Survive Day

2 0 0
                                    

Dan benar saja aku hampir mati karena debu. Nafasku sesak sangat sulit sekali bernafas, sedikit agak panik karena untuk bernafas pun hanya dapat sedikit udara. Apakah aku harus dioksigen, tidak, aku harus berjuang sendiri. Mencoba berdiri karena semakin sulit bernafas, ku coba angkat kedua tangan keatas tak kunjung reda. Mencoba bernafas dari mulut kali ini makin menjadi. Aku jangan panik ingat ada Allah. Lalu ku membaca takbir disetiap tarikan nafasku. Allahu akbar allahu akbar. Ya Allah tolong aku hanya engkau tempat meminta pertolongan. Masih belum reda juga ku ganti membaca istighfar dalam hati. Astaghfirullah, ya allah aku tahu betapa banyak dosaku. Aku telah mendurhakaimu tapi tolonglah aku saat ini sulit bernafas tolong aku. Ampuni dosa - dosaku. Kuhadapkan wajahku ke cermin dikamar kulihat bagaimana wajahku ketika berjuang untuk mendapatkan satu tarikan nafas. Aku berjuang hidup. Ya Allah aku ingat kakak ku bagaimana engkau menurunkan penyakit padanya dan engkau mengambilnya dari kami. Kemudian aku teringat kucing kesayanganku, ya Allah apakah ini yang dirasakan Tiggy sulit sekali aku bernafas. Ya Allah apakah aku akan mati karena sakit ini, aku masih punya cita - cita aku ingin menghafal qur'an sampai 30juz, aku masih ingin melanjutkan pendidikan aku ingin sarjana, aku ingin terus belajar, dan aku tak ingin meninggalkan kedua orangtuaku saat ini, jika aku harus mati sekarang juga aku ikhlas meninggalkan dunia ini jika itu ketetapanmu tapi ku mohon matikan aku dalam keadaan beriman. Kemudian setelah ku memanjatkan berdoa kurang lebih 10-15menit ada ruang - ruang terbuka didalam paru - paruku. Hanya dengan memohon kepada Allah. Karena ku tahu Engkaulah satu - satunya tempat meminta pertolongan. Aku tak menghiraukan orangtua yang memarahi atas tindakanku. Disaat mereka mengatakan mengapa melakukan ini. Dalam hatiku terus memanggil nama-Mu.

Survive DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang