❥21. Say Yes!

1.7K 246 96
                                    

Baru saja Vernon memasuki cafe itu, amarahnya tersulut melihat Seungkwan dimarahi habis-habisan. Pemilik cafe itu tampak geram, kemudian meminta Seungkwan untuk menuju tempatnya bernyanyi.

Ketika Vernon ingin memberi pembelajaran pada pemilik cafe, langkah kakinya mendadak berhenti . Karena Suara lembut Seungkwan menyapa telinganya. Gadis itu berdiri di atas stage yang sudah disiapkan, dengan beberapa orang yang memainkan alat musik. Tanpa sadar,  Vernon terbius suara merdu gadis berpipi tembam itu. Matanya seolah hanya bisa terpaku pada kecantikkan Seungkwan. Apalagi telinganya yang ingin terus mendengar suara manis ini. Vernon lupa pada dunia, dia berdiri tanpa merasa pegal sedikitpun.

Detik-demi detik berlalu. Vernon sadar dari lamunannya. Kepalanya bergeleng, dia harus ingat bahwa Seungkwan sedang sakit. Vernon seharusnya membawa gadis itu pulang.

Baru saja, Vernon ingin menghentikkan nyanyian Seungkwan. Suara nyanyian Seungkwan sudah berhenti, saat seorang pria berusia 30 tahunan mendekati gadis itu. Pria itu dengan tak tahu malunya, naik ke atas panggung. Lalu menarik pinggang Seungkwan agar semakin dekat dengan tubuhnya.  Dia berbisik di telinga Seungkwan, dan itu membuat raut wajah Seungkwan berubah.

Seungkwan jelas merasa risi, dia berusaha keras untuk melepas tangan pria ini. Sayangnya, pria itu malah semakin menahan pinggangnya. Tangan itu bahkan tak segan untuk merambat ke bawah. Sebelum ...,

PRANG ... satu gelas melayang, terlempar hingga menyentuh tembok. Gelas itu bahkan hampir mengenai kepala pria--- yang sedang menahan Seungkwan.

"BR*NGS*K!!" umpat Vernon marah. Pelaku yang melempar gelas.

Setelah berusaha untuk melepaskan diri, akhirnya pria itu melepaskan Seungkwan. Rahangnya mengeras, sorot matanya kemudian bertemu dengan Vernon.

"BAPAK-BAPAK M*SUM! UDAH TUA GAK SADAR UMUR!!"

BUGH ...

Tanpa aba-aba Vernon menghajar pria di hadapannya. Pria yang dengan tak sopannya, menyentuh gadis yang dia sukai. Jelas saja Vernon marah, apalagi saat melihat mata Seungkwan berkaca-kaca ingin menangis.

Tangan Vernon kemudian menarik kerah pria itu. Tanpa ampun kakinya menyiku perut beberapa kali. Tangan Vernon juga tak bisa diam, dia memukuli wajah orang yang membuatnya darah tinggi hari ini juga.

Seungkwan menutup mulutnya tak percaya. Saat melihat Vernon marah dengan wajah tak bersahabat. Bule tampan itu seolah ingin membunuh orang di hadapannya. Kemana Vernon cuek dan santai?

BRUK ...

Vernon mendorong tubuh pria yang sudah dia pukuli, hingga terdorong jatuh ke meja. Darahnya berdesir, benar dugaan Seungkwan. Jika Vernon ingin menghabisi pria itu. Semua orang yang melihat kejadian itu menonton dengan serius. Mereka seperti menonton drama penyiksaan di depan mata. Sebelum, pihak cafe berusaha melerai Vernon.

"Vernon, udah ... jangan berantem," pinta Seungkwan.

Vernon menulikan pendengarannya, dia kembali menarik kerah bahu pria itu. Sudut bibir Vernon tersenyum miring,"Berani-beraninya lo nyentuh Seungkwan!"

Bugh ...

Dengan wajah dipenuhi memar, pria itu tersenyum kecut."Ck, cewek rendahan kayak dia itu ... emang pantes jadi bahan obralan. Liat cewek itu! Dia sengaja ngegod---"

Bugh ...

Vernon kembali melayangkan satu pukulan. Kini, kedua tangannya melingkar erat di leher sang korban. Vernon berniat menghabisi orang ini. Sayangnya, orang itu tiba-tiba melayangkan satu pukulan pada pipi Vernon. Jadilah, Vernon melepas cengkeraman tangannya.

🌼CHAN COMBLANG |Svt Gs|[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang