang lebat dengan warna biru seakan menyatu dengan es dan salju. Matanya juga memancarkan warna musim dingin. Kulitnya yang kuning langsat menunjukkan kalau dia paling pucat di antara ketiga temannya.

Meski dia jelas tahan terhadap suhu dingin, Sardee senang mengenakan pakaian tebal lagi gelap sehingga dia tampak seperti burung hantu. Belum lagi ditambah posturnya yang tinggi. Sardee adalah yang tertua setelah Karif.

Semua penciptaku memang berusia tujuh puluh di tahun ini, tapi mereka lahir di musim berbeda, melambangkan kekuatan masing-masing.

Mendengar ucapan terima kasihku, Sardee membalas dengan mengiakan lalu berpaling.

Ketika tangannya membentang, tampak pusaran salju mendekapnya hingga perlahan lenyap meninggalkanku bersama empat kado ulang tahun.

❀❀❀

❀❀❀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Forest's Daughter [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang