Part 2

65 2 0
                                    

"oh my god , tangan kak kevin kenapa ?" tanya Milly dengan raut wajahnya yang cemas. Ia datang menghampiriku saat aku baru saja membuka pintu rumah.

Aku mengacak rambutnya . Aku sendiri baru menyadari ternyata dari pergelangan tangan sampai sikuku ternyata telah membiru .

"lo siapin aja ya air panas buat kompresin ni luka , dikaki gue juga ada.. Ntar lo obatin gue dikamar ya? Gue mau ganti baju dulu" pintaku pada Milly. Millypun langsung bergegas ke belakang mengambil air panas.

Ku langkahkan kaki menaiki tangga menuju kamar. Lelah ? Kenapa aku lelah ? Oh ya , aku baru ingat. Aurel. Fikiranku kosong sekarang , apa ? Apa yang harus aku fikirkan sebenarnya?

Setelah mengganti pakaian , aku berbaring dan menatap sebuah ponsel. Tangan ini tanpa diperintahkan langsung mencari kontak dengan nama Kara, selanjutkan memencet tombol panggil.

Tidak beberapa lama terdengar sahutan dari seberang. Tunggu , apakah aku menyelidiki Aurel ?

"halo ?"

Apakah aku tidak percaya pada Aurel ?

"hey vin ?"

Aurel pernah bilang kalau kamu mencintai seseorang, akan tercipta dengan sendirinya rasa percaya pada orang itu. Tapi aku? Aku seharusnya tidak boleh mencurigai Aurel.

"woy vinn ! Lo main-main ya sama gue ?"

"emm , sorry ra.. Gue mau nanya ,tadi Aurel ke rumah lo ga ?" tanyaku masih dalam keraguan.

"Aurel ? Ke rumah gue? Ga deh kayanya , kami ga bikin janji kok sebelumnya"

Deg , jantungku. Itu jantungku.

"Oh yaudah , makasi ya" belum sempat Kara menjawab ,aku langsung mematikan telfonnya.

Apa ? Apa aku salah ? Atau salah paham ? Ya, mungkin aku salah paham . Percayailah gadismu Kevin.

Ceklek.....

Milly dengan membawa perlengkapannya bergegas duduk disebelahku. Akupun berdiri untuk duduk di sebelahnya.

"lo kenapa sih kak? Kok bisa kaya gini?" tanya Milly mulai mengompresi kakiku terlebih dahulu.

"kecelakaan tadi" jawabku simpel.

"kok bisa? Dimana ? Nabrak ? Nabrak apa ? Ada korban selain lo ? Korbannya gimana? "

Gue bt nih denger yang beginian "huft ,cape gue denger pertanyaan lo semua" hasilnya , Milly jadi cemberut dan menunduk sedih, ampun deh cewek.

"tadi gue tuh hampir nabrak orang .... " ceritapun beranjut dan berlanjut terus sampai berakhir dengan canda tawa.

Setidaknya sore ini aku sedikit tenang karna Milly. Pikiranku kembali terhinggapi satu nama, Aurel saat aku dan keluarga makan malam.

"vin , ternyata kegantengan kamu mengalahkan kegantengan papa ya " papaku bicara saat makan malam.

"oh iya dong pa , masak iya kak Kevin kalah sama bapak-bapak" balas Milly membelaku.

"bapak-bapak gini tetap mempesona loh" bela mama . Kamipun tertawa bersama akibat pembelaan-pembelaan yang benar-benar gaje ini.

"Papa pasti ada maunya , apaan sih pa ? Ttp aja " sanggahku disela tawa (ttp=to the point) .

"haha, kamu tau ajaa" tawa Papa "gini , Papa sama mama mau pergi liburan sebentar, kembali muda kan gapapa vin"

"jadi kamu tolong papa ya buat nyelesein skema mesin yang mau dibuat ,kan kamu yang punya ide sebelumnya"potongku panjang lebar menebak kata-kata Papa.

My Dumb KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang