Please, Help me...|| Countryhumans Netherlands x Indonesia [Hiatus]

15. "Family and Personal Problems."

•> 20.15

Indonesia menghela nafas, ia melihat mantan yang ada dihadapannya. Tangannya kadangkala bergetar dan keringat dinginnya bercucuran.
Neth yang melihat itu juga mengerti, Indonesia sedang berusaha.

"Indies, kalau kau tidak kuat—"

"Tidak! Aku kuat kok." Tegas Indonesia.

Netherlands menghela nafas. Ia berdiri lalu mendekati Indonesia. Mengelap keringatnya lalu memegang tangannya.

"Tanganmu dingin." Netherlands lalu melihat muka Indonesia. Mukanya memerah. "Oh ya, kau tidak sedang demamkan?"

Indonesia menggeleng, "Tidak."

Netherlands menghela nafas lalu kembali ke tempat duduknya, "Kalau ga kuat bilang."

Indonesia mengangguk lalu meneruskan makannya. Entah kapan trauma Indonesia akan menghilang.

Kediaman Netherlands

Alexander mulai membedah kamar Netherlands. Ia membuka setiap tempat yang menurutnya menyimpan petunjuk.

"Ayolah...setidaknya ada satu petunjuk di sini."

Brak!

Beberapa lembar berkas jatuh saat Alexander membuka lemari kecil di bawah meja Neth. Alexander menghela nafas lalu merapikannya lalu melihat berkas itu satu-persatu.

"Ini...isi perjanjian KMB? Kenapa berbahasa Indonesia? Dan sepertinya sudah ditulis ulang."

Hasil Konferensi Meja Bundar 2 November 1949:

1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
3. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
4. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet (kapal perang kecil) akan diserahkan kepada RIS.
6. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

Catatan: Kau harus membayar 4,3 milliar gulden kepadaku.

Alexander melihat itu hanya tergemap. Ia tau bahwa Indonesia harus membayar itu, supaya mendapatkan kedaulatan dari negaranya. Dan utang itu baru lunas 2006.

"Disaat tahun itu juga, kami mengakui kalau Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. Dasar...apa ini yang disebut tidak bisa move on?"

Alexander lembaran kertas itu, lalu mengambil dua lagi. Isinya sama-sama perjanjian, tapi ini perjanjian Renville dan Linggarjati.

"Hh, udah ini agresi militer ya? Pantas saja ia trauma."

Alexander ingin menyimpan lembaran berkas itu tapi ditahan oleh istrinya, yang tiba-tiba ada di belakangnya.

"Aku ingin baca."

Alexander mengangguk lalu menyerahkan itu kepada sang istri. Maxima tersenyum lalu membaca berkas itu.

"Baiklah ayo cari lagi."

Alexander mulai mengacak-acak lemari baju Netherlands. Maxima yang ga kuat ngelihatnya pergi keluar kamar. Biasa, 99% emak-emak pasti gitu.
Maxima mulai membalik kertas yang tertulis perjanjian Renville, ada tulisan di sana. Ia memincingkan matanya, karena tulisannya terlalu kabur.