✧KEMBALINYA PUTRI MAHARDIKA✧

11.4K 527 20
                                    


SAQUELA ✧✧ BAB 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAQUELA ✧✧ BAB 7

Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media.

________________________________


Nauval mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, selepas dari Getap, Nauval menyempatkan dirinya untuk singgah ke salah satu toko boneka dan restoran untuk membeli sesuatu yang akan Ia berikan pada seseorang nantinya.

Nauval sangat menikmati jalanan sore ini, nampak tenang dan terhindar dari kemacetan. Ia berbelok arah memasuki daerah perumahan lalu memberhentikan motornya disebuah rumah bernomor 112/block 9C.

"Sore, Den Nauval." sapa seorang lelaki berusia kurang lebih 46 tahun.

"Sore, Papa udah sampek?"

"Belum Den. Kalau tidak salah tadi Bapak bilang mau mampir ke rumah temannya." balasnya sambil membuka pintu gerbang yang menjulang tinggi.

Nauval mengangguk singkat, kemudian melajukan motornya ke dalam dan memakirkannya di garasi.

Langkah lunglainya membawa lelaki itu berjalan menuju ruang tamu berniat istirahat sebentar sambil menunggu keluarganya datang.

"Aden, ini ada yang bawa barang, Mbok taruh disini ya?" izinya pada Nauval.

"Taruh aja Mbok. Itu mau aku kasih ke Rara." ucapnya dengan malas. Mbok lastri mengangguk patuh kemudian meletakkan beberapa barang itu di atas meja lalu kembali ke depan.

Merasa terganggu jika berlama-lama berdiam diri disini, Nauval memutuskan untuk naik ke lantai dua menuju kamarnya sekalian membersihkan diri karna hari sudah sore.


SAQUELA ✧✧ BAB 7


Rara berlari dengan semangat memasuki rumah besar di depannya. Satu tangannya menyeret satu koper penuh yang berisi buku novel dan beberapa miniatur. Ketika langkah kakinya membawa gadis itu sampai diambang pintu, teriakan Rara menggema memenuhi hampir seisi ruang tamu.

"Bang Zen!!!"

Rara mengederkan seluruh pandangannya, menyapu setiap inci ruangan ini. Tidak ada yang berbeda, masih sama seperti dulu.

"Abang! Aya pulang!!" panggilnya lagi.

"Sayang, jangan teriak-teriak! gak enak sama tetangga." ujar Yura yang datang bersama Hendra.

SAQUELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang