27. Jepang?

20.5K 2.9K 1.7K
                                    

Oiya, bbrp minggu lalu ada di chapter mn lupa, entah gue yang baperan apa gmn, disini kan Renjun perannya tuh polos gitu, jadi dia apa apa mau, tapi ya gak dikatain murah juga mba🙂 menurut gue sih kaya kurang pantes aja gitu... tp gatau dah hwhw bacot bet gue



Satu minggu setelah Renjun pulang ke rumahnya. Semua berjalan seperti biasa, terlebih kini Renjun telah melepas gips yang menempel di tangan dan kakinya membuatnya lebih merasa nyaman meskipun belum bisa berjalan sendiri.

Ia kembali bersekolah, agak takut sebenarnya karena teringat dengan para pembullynya. Beruntung ia boleh pindah di kelas Shotaro supaya Shotaro bisa melindunginya.

Pelajaran olahraga kali ini berbeda dari biasanya, Renjun hanya bisa melihat teman temannya bermain basket.

"Mau main juga..." Bibirnya melengkung ke bawah, ia hanya menatap kakinya yang tertutup celana panjang.

"Aduh kasian deh, gabisa jalan, cacat ya? ups."

Perempuan itu, orang yang pernah memukulnya dengan alat pel di kamar mandi. Renjun takut, takut jika orang itu akan menyerangnya lagi.

Orang itu menendang kaki Renjun yang sakit, tidak kuat tetapi tidak bisa dibilang pelan karena Renjun kembali merasa sakit. Orang itu pergi setelahnya, meninggalkan Renjun yang meringis sakit, merengek pada dirinya sendiri karena kesakitan.

"Sakit banget... takut, aku pengen pulang..." Ia berbicara sendiri sambil mengelus kakinya, mengapa mereka jahat padanya padahal ia tak melakukan apapun.

"Ayo pulang." Suara dengan nada berat mengejutkannya, ia mendongakkan kepalanya menatap si pemilik suara tersebut. Jeno, pelaku yang baru saja datang dan membawa bekal makanan dan minum untuk Renjun.

"Mas Jeno kok disini? kan aku belum pulang..."

"Bekal makannya ketinggalan di motor tadi, gue lupa ngasih," Ucap Jeno, ia memberikan tas berisi kotak makan untuk Renjun. "Lo kenapa nangis?"

"Gak nangis kok,"

"Njun lo ga pinter boong."

"Iyadeh nangis, tapi sekarang udah enggak kok."

"Beneran? kalo bener coba senyum,"

Jeno hampir berteriak jika saja ia tak ingat dirinya berada di sekolah Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno hampir berteriak jika saja ia tak ingat dirinya berada di sekolah Renjun. Ia gemas dengan pipi gembil Renjun yang selalu ingin ia cubit.

"Heran deh gue, bapak lo kek genji kok punya anak modelan pororo gini." Jeno mencubit pipi Renjun sekilas, ia melupakan Renjun yang tadi menangis entah karena apa.

"Aku bilangin papa loh ya serius deh?"

"Gaasik lo ah cil cepuan,"

"Yaudah sana pulang! tuh diliatin sama guru tau!"

Bagaimana Jeno tidak menjadi pusat perhatian, wajah tampan yang sedikit kotor karena bekas oli dan pakaian montir yang hanya dipakai bagian celana sedangkan sisanya menggunakan kaos tanpa lengan.

BABY BOTTLES - NORENMIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang