"Kau hamil" ucapnya pelan namun masih didengar oleh Gulf yang kini membulatkan matanya menatap Gege tak percaya.
"APA!?"
"Benar Gulf kau hamil, dan kandunganmu sekarang sudah menginjak enam minggu"
"Tapi aku lelaki dok, tidak mungkin itu terjadi"
"Aku tidak tau apa yang terjadi Gulf tapi kau sungguh sungguh spesial baru kali ini aku menangani pasien semacam ini, selamat Gulf aku ikut bahagia"
"Ada apa dengan wajah itu Gulf kau nampak tidak percaya. Aku mempunyai beberapa tespeck kau bisa membuktikannya dikamar mandi" dokter itu memberikan sekaligus tiga tespeck pada Gulf tanpa segan segera Gulf meraihnya dan berlari kekamar mandi.
Selang tiga menit Gulf keluar dan berlari meninggalkan dokter Ge yang menatap kearahnya bingung. Wajahnya sama sekali tak memancarkan kebahagiaan yang ada hanya tatapan kosong seraya airmata yang sedikit sedikit keluar mengalir menuju pipinya . Banyak pasang mata menatap kearahnya penuh tanya hingga Gulf masuk kedalam mobil dan berkata "Pulang Pak" hanya itu yang dia katakan lalu kembali membeku Pak Ahmad yang merasa heran pun tak berniat bertanya hanya tatapan yang mengarah pada wajah Gulf hingga tak sadar Gulf belum menyelesaikan administrasi dirumah sakit. Sampai dirumah Gulf berlari ke lemari menyembunyikan tespeck kemudian menangis sejadi jadinya disudut kamar seraya menjambak rambutnya.
"Aku tidak seperti ini. Ini salah! aku lelaki normal aku bukan perempuan" teriaknya yang kini memukul mukul perutnya keras membuat tangisannya semakin kencang
"Aku gamau hamil aku gamau hiks"
Tangisan Gulf semakin kencang semakin menjadi hingga dia tak berhenti memukul perutnya. Gulf berdiri mengambil gunting diatas meja rias lalu menyingkap bajunya memperlihatkan perut yang sedikit buncit dengan airmata yang tak berhenti mengalir.
"Aku seharusnya tidak seperti ini. Ini memalukan" ucapnya disela sela menatap perutnya sesaat kemudian Gulf hampir menancapkan gunting tepat diperutnya sebelum akhirnya dia sadar menjatuhkan gunting itu kemudian menjerit sejadi jadinya. Gulf merasa Frustasi dia memukul keras cermin didepannya dan menghancurkan barang barang yang ada dihadapannya.
"AAAAAAA" jeritnya kembali jatuh dan terduduk dibawah lantai memeluk lutut seraya menelusupkan kepalanya.
"Ibuuuu~ aku bukan pria seperti itu aku gamau ini terjadi ibuuu maafkan aku" ucapnya disela sela sesenggukannya.
Gulf benar benar tidak terima dengan kenyataan ini, bagaimana bisa seorang lelaki hamil dan mengandung. Baginya ini benar benar aib bagi keluarga dan keluarga Mew Gulf sudah tidak bisa berpikir jernih yang ada dalam benaknya saat ini dia benar benar ingin menghilang dan pergi ketempat yang jauh dimana tak ada seorang pun disana. Kamarnya kini begitu berantakan dengan cermin yang sudah pecah hingga jejak darah Gulf tertinggal sedikit disana begitu pun dengan tangannya yang kini banyak mengeluarkan darah Gulf mengambil pecahan kaca tersebut lalu menggoresnya tepat pada pergelangannya tanpa merasakan sakit apapun tatapannya kosong menatap keluar jendela tak sadar kini baju dan celananya dipenuhi noda darah yang semakin bercucuran.
"Sayang apa yang kamu lakukan?" teriak Mew yang tiba tiba masuk berlari memeluk Gulf mengambil pecahan kaca itu lalu menggendongnya tak peduli dengan pakaiannya yang terkena darah dari tangan Gulf kemudian mengambil kotak P3K didalam nakas mulai mengobati Gulf
"Apa yang membuatmu seperti ini"
Tatapan Gulf masih kosong seraya airmata terus mengalir tak peduli dengan Mew yang saat ini mengkhawatirkannya.
"GULF!" Mew benar berteriak menepuk pipi Gulf. Lagi dan lagi Gulf tak menjawab dia lebih memilih berbaring menyelimuti tubuhnya kemudian tertidur sedangkan Mew masih membeku menatap kearahnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M HERE LOVING YOU SEASON2 [Completed✅]
Fanfiction"Ajari aku apapun, asal jangan tentang bagaimana aku harus tanpamu" "Aku berdiri disini karena kamu alasannya, aku mau menikah denganmu sayang" "Mulai sekarang aku akan menghabiskan setiap waktu dan setiap jam untuk menjagamu" "Terimakasih sayang...