[19] Kegelapan Tak Berujung

318 44 15
                                    

⚠️Peringatan!!!⚠️
Adegan berdarah, bahasa kasar, kekerasan.
















.


















Gelap.

Semua gelap.

Tidak ada cahaya dimanapun ia menoleh. Tobio seperti dilahap oleh kegelapan yang tak berujung.

"Mama?!" teriak Raven kecil itu, dia terlihat gelisah.

"Papa?!" Tobio melihat sekeliling, yang dilihatnya hanyalah ruang hampa tak berpenghuni.

"Nii-chan?! Nee-chan?!" Tobio sekeras mungkin mengeluarkan suaranya. Ia kemudian berlari dan terus berlari hingga tak kenal waktu sampai kemudian kakinya sendiri merasa menyerah. Tobio langsung ambruk, dan terengah-engah, dadanya naik turun berusaha mengambil napas,"Haaa.. kemana...semua...orang?"

Tempat yang ia tapaki sekarang benar-benar gelap dan tak berujung, secercah cahaya pun Tobio tak dapat melihatnya, dia seperti tertelan oleh kegelapan. Raven kecil itu kemudian meringkuk dan melingkarkan kedua lengannya di kaki, dia berucap pelan, "Mama.... Tobi takut."

Tiba-tiba Tobio mendengar ada suara memangil, "Tobi..." telinganya langsung bergerak-gerak. Ia mengangkat kepala dan melihat sekeliling. Dia seperti mendengar Sang kakak tertua memanggil.

"MIWA-NEE?!"

"Tobi-chan..."

"SEI?!" Tobio langsung berdiri.

"Hei putri tidur..."

"KARMA? KALIAN DIMANA?" merasa harus mengikuti suara yang muncul, Tobio mulai berlari.

"Tobio-sama..."

"AKIHIRO-SAN?!" dia mempercepat kecepatan larinya.

"Tobi-chan... Ayo bangun..."

Tobio tersentak, dia memperlambat laju larinya dan akhirnya berhenti. Dia menunduk menatap hampa kegelapan sambil menggigit bibir bawah, "aku udah bangun Sei..."

"Tobi..."

Tobio terisak, "Dai-nii...." panggilnya dengan suara serak.

"Dai-nii kangen sama Tobi."

"To-Tobi juga kangen sama Dai-nii," air mata mulai mengalir, dia menutupi kedua matanya menggunakan satu siku dan mulai berjalan lambat.

"Nii-chan udah nyimpan banyak susu untuk Tobi, jadi bangun ya..."

"Tapi aku udah bangun, Ritsu-nii," Tobio berucap pelan, dia mulai putus asa dengan kegelapan yang melahapnya saat ini.

"Hey, my lil blueberry."

"Miwa-nee?"

"selamat malam."

"Tobi..."

"Haru-nii?"

"Aku merindukanmu."

"Tobio-sama."

"Tobi-chan."

"Tobi."

"My lil blueberry."

Sedikit demi sedikit tapi pasti, Tobio dapat melihat secercah cahaya kecil, matanya langsung bersinar dan ia mulai berlari. Semakin mendekat ke arah cahaya, cahaya tersebut semakin membesar. Ia sudah tidak bisa lagi mendengar suara-suara yang datang. Atau mungkin, lebih tepatnya Tobio tidak mendengarnya karena terlalu fokus dengan larinya. Cahaya semakin besar. Tobio berlari dengan kecepatan tinggi dan melupakan rasa lelahnya.

Raven's Sibling || Fem!KageyamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang