Menatap senja yang sangat indah. Aku bersenang senang setelah memiliki rumah baruku. Dirumah yang sederhana, ku melihat banyak kebun buah buahan. Tetapi, kurasa ini tidaklah cukup dibanding kebahagiaan bersama orang tuaku.
Diumurku ke 13, aku sama sekali tidak pernah sekolah. Sebenarnya, keluargaku orang yang sangat amat kaya raya. Dulu kami sering borfoya foya hingga tak ingat harga diri. Maka datanglah suatu saat, saat dimana keluarga ku hilang akal sehatnya dan saling berbunuhan. Yang tersisa hanya adikku yang lebih muda setahun dibanding diriku. Aku meninggalkannya untuk menyelamatkan diriku. Aku yang sedang bersembunyi pun kabur dan tak menyelamatkan adikku yang bisu itu.
Kurasa ini tak terlalu menyedihkan dibanding kehidupan orang yang menderita lainnya. Syukurlah rumahku terpencil, jadi tak akan ada yang mencampuri urusan hidupku.
Aku mencakupi kebutuhan dengan menjual buah buahan di kebun apel ini. Orang sekitar tak begitu mengenalku karena diriku tak pernah dipublikasikan.
Uangku sudah sedikit terkumpul dan aku mulai membuka toko.
"Fen, hebat sekali kamu bisa membuka bisnis sendiri." Sapa pak sur si pemilik toko tempat Fendi menitipkan buah buahannya.
"Hehe, pak sur. Terimakasih sudah membantuku berjualan selama ini ya.
Ini durian yang paling manis untuk bapak! Balas Fendi sambil membawakan sebuah durian besar yang harumPak Surya bersenang hati menerima buah itu lalu berterimakasih sambil ingin mengambilnya."Wahh,, terimakasih banyak nak."
Saat Fendi ingin memberikan buah itu, tangan Fendi kesemutan! Ia menjatuhkan durian diatas kaki pak Surya. Kaki pak Surya berdarah darah kemudian menjerit. Pak Surya pun tak sengaja terpeleset ke tiang warung kemudian pingsan dengan benturan keras dikepalanya dan berdarah darah. Fendi yang lemah dan berkeringat dingin, tak bisa berbuat apa apa kemudian berteriak minta tolong. Ia mempunyai mental yang sangat lemah dan tak bisa bergerak saat itu. Tokonya pun jauh dari rumahnya dan rumah warga
"Waduh waduh, ada apa ini??" Warga berbondong-bondong datang ke toko Fendi.
Fendi menangis tak bisa apa apa pasrah.
"Nak, kamu apakan pak Surya?? Tanya panik adiknya pak Surya.
Mereka memeriksa kondisi pak Surya. Hingga membawa kerumah sakit. Fendi ditinggal ditokonya. Ia stress dan berdiam diri.
Dokter membuka pintu. Keluarga pak Fendi sangat cemas saat itu. Hanya diam dengan penuh harapan kedokter.
"Maaf kepada keluarga Surya, pak Surya telah.. meninggal".
Dan begitulah, pembunuhan pertamaku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Moments
Non-FictionKehilangan segalanya adalah sesuatu yang paling menyakitkan. Semua orang tahu bahwa kebahagiaan tak akan bertahan selamanya. Moment moment kehidupan Fendi lah contohnya. Ia menjalani hidup ditemani bibit bibit apel.