"well Shouyo~ ternyata kau benar-benar menerimaku~" ucap Sakusa membuat pemuda jingga yang kini tengah terengah-engah melemparkan tatapan bertanya dengan mata sayu.
"menjawab tatapanmu Shouyo, sebenarnya klaim ini tidak akan terjadi jika salah satu pihak menolaknya, artinya... Kau menerimaku sebagai vampire-mu tanpa sadar" ucap Sakusa masih dengan seringai.
"itulah kenapa ada tanda klaim didadamu" lanjutnya sembari mengelus dada Shouyo membuat pemuda jingga itu menggeliat, tangan itu enak?
"dan itu makin membuktikannya ketika tato ini berpendar tadi" lanjutnya masih dengan jari jemarinya berada didada mulus milik Shouyo.
"ketika aku menghisap darahmu tadi, itu tidak semata-mata hanya untukku, karena ini adalah Simbiosis mutualisme, hubungan saling menguntungkan, aku meminum darahmu membuat aku mendapatkan energi. Kamu yang darahnya diminum juga mendapat keuntungan jika aku mengklaim-mu"
Shouyo terlalu berkabut untuk mendengarkan penjelasan sang pangeran vampire, jadi apa keuntungan yang aku dapatkan?
Sakusa yang mengerti itu makin memyeringai "kenikmatan" ucapnya dengan santai.
"eh? Uh ap-apa itu?" tanya Shouyo bingung, tentu saja ia bingung, ia masih 12 tahun lagipula. Apaan itu kenikmatan? Emang makanan!
Menjawab hal itu, Shouyo tersentak ketika lidah basah milik sang pangeran vampire berada di lehernya, atau mungkin lebih tepatnya menjilatinya dengan sensual.
Tapi anehnya, bukan penolakan yang dilakukan oleh Shouyo, tubuhnya menerimanya seolah itulah yang dibutuhkannya.
Shouyo tak mau memikirnya lagi ketika lidah sang vampire makin liar menjilatinya "Aah~"
~♥~
Shouyo terbangun dipagi harinya, tubuhnya sedikit sakit ketika ia gerakkan, tapi tetap menggeliat tak nyaman dibawah selimut, pasalnya ia baru menyadari kalau ia tak memakai sehelai kainpun. Yang berarti kalau selimut itu dibuka, akan memamerkan kulit mulus miliknya.
Ngomong-ngomong tentang mulus, Shouyo baru sadar jika ia memiliki bercak merah liar dikulitnya, dan bagian bawahnya sakit, itu seperti ia baru saja melakukan hal yang tak pernah ia lakukan.
Ketika ia mengingatnya, Shouyo memerah ketika teringat tubuh kekar milik sang pangeran vampire dengan otot-otot sempurna, dada bidang yang mulus, tak ada luka sedikitpun, dan itu-nya membuatnya makin memerah.
Shouyo menenggelamkan wajahnya pada bantal, teriakan tertahan terdengar disana, telinga dan lehernya sudah sangat memerah. Pikirannya dibawa kembali ke kejadian tadi malam--
"aah~ ungh~ mhh~ o-omi-khun~ aahh~"
"aaarrrggghhh aku tak mau memikirkannya lagi!" teriak Shouyo dengan wajah memerah hebat.
"kenapa kau berteriak seperti itu baby?~" suara familiar tiba-tiba berbisik ditelinga Shouyo, membuat sang empu menggeliat ketika merasakan hembusan nafas sang pangeran vampire.
"uh omi-kun? Ke-kenapa--"
"kenapa tubuhmu sakit semua?" tanya Sakusa memotong ucapan Shouyo, pemuda jingga itu mengangguk mendengarnya dan tubuhnya kembali menggeliat ketika tangan dingin milik sang pangeran vampire mulai menelusuri kulit sensitifnya.
Sakusa mulai menjilati kulit milik pengantinnya, luka-luka atau bercak merah disana hilang sepenuhnya, tapi ia tak menghentikannya dari menggoda Shouyo.
"umh~ ah omi-kun hentikan!" ucap Shouyo ketika sadar bahwa kulitnya sudah kembali seperti semula, tidak ada bercak merah yang ia lihat atau sakit yang ia rasakan ketika menggerakkan tubuhnya.
"kenapa aku membiarkan semuanya masih ada? Karena kau bisa saja berpura-pura lupa ketika bangun, jadi ini hanya sebagai pengingat saja" ucap Sakusa dengan seringai membuat Shouyo memerah.
Itu benar! Awalnya Shouyo ingin menganggap itu hanya mimpi, tapi setelah melihat keadaannya ketika ia bangun, pemuda jingga itu tak jadi menganggapnya mimpi!
"ayo, kau harus makan, setelah ini kita akan menjalankan hari yang menyenangkan~" ucap Sakusa dengan nada menggoda, membuat Shouyo kembali memerah.
"uh mandi dulu" ucap Shouyo ketika menyadari ia masih belum berpakaian.
"ayo aku mandiin" ucapan sang pangeran vampire membuat Shouyo mendelik kesal, pemuda jingga itu lantas mulai berlari kearah kamar mandi dengan pakaian ganti.
Didalam kamar mandi, Shouyo berteriak "jangan coba-coba mengintip!" Sakusa terkekeh kecil melihat hal itu.
"apa yang kau sembunyikan sayang?~ aku sudah melihat setiap jengkal tubuhmu~" ucap Sakusa didepan pintu kamar mandi. Menggoda pengantinnya mungkin akan menjadi kebiasaan barunya.
"aaarrgghh!" teriak Shouyo dari dalam "I'm not a virgin anymore!" Sakusa yang mendengar itu lantas mulai tergelak hingga ia hampir jatuh. "jangan tertawa!" ucap Shouyo dengan nada kesal.
"oh sayang kau imut sekali~ aku jadi ingin memakanmu tanpa meminum darahmu, apakah kau akan bereaksi seperti tadi malam?" tanya Sakusa dengan nada sok berfikir.
"AAARRGGHH!"
~♥~
Dimeja makan, Sakusa masih saja terus menggoda Shouyo, pemuda jingga itu sudah memerah hampir setengah hari, kasihan dia.
"bisakah kau berhenti menggodaku?" tanya Shouyo ketika ia melihat vampire-nya mulai tertawa lagi. Oh ayolah, ia malu!
"it's okay dear~ tidak perlu malu, tadi malam kau tak seburuk itu kok~" ucap Sakusa dengan nada menggoda, bibirnya membentuk seringai yang membuatnya memamerkan taringnya pada dunia.
"aargh!"
~♥~
TBCMakin kesini makin gaje aja, oke deh maaf lama up, sekarang aku up nya sesuai dengan suasana hatiku... Tidak menentu(。’▽’。)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vampire [OmiHina]
VampireSeorang pemuda bernama Hinata Shouyo nekat pergi ke hutan terlarang karena rasa penasarannya. Menurut cerita dari kakek yang ada didesanya, di hutan terlarang ini ada monster? Benarkah? >Sakusa Kiyoomi x Hinata Shouyo [OmiHina] ⚠️BL, BXB, GAY, HO...