Hari Ke-Empat Renjun mendekati Jaemin.
Masih ingat tugas Jaemin?
Ya, Renjun benar benar mengerjakannya dengan otaknya sendiri. Namun tidak seru jika dia hanya melakukan secara cuma-cuma. Ia sangat ingin berada didekat Jaemin, sungguh.
Maka dari itu, setelah kelas dan mencari makan siang, tungkai kecilnya kembali melangkah ke perpustakaan dan duduk disana. Ia menelepon Jaemin, yang untungnya diangkat.
"Halo, Jaemin?"
"Apa?"
"Jaemin, bisa kau datang ke perpustakaan? Tugasmu sudah hampir siap, tapi ada beberapa yang aku tidak mengerti. Bisa kau datang untuk menyelesaikan?"
"Ohh oke. Tapi setelah aku siap kelas ya, 2 jam."
"Okay Jaemin! sampai ketemu nan-"
Tut.
Iya, telepon Renjun dimatikan sepihak dari seberang. Sungguh brengsek tapi Renjun tetap sayang. Dua jam bukan masalah baginya di perpustakaan karena dirinya bisa menyelesaikan tugas miliknya sendiri saat itu.
1 jam.
2 jam.
3 jam.
Renjun tersadar dari kegiatannya. Ia sudah hampir menyelesaikan tugas miliknya. Melihat ke jam dinding, Jaemin sudah telat satu jam dari yang dijanjikan, membuatnya kembali menelepon nomor yang dihubunginya tadi.
-----
"Sial, gue lupa."
"Kenapa Jaem?"
"Gue ada janji sama Renjun di perpus, mana udah telat satu jam lagi."
"Gila lu! Yaudah sana samperin!"
"Ahh gak usah lagi deh, udah males. Pulang aja yuk Jen?"
"Ohh gue masih mau ketemu sama kating organisasi nih, lu duluan aja dulu Jaem."
"Kalo gitu yauda gue duluan ya, Jen"
"Sip."
-----
Raut sedih tidak bisa ditutup dari wajah Renjun. Jam sudah menunjukkan pukul empat lewat, namun Jaemin tidak mengangkat telepon darinya, bahkan memberi kabar untuk membatalkan janji pun tidak ada. Ia yang sudah terlampau sedih dan tidak dapat fokus mengerjakan tugasnya pun menggambar abstrak di kertas polos didepannya, berharap dapat menepis rasa sedihnya meskipun sedikit.
"Ren? Belum pulang?" Ia mendongakkan kepalanya; mendapati Jeno yang sekarang berdiri di hadapannya dengan sebuah kantong plastik di tangannya. Hanya gelengan yang Jeno dapat. Bahkan dirinya dapat melihat manik Renjun yang sedikit berair dan lengkungan di bibirnya semakin menurun saat melihat dirinya.
Tanpa izin, Jeno mendudukkan diri dihadapan Renjun dan melihat apa yang dilakukan, Ia mendapati buku Jaemin.
"Ohh, lagi kerjain tugas Jaemin ya?"
"Gak usah pura-pura tanya Jen, kan ini memang ide kamu." ucap Renjun pelan, masih menatap ke kertas yang dipenuhi gambar abstrak, membuat Jeno terpelatuk saat itu juga. Sial, dia ketahuan rupanya.
"S-sorry Ren, gue gak maksud.." tampaknya Renjun juga tidak ingin menanggapi dan melihat kearahnya, membuatnya menghela nafas pelan. Jeno kemudian membuka kantong plastik yang dibawanya tadi, mengeluarkan satu cup minuman manis dari sana dan meletakkannya didepan Renjun.
"Ini minum dulu Ren. Jangan sedih gitu dong.." Jeno jadi ikut sedih lihat pemuda kecil didepannya murung tak menentu.
Renjun mendongak, tersenyum lebar karena mendapati minuman kesukaannya.
"Makasih ya Jen? Hehe." dengan tergesa ia meraih Vanilla Milk Tea yang ada didepannya, menusukkan pipet disana dan menghisapnya rakus. Jeno sampai terheran dibuatnya, dimana anak murung yang didepannya tadi? Tapi itu juga membuat Jeno lega, setidaknya kemarahan dan kesedihan Renjun dapat menghilang sejenak, dilihat dari mulutnya yang masih setia di pipet.
"Jen, cari cara lain dong biar Jaemin bisa deket sama aku. Cara kamu yang ini gagal nih." ucap Renjun pelan disela minumnya.
"Kamu beneran cinta banget ya sama Jaemin?"
Renjun hanya menjawab dengan anggukan dan tatapan memelas. Jangan lupakan pipinya yang menggembung dipenuhi Vanilla Milk Tea kesukaannya. Jeno terkekeh pelan melihat itu. Tangannya terulur, mengacak surai Renjun pelan dengan tangan besarnya.
"Gemesin banget sih."
Renjun terdiam, begitupun dengan Jeno. Terjadi keheningan diantara keduanya cukup lama.
"Andai aja Jaemin yang gituin aku, Jen." cicit Renjun pelan dan membereskan barang barangnya karena perpustakaan juga sudah mau tutup. Jeno hanya tersenyum kecil mendengar penuturan Renjun.
"Andai aja gue yang ada di hati lu, Ren."
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With You
Fiksi Penggemar"Aku mencintaimu!" "Aku benar-benar mencintaimu.." "Tidak bisakah kau menyukaiku, sedikit saja..?" "Aku menyerah." - warning! ⚠ bxb story, contain rate-m in some chap! ⚠