Dalam waktu 35menit nafasku mulai agak mereda. Ikhtiar yang kulakukan mencoba minum obat herbal habbatussauda cair. Mama melihat nafasku mulai sesak membangunkan papa yang sedang sakit juga. Papa bangun dan menuju kamar menawarkan air panas dibotol. Mengusapkannya dipunggungku. Pertolongan pertama sejak kecil adalah air panas dibotol, dengan ini aku bisa bertahan hidup. Kemudian air panas mulai dingin aku meminta dibuatkan sereh jahe. Mama menawari jahe instan aku tidak mengangguk tanda tidak setuju karena nafasku terasa sakit sekali, tak sanggup berbicara. Mengapa aku meminta sereh jahe, karena aku tahu sereh dapat membuka jalan pernafasan melapangkan paru - paru dan jahe menghangatkannya. Orangtuaku tidak tahu ilmu itu. Selain gemar belajar akupun sering melakukan eksperimen uji coba terhadap obat - obatan herbal untuk kesehatanku. Setelah sesak mulai mereda aku teringat salah seorang santriku yang mensupport beberapa hari kemarin. Ustadzah jaga kesehatan, pokonya jangan lupa berdoaaaa banyak minta pertolongan sama Allah. Menggemaskan sekali dengan suaranya yang lucu melalui voice note imanmu sudah semakin maasyaaAllah aku kagum denganmu Nak. Bahagia pernah turut membersamaimu. Akan selalu ku ingat nasihat dari gadis kecilku. Dan mengapa aku masih bertahan hingga sejauh ini. Karena ku tahu ilmuku sangat sedikit dan amalku juga belum banyak. Aku takut ketika bertemu Allah nanti tak cukup memiliki bekal untuk pulang. Teringat nasihat yang disampaikan kakakku, sebuah nasihat dari Khalifah Abu Bakar kita jangan meminta mati sebelum kita melahirkan karya. Sejak itulah aku berfikir apakah aku bisa membuat sebuah karya sebelum aku mati, minimal punya amal jariyah ketika aku meninggalkan dunia ini. Padahal kita tahu malaikat memandang wajah kita dalam waktu 4menit sekali. Dan berkata jika hamba Allah sedang bermaksiat, Ya Allah hambamu ini sedang bermaksiat padahal aku bisa saja saat ini juga mencabut nyawanya. Tapi apa jawaban dari Allah. Jangan, biarkan saja ia, berikan waktu ia untuk bertaubat. Allah menangguhkan hambanya untuk tidak dicabut nyawanya. Seperti kata Imam Syafi'i, Mengapa sampai saat ini kita masih hidup? Karena Allah masih memberi kesempatan untuk kita bertaubat.
Jadi alasan kita diberi kehidupan sampai hari ini dan mungkin esok lusa dan nanti. Alasannya cuma satu Allah menunggu taubat hambanya, Allah memberi kesempatan kepada hambanya agar kembali ke Jalan Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive Day
RandomSesaat sebelum pergi keluar kota, Mama dan Papa sudah mengingatkan bahwasanya aku tidak boleh melakukan aktifitas yang memicu gejala sakitku kambuh, namun karena kejenuhan yang kurasakan, tidak betah diam saja dirumah harus ada aktifitas yang dilaku...