44. Dawet

7 1 0
                                    


Happy Reading

Setelah bercanda tawa di kantin serta memenuhi perut nya, mereka kembali dengan pembelajaran nya. Pembelajaran siang kali ini. Pasti semua siswa siswi lebih dibikin pusing kali ini.

Awa berjalan sendiri di koridor sekolah untuk ke kelas nya. Kenapa sendiri? Karena tadi Wafa tiba tiba masuk kelas duluan karena jam istirahat nya sudah habis. Malas juga untuk Wafa. Kata Wafa gini, " Dasar. Dikira bakalan masuk bareng yang lain. Pinter banget ya gurunya."
Ingat Pa Jaja?,yang tadi mengkasi waktu longgaran untuk belajar yang cepat bakal istirahat cepat? Tapi diam diam ternyata Pa Jaja lebih pintar. Wkwkwkkw

Masih ada beberapa siswa siswi yang di luar kelas. Ada yang berlari lari,ngerumpi,serta ada yang menjahili siswa yang di masukan batu sedikit besar oleh temannya ke dalam celana sekolah nya. Katanya,mumpung celananya tidak pakai ikat pinggang,sedikit longgar pula. Jadi makin asik momen untuk menjahilinya.

Awa ikut tertawa melihat kejadian itu. Ada ada saja memang lelaki disini. Jail banget.

"Wa" Panggilan suara berat dari belakang membuat sang empu membalikan badannya.

"Lo. Ada perlu apa?" Tanya Awa

"Gapapa sih,sekalian bareng aja" jawab lelaki itu

Awa tak meladeni nya,ia hanya terus jalan menuju kelasnya. Najis banget buat ngeladeninya. Dasar munafik. Fikir Awa.

"Kenapa lu?ada masalah?" Tanya nya

Enggan untuk menjawab,Awa terus berjalan dengan menampilkan wajah jutek nya.

"Kalo ada masalah gua siap dengerin Lo ko." Lanjut nya lagi

"Plis pengen muntah gua." Jawab Awa dalam hati.

Merasa tak di ladeni lelaki ini merasa kesal dengan gadis ini.

"Kalo orang nanya di jawab." Katanya lagi sembari memberhentikan gadis itu dan menghalanginya dengan kedua tangan yang memegang tembok dengan keadaan Awa yang berada di dalam kedua tangan lelaki itu yang menghalanginya.

"Mau apa Lo?!" Sentak Awa juga sedikit takut karena perlakuannya. Jujur wajah nya sekarang sangat dekat dengan lawan bicaranya.

Beberapa siswa siswi yang masih ada di sekitaran itu,tak menyangka dengan perlakuan lelaki ini. Mau membantah,tak berani.

"Ehh itukan Awa? Kalo Zidan liat nanti gimana?"

"Iyaya,gimana dong,gua juga ga punya nomor Zidan"

"Mau ngapain lo?"

"Ya mau telfon Zidan lah,buat bantuin Awa"

Mau niat bantuin apa modus nih?

Bisikan bisikan para murid yang panik dan bingung harus bagaimana.

Di lain sisi,ada Selma yang melihat kejadian itu dan mendengar bisikan bisikan para murid. Selma pun ikut panik melihatnya. Selma bingung harus apa.

"Ya Allahh,mmm aduuhh g-gimana ya" bingung Selma ingin membantu seperti apa.

Selma melangkahkan kaki nya untuk membantu Awa namun ia urungkan karena masih ada gengsi yang terlalu besar.

ZIWA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang