Baru saja Karin akan memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara dari benda pipih disamping tubuhnya. Dengan sigap, Karin mengambilnya.
"Siapa sih? Malem-malem gini." kesal Karin sambil bangun dari posisi tidurnya.
Abel, tumben telfon. Batin Karin.
"............"
"Waalaikumussalam, ada apa Del?"
"..........."
"A-rgaa? Gua kesitu, suruh temen lu jemput gua." ucap Karin.Rasa khawatir, panik, dan takut tercampur aduk menjadi satu saat ini dihati Karin. Setelah 15 menitan akhirnya, Ferdy menjemput Karin.
Markas Dewa.
Tanpa basa basi, Karin langsung lari kedalam. Menaruh tas kecil miliknua pada sebuah kursi, tanpa dia sadari ada perempuan lain yang berada di situ.
Ya, Kirana. Dia menatap sengit dan jijih ke arah Karin. Karin tak menghiraukan tatapan tersebut, saat ini yang penting bagi dia adalah kondisi Arga.
"Ngapain lu kesini?" tanya Kirana sambil menatap tajam mata Karin.
"Bukan urusan lu." jawab Karin singkat.
"Maksud lu?" senyum sinis terbentuk diwajah Kirana."Arga, dia tunangan GUA! Lu siapa? Cuma mantan belagu." ucap Kirana pedas.
Anak-anak yang ada disitu hanya diam melihat mereka. Ya, walapun mereka muak akan kelauan Nenek Lampir kata si Abel kalau memanggil Kirana.
"Tunanganya ya? Hasil ngerebut? Bangga banget." jawab Karin tak kalah sengit.
Hampir saja Kirana mau menampar Karin, untung saja ada tangan. Ya, tangan Arsa.
"Ga usah main tangan." ucap Arsa dingin.
"Pulang aja deh lu Nenek Lampir." ucap Abel.
"Bikin ribut." ujar Ferdy so dingin."Ko lu gitu sih? Gua kan mau sama Arga. Lagi pula ini markas punya Arga ya, beli pake uang Arga. Gua tunanganya, gua yang berhak ngusir kalian." ucap Kirana
Kirana mendapatkan tatap tajam dan sengit dari mereka semua.
"Lu ga tau apa-apa diem, ga usah belagu." ujar Arsa dengan raut wajah menakutkan.
Dengan cepat Kirana pergi meninggalkan markas.
Tunggu tanggal main gua. Ucap Kirana ditelinga Karin.
Setelah Kirana pergi, Karin menuju kamar Arga. Darah yang sudah kering dibagian bibirnya, ya mulutnya robek. Ujung pelipis mata yang memar, tanganya yang terluka.
"Arga." lirih Karin sambil berjalan menuju kasur Arga.
Arga membuka matanya, dia mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk.
"R-rin, itu lu?" tanya Argam tak percaya.
"Iya Ga ini gua." jawab Karin sambil duduk dikasur.
"Lu kenapa bisa begini Ga?" tanya Karin memastikan."Maaf Rin, gua berantem lagi dan gua mabuk." sesal Arga.
"Sebentar ya." ucap Karin.Karin keluar dari kamar Arga, ia menuju dapur untuk mengambil air kompres.
Setelah itu, ia kembali lagi ke kamar Arga. Ya walapun rasanya sakit waktu itu, tapi hatinya tak bisa berbohong.
"Em gua kompres luka lu ya." ujar Karin setelah sampai dikamar Arga.
Arga hanya menangguk sebagai tanda jawab. Arga memandang Karin, ya wanita cantik, sabar, dan manis. Rasanya ingin mengulang masa-masa indah bersamanya.
"Rin." panggil Arga.
"Hm." sahut Karin yang tengah fokus mengkompres luka Arga.
"Makasih udah mau dateng kesini." ujar Arga."Sama-sama Ga, ini luka udah gua obatin. Tugas gua selesai, gua mau pulang." ucap Karin kepada Arga.
"Rin, jangan pulang." ujar Arga.
"T-tapi Ga..." jawab Karin.
"Gua butuh lu Rin." ucap Arga.Setelah sekitar 5 menit diam, akhirnya Karin memutuskan untuk tetep disini.
"Oke gua ga pulang, tapi sebentar ya." karin keluar dari kamar Arga. Ia mecari-cari nama Bima.
Karin mengabari Bima bahwa ia sedang di rumah temen, ya kalo bilang di markas Dewa bisa bisa mereka berkelahi bukan. Bukan kenapa-kenapa, takut saja Bima mencari nya.
Setelah memutuskan sambungan telfon, Karin kembali masuk ke kamar Arga.
"Lu berantem sama siapa Ga?" tanya Karin.
"Bisa pake aku kamu engga? Please." pinta Arga.
"Oke, kamu berantem sama siapa?" tanya Karin lagi."Waktu itu kamu dihadap anak geng motor kan, terus Ferdy nyelamatin kamu. Dan Ferdy bilang kalo salah satu anak geng motor itu bakal nikmatin kamu, aku ga terima Rin." jelas Arga panjang.
"Terus lanjutanya?" tanya Karin."Aku cari geng mereka itu, aku datangi markasnya sendirian. Aku ga bawa anak lain, karena aku rasa aku sanggup sendirian, tapi salah aku kalah sama anak geng itu. Jumlah mereka banyak banget, aku dihajar sana sini, setelah itu geng motor aku datang dan mereka pun bubar." jelas Arga lagi.
"Makasih Arga." ucap Karin sambil tersenyum manis."Waktu berantem, mereka bilang ga bakal lepasin kamu. Aku takut kamu diapa-apain, gara-gara aku. Dan mereka ternyata sekongkol sama Kirana untuk misahin hubungan kita dulu." jelas Arga berkaca-kaca.
Ya, tubuh saja besar tapi hatinya? Ia benar-benar mencintai dan menyayangi Karin.
"Bukanya hubungan kita ga direstui?" tanya Karin.
"Ibu merestui Rin, tapi gara-gara kekecoh omongan Kirana ibu jadi ga ngerestui." ucap Arga lagi."Terus kamu kemarin malam mabuk?" tanya Karin.
"Setelah aku dipukuli, aku minta Abel buat beli minuman alkohol. Aku takut Rin kamu diapa-apa in." ucap Arga."Maafin aku Rin." lirih Arga.
"Aku tau kamu kecelakaan, tapi aku ga dibolehin jenguk sama Ibu. Aku nyuruh Arsa buat ngawasin kondisi kamu." jelas Arga lagi dengan mata yang mulai berkaca-kaca."Arga." lirih Karin sambil memegang pipi Arga.
"Jangan nangis ya, aku gapapa. Makasih udah khawatirin kondisi aku." ucap Karin."Aku bego Rin, aku salah." sesal Arga sambil memeluk tubuh Karin.
"Arga udah ya, aku maafin." ucap Karin.Setelah lumayan tenang.
"Kamu tidur ya Ga." ucap Karin, ya karena hari mulai tengah malam.
"Kamu disini aja ya." pinta Arga manja.
"Aku bakal berusaha buat dapetin kamu lagi Rin." lirih Arga sambil memegang tangan Karin.Karin tidak tidur disamping Arga, namun dia tidur disebuah kursi disamping kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARIN [SELESAI]
Short StoryIni kisah seorang gadis bernama Karina Ayunda Celsi dengan seorang laki-laki bernama Ananta Arga Putra Dewa. Dua sejoli yang mempunyai hubungan, hingga akhirnya hubungan yang mereka bangun harus kandas. Apa sih yang membuat hubungan mereka kandas? B...