The Servant

15.7K 480 81
                                    

Warn! (Rate: M, genre: soft, angst)
Pair: Kita Shinsuke x Kageyama Tobio

******

Tinggal di pinggiran kota jauh dari bisingnya lalu lintas jalanan memang menenangkan. Pemandangan hijau sawah, kebun, dan gunung kala mata memandang ke luar rumah. Belum lagi udara dingin nan menyejukkan hati.

Kita Shinsuke, pemuda berambut perak dengan ombre hitam diujungnya. Seorang pecinta kebersihan, melakukan segala sesuatu dengan tekun tanpa mengambil jalan pintas, bisa disebut si tuan sempurna, atau pelayan yang sempurna karena posisinya sekarang yang sebagai pelayan.

Menjadi pelayan bagi keluarga Kageyama. Shinsuke diajari patuh dan melakukan rutinitas dengan sempurna sejak kecil oleh neneknya. Kini ia menginjak usia 19 tahun. Lelaki itu sedang berada di tengah luasnya hamparan padi, mengarang sebuah buku puisi.

Siapa sangka, ia seorang pecinta sajak. Bibir tipisnya tersungging manis kala menulis puisi romansa. Menikmati ketenangan dan keindahan dalam buaian kata. Hatinya terasa damai seperti sedang mengapung di tengah awan.

Bungaku yang cantik
Aku sangat mencintamu
Parasmu yang bersinar mengalahkan rembulan
Meluluhlantahkan samudera hatiku

Shinsuke tersenyum, sosok bunga muncul dalam benaknya. Seorang lelaki manis dengan mata biru bak samudera raya. Kulitnya seputih kapur dan selembut madu. Jarang tersenyum namun begitu merayu.

"Kageyama-sama.."

Shinsuke jatuh cinta pada tuannya sendiri.

.
.
.

Si rambut perak telah kembali ke dalam rumah. Ia mendekat pada suara tv di ruang tengah. Di sana, sang tuan muda yang menjadi rembulan hatinya tengah terduduk. Usia mereka terpaut dua tahun, Shinsuke lebih dewasa.

"Kageyama-sama, sudah waktunya anda mandi.." Shinsuke membungkuk di samping sofa, tak berniat menghalangi sang tuan muda yang tengah menonton tv.

"Ya, Kita." Kageyama meraih remot untuk mematikan tv yang mempertontonkan perlombaan voli. Ada teman-temannya disana, membuat ia merasa iri.

Setiap kali mendengar decit sepatu dan suara bola yang dipukul kencang hatinya terasa panas. Kageyama menunduk dengan kedua tangan mengepal, matanya menatap pada sepasang kaki.

Sayapnya telah patah kala pertandingan nasional pertamanya. Bahkan operasi tidak mampu mengembalikan dirinya yang dulu. Kageyama yang sekarang, meskipun kedua kakinya utuh dan mulus, keduanya sudah tidak bisa ia kendalikan total.

Untuk itulah Shinsuke ada. Untuk melayani dan merawat Kageyama Tobio sampai ia menikah.

Shinsuke menggendong Kageyama layaknya pengantin. Kedua tangan mungil seputih salju itu melingkar pada lehernya, sedang empunya kedua tangan itu hanya menunduk.

Membayangkan suatu saat tuannya menikah dan dia tidak lagi merawatnya membuat Shinsuke merasa rapuh entah mengapa. Ia suka sesuatu yang statis, sesuatu yang seperti biasanya dan jika Tobio menikah kelak, itu akan menjadi guncangan terdasyat bagi dirinya.

Bisakah aku memilikimu selamanya?
.
.
.

Shinsuke mendudukan Tobio di pinggir tub lalu melucuti pakaiannya perlahan, sampai benar-benar polos baru setelahnya Kageyama masuk ke dalam tub.

Aroma vanila maskulin menguar dari uap air hangat dalam tub. Shinsuke telah memasukan wewangian itu sebelumnya. Ia mulai menggosok pelan pundak sempit Kageyama lalu turun kepunggungnya.

Ini sudah tugasnya sebagai pelayan, jadi pikirannya tak berani lancang. Namun setiap kali ia menyentuh tubuh itu, ia tidak bisa berhenti memuja.

Sudah tidak ada lagi otot pada lengan ataupun perut Kageyama, semuanya sudah rata. Ia benar-benar seperti bunga teratai dalam tangan Shinsuke. Lelaki itu merawatnya dengan sempurna, mendadani dirinya dengan luar biasa.

Kageyama Harem Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang