Start write from 2020 and revisi never end
chapter ini mengandung unsur dewasa.
bijaklah dalam membaca🔞🔞🔞
Jimin memakai baju Seokjin yang kebesaran kali ini bukan kaos yang melorot . Dia mengenakan sweeter besar turtleneck, Seokjin ingin menutupi jejak yang masih belum di sadari yoongi . Bisa bahaya nanti.
Yoongi baru saja memarkirkan mobil berjalan mendekati Jimin yang masih melongo melihat rumahnya .
Si pucat menarik tangan mungil adiknya untuk masuk ke dalam. Keluarganya juga sudah selesai sarapan , mereka duduk di ruang keluarga menimati teh hangat .
Ji ah dan tuan min berdiri ketika yoongi datang , sedangkan Soo Hyun masih terdiam menatapi kedua saudaranya masuk .
Jimin masih terlihat canggung saat itu, tangan sebelahnya memilin ujung sweeter berharap mengurangi kegugupannya . Sebelah tangannya mulai berkeringat dalam genggaman seorang yoongi .
Ji ah tersenyum mendekati Jimin , tetapi senyuman hanya seutas senyuman. Air mata ji ah menggantung di pelupuk matanya ketika mata cantiknya bertemu dengan mata Jimin . Senyuman Jimin terukir di wajah indah itu, ji ah memilih untuk memeluk anaknya dengan sangat erat seolah tidak akan ada hari esok .
Yoongi yang sudah melepaskan tangannya memilih duduk di samping adik perempuannya.
"Jimin".
"Nde. Eomma". Jimin membalas pelukan eommanya. Menyalurkan ketenangan, seolah memberi kepastian bahwa ini benar Jiminnya .
"Aigooo sudah sudah sayang, nanti Jimin sesak". Tuan min menarik lengan istrinya untuk duduk .
"Wah ini uri Jimin? dia manis sekali". sapa tuan min dengan sangat ramah.
Jimin membungkukkan punggungnya kemudian memperkenalkan diri dengan sopan "anyeonghaseyo . Naneun park Jimin imnida".
"Ayo ayo nak duduk dulu". Tuan min mempersilahkan , namun secepat kilat istrinya menarik tangan kecil anaknya untuk duduk di sampingnya di sebuah sofa panjang yang berhadapan dengan Yoongi dan Soo hyun. Mau tidak mau tuan min duduk sendiri di sofa single .
Seolah takut jiminnya pergi , ji ah masih setia menggenggam tangan kecil itu . Matanya juga tidak lepas memandangi sosok anaknya , jangan lupakan senyuman yang tidak hilang dari wajah cantiknya.
"Eomma . Dia tidak akan lari , kenapa harus melihatnya seperti itu?". Soo Hyun merasa cemburu , dia berdiri duduk di tengah memisahkan Jimin dan sang eomma . Melihat tingkah kekanakan anaknya tuan min hanya menggelengkan kepala , sedangkan Yoongi justru gemas saat itu.
"Oppa". Soo Hyun memandangi Jimin sebentar kemudian memeluk si mungil . "Oppa. Maafkan aku".
Gumam si gadis dia kembali melepaskan pelukannya , kali ini dia sudah berderaian air mata . Jimin menangkup wajah adiknya menghapus deraian air mata yang membasahi wajah cantik itu. "Aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau meminta maaf padaku".
"Kenapa kau minta maaf Soo Hyun?". Eommanya bertanya . Soo Hyun mengerjapkan matanya bingung , dia melirik Yoongi yang mengangkat bahu seolah berkata 'tidak tau'.
"Eomma , Jimin dulu pernah bekerja bersama Soo Hyun , saat Jimin keluar . Soo Hyun bilang akan sering bertemu denganku . Tapi sampai berapa bulan kami justru ketemu lagi di agensi BTS . Dan ya. Aku marah padanya, jadi dia meminta maaf karena itu". Jimin menjelaskan , dia menggenggam tangan lentik adiknya .
Ji ah tersenyum , oh ya . lihat yoongi yang menaikkan satu alis pada tatapan Soo Hyun , Seolah berkata 'lihat, oppa mu itu sangat baik'. Tatapannya berbalas senyuman manis Soo Hyun saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Asisten✅(Jikook)
FanfictionBagaimana rasanya menangis tanpa suara? Jimin mampu bertahan sampai akhir bersama luka hati yang masih terpendam . Dia tidak berniat menyembuhkan luka itu , sampai pada akhirnya Jimin yang menyembuhkan luka hati orang lain . Jimin yang lembut dan p...