Memang abstrak.
Aku masih bingung.
Apakah aku harus menceritakan ini sebagai orang ketiga atau menceritakan sebagai tokoh utama.Yang pasti yang berantakan itu aku. Lalu mengapa aku harus menuangkan nya dalam tulisan?
Mungkin agar menghibur orang lain, bahwa bukan hanya mereka sendiri yang berantakan.
Sejak kapan rasa berantakan ini ada?
Sejak aku harus membayar utang adikku, 13 juta tanpa pikir panjang.
Uang yang kudapat dari hasil menabung sekitar 2 tahun.Sejak itu rasanya separuh dari semangatku terbawa pergi.
Rasanya sia sia usaha yang kulakukan selama ini.. maksudku.. hello, 13 juta?Aku tau dia berjanji akan membayar kembali.. tapi kapan?
Aku perlu uang itu sekarang.Kejadian ini sudah lama berlalu tapi mengapa sesak di dada tidak kunjung pergi?
Ada tips and trick untuk ikhlas dalam hitungan detik?Tidurku ikut berantakan.
Performance ku di kantor ikut berantakan.
Rutinitas ku sebagai anak kostan jangan ditanya, berantakan.Kupikir setiap menghela nafas panjang, dadaku akan lebih lega.
Tidak. Rasa sesak itu masih nongkrong di sana.Ada "saat - saat" aku benar benar ikhlas.. Tiba tiba happy karena telah melakukan hal yang sangat mulia sebagai seorang kakak?
Tapi kau pasti tau "saat" apa yang kurasakan ketika menuliskan ini.Sampai sekarang aku belum tau apa jalan keluarnya..
Bertahan dan menunggu selagi tetap bersyukur? Ah.. rasanya terlalu toxic positivity.Psikiater ku bilang aku harus mengeluarkan nya. Teriakan Marah akan sangat membantu.
Rasanya aku sudah habis tenaga untuk teriak.Lalu apa yang kudapat setelah berpanjang lebar menulis ini? Tidak ada.
Aku masih tidak ikhlas.
Aku masih berantakan.