Syila sibuk mengotak-atik ponselnya sedari tadi. Perasaannya resah, sangat terlihat dari raut wajahnya yang tak tenang. Rania bahkan sudah pening melihat sahabatnya yang seperti memiliki masalah, tapi enggan berbagi."Lo kenapa sih, Syil? Gue udah mau pergi nih, lo gak papa gue tinggal?" tanya Rania yang sudah menjinjing tasnya.
"Gak papa, kok. Lo kalau mau kencan pergi aja sana, gue udah biasa ditinggal sendiri juga."
"Dih, bete lo? Makanya cepet punya pacar, biar malmingan ada gandengan, hehe," ejek Rania dengan muka menjengkelkannya.
"Dih, ngeselin lo. Biar jomblo gini gue berkelas, yah. Udah sana buruan lo pergi, deh, keburu Iyan ngambek."
"Pacar gue mana pernah ngambek ke gue. Ya, udah deh, gue duluan yah, bye Syila."
Syila terus menggerutu membaca komentar negatif yang masuk di notifikasi ponselnya. Arkan memposting siluet foto Syila saat melihat senja beberapa hari yang lalu. Syila kaget karena ia tidak tahu-menahu mengenai foto itu dan tiba-tiba saja Arkan mempostingnya dengan menandai akunnya.
(Anggap aja gini)
Siluet Syila memang bukan yang hitam pekat, tapi masih terlihat raut wajahnya meski dengan cahaya yang minim. Komentar yang membuatnya kesal adalah seseorang yang menjelek-jelekkan Syila dan membandingkannya dengan perempuan yang berada di postingan Arkan sebelumnya.
Syila sendiri baru sadar bahwa Arkan memposting foto berdua dengan perempuan yang sepertinya candid. Ia menjadi sedikit kesal dibanding-bandingkan dengan perempuan itu. Yang membuatnya kesal adalah fakta bahwa perempuan itu jauh lebih cantik darinya, setidaknya itu pemikirannya.
Sepertinya Arkan juga tidak pernah menceritakan apa-apa padanya. Ia menjadi tidak merasa spesial. Eh, tunggu, apa sebelumnya ia merasa spesial? Iya, setidaknya dalam beberapa bulan terakhir ia merasa kedekatannya dengan Arkan bukan hanya sebatas teman biasa. Wajar kan bila ia kesal?
Saat kesal, Syila ingin makan banyak-banyak. Ia pun keluar kamar menuju swalayan yang ada di bawah untuk membeli banyak camilan. Saat keluar dari lift, Syila melihat seseorang yang ia kenal. Nalurinya tanpa sengaja membawanya ke tempat sekarang, di ujung lorong yang entah di bagian mana. Ia sudah seperti penguntit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Belum Mencintaimu [END]
Novela Juvenil🌬️Cerita ini hanya 10 bab, gak banyak, hehe. Selamat membaca 😍 Cerita pendek yang mengisahkan tokoh Syila yang masih terjebak dengan masa lalunya. Syila menganggap bahwa cinta itu sesuatu yang tak bisa ditemukannya pada banyak orang. Bahkan ketika...