Pagi tiba, Azriel mendatangi indekos Ara untuk mengenalkannya kepada mama dan papanya. Mereka menyukai gadis seperti Ara. Selain baik dan lugu, Ara juga orang pekerja keras. Tak mudah mendapatkan gadis seperti Ara di jaman sekarang.
Anjani melihat wajah Ara hampir sama seperti dengan Rara sahabatnya. Rendi juga sedikit terkejut melihat tatapan Ara yang sama persis dengan sahabatnya yang bernama Refan. Mereka tahu gadis itu putri dari sahabatnya, Rendi senang bisa bertemu putri sahabat lamanya. Anjani juga langsung memeluk Ara setelah Ara memberi tahu siapa orang tuanya.
“Arabella, kamu putrinya Rara?” tanya Rendi menyadari kemiripan Ara dengan sahabatnya.
“Kamu mirip sekali dengan Refan, Nak. Siapa nama ibu dan ayahmu?” tanya Anjani ingin mengetahui siapa orang tua Ara.
“Nama bunda saya, Rara Rindiani, sedangkan ayah Ara bernama Refan Arkanata Rafazyah,” jawab Ara membuat kedua orang tua paruh baya itu tersenyum bahagia dan segera memeluk Ara.
“Kamu putrinya Rara? Masyaallah, Tante senang bertemu denganmu, Ara.”
“Tante dan Om ini sahabatnya ayah dan bundamu. Kami terpisah karena orang tuamu tinggal di Kediri. Mulai sekarang kamu akan menjadi putri kami.”
“Baik, Om dan Tante.”
Gadis yang imut dan langka, batin Azriel melihat interaksi kedua orang tuanya.
****
Tiba di kampus Azriel melihat sahabatnya sedang memantulkan bola basket sambil memasukkannya ke ring. Sahabatnya itu tidak menyadari bahwa saat ini dia menjadi pusat perhatian para mahasiswi. Azriel terkekeh kecil, sahabatnya ini memang selalu bersikap dingin seperti es.
“Halo, Bro! Gak nyadar jadi pusat perhatian?” sapa Azriel menghampiri sahabatnya.
“Ceweknya aja yang lebay,” sahut sahabat Azriel melihat tatapan mata para gadis.
“Bukan, tapi pesona lo terlalu memikat.” Azriel terkekeh kecil melihat sahabatnya yang selalu bersikap dingin di depan para gadis.
“Udahlah. Ayo, bertarung! Kita lihat siapa yang menang, gimana?” ajak sahabat Azriel yang merupakan ketua basket di kampusnya.
“Oke. Let’s go!” Azriel menaruh tasnya di samping lapangan. Ia segera memulai pertarungan dengan sahabatnya. Azriel selalu unggul karena mencetak gol terbanyak.
Cukup lama Azriel bertarung dengan sahabatnya, dia juga menjadi pusat perhatian para mahasiswi cantik di kampus. Mereka berteriak menyoraki dua pemuda tampan yang bermain bola basket. Mahasiswi memperhatikan cara mereka bermain basket, ada pula yang memperhatikan ketampanan karisma dari Prince Ice kampus itu.
“Angkasa! Love you.”
“Ketua BEM aku padamu!"
“Azriel, semangat!"
“My prince!”
“Angkasa pangeran kampus, aku padamu!”
“Azreil pangeranku, tuan putrimu mendukungmu.”
“Ayo, Azriel! Angkasa!”
Bel masuk berbunyi dan menghentikan permainan seru keduanya. “Udah masuk, Bro. Besok lagi.”
“Oke, see you.”
Azriel, sahabatnya beserta para mahasiswi meninggalkan area lapangan basket. Mereka masuk ke kelas prodi masing-masing. Ada pula adek kelasnya yang tak kalah dingin dengan Azriel, dia memiliki suara yang indah dan jago dance di kampus, Kenzo beserta sepupunya Reyhan dan temannya Garin. Pemuda yang telah mematahkan hati para gadis akibat penolakan pemuda tampan tersebut.
“Makan dulu nih ada rujak cingur, cukuplah untuk lima orang.”
“Wah... kebetulan. Tahu aja lo kalau gue lagi laper.”
“Makan, Han. Makanan kesukaan lo, kan, ini.”
“Reyhan, kemarin lo ke mana gak kuliah?” tanya seorang pemuda kepada sahabatnya.
“Gue kepikiran sama bidadari gue yang indah seperti bunga matahari. Kayak gimana dia sekarang, ya?”
“Pantes nolak semua mahasiswi cantik, ternyata udah ada yang spesial,” sahut pemuda lain yang ikut nongkrong.
“Dia bukan sekadar spesial, tapi dia sangat berharga bagi gue,” jelas Reyhan menatap tajam ke arah sahabatnya.
“Oke-oke, siapa namanya?”
“Iya, Rey. Kita sepupu, lo.”
“Rahasia.”
“Ya, elah... sama sahabat sendiri kok gitu. Siapa tahu bisa gue embat.”
“Gak! Dia cuma milik gue!” sentak Reyhan tak terima gadisnya dimiliki orang lain.
“Ayolah, Rey... cuma pengen tahu,” bujuk Kenzo sepupu Reyhan.
“Gak!” sentak Reyhan.
“Reyhan... lo, kan, sohib gue yang ganteng, gue habiskan rujaknya, ya?” puji Vino karena ada maunya.
“Ya, jelas dong… Reyhan! Emangnya lo, yang kayak orang sawahan,” bangga Reyhan kemudian menatap Vino sengit.
“Setan lo! Anaknya siapa sih,” cetus Vino.
“Anaknya Papa dan Mama,” balas Reyhan.
“Gue kira anak gelandangan. Rujak lo gue abisin, ya? Gak dimakan sih sayang, ‘kan?” ejek Kenzo dan Garin mencuri rujak cingur Reyhan.
“Habisin aja, Reyhan udah kenyang. Cepetan udah bel, waktunya balik.” Daniel ikut memakan rujak cingur Reyhan.
“Garin, Vino, Kenzo, Daniel! Sialan, gue belum kenyang!” keluh Reyhan geram.
“Balikin gak!”
“Gak mau, udah di perut.”
“Garin, Vino, Kenzo, Daniel!”
“Kabur...! Ada singa ngamuk.”
Kelima pemuda tampan itu bersahabat. Mereka bertemu sejak pertama kali masuk di kampus. Di depan para gadis mereka terlihat dingin. Namun sebaliknya, saat berkumpul, mereka bercanda dan saling menjahili sahabatnya. Reyhan sang ketua mendapatkan julukan 'Raja Ngambek’ karena jika dalam kondisi marah, dia akan berubah seperti singa yang menerkam mangsanya.
Garin, Vino dan Kenzo sering menjahili Reyhan sebagai Raja Ngambek. Itulah momen yang mereka anggap paling seru. Reyhan selalu menjadi kesengsaraan sahabatnya. Lucu dan pastinya seru bisa bersahabat dengan mereka berlima yang saat ini menjadi maba. Mereka adik kelas Azriel dan Angkasa.
Azriel dan Angkasa bersahabat sejak mereka menjadi junior di kampus. Sekarang mereka sudah menjadi senior, dan wajar jika terkenal dengan sebutan 'Prince Ice'. Sifat mereka sama-sama dingin, wajahnya datar serta pandangan tajam. Dua pemuda itu berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
Angkasa mampu berbahasa asing selain bahasa Indonesia. Nilai mereka berdua selalu terbaik di antara pemuda lainnya, tetapi Angkasa lebih unggul dari Azriel sahabatnya. Sebab, Angkasa mampu menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, sedangkan Azriel hanya mengetahui cara berbisnis yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Dream (Revisi)
RomansaSalahkah jika aku berharap untuk tetap hidup? Menggapai semua impian yang belum tercapai Haruskah aku berpura-pura kuat padahal rapuh. Ataukah suatu saat aku mendapat cinta dan sahabat yang menyayangiku mungkinkah aku masih ada?. Tinggalkan jejak! J...