Lisa menutup pintu pagar rumah.
Di hari itu 11 Oktober baru pertama kali Lisa menangis meninggalkan rumah kesayangannya.
Rumah impian, yang dari awal ia inginkan dengan Jennie.
Dari dekorasi, halaman hingga lampu hias sudah dia rancang sejak kuliah dan menabung.
"Saaa... Yang.... " Jennie mencubit pipi kekasihnya. Lisa pun kaget karena dia sedang menggambar halaman rumah yang rencana beberapa bulan lagi mereka tinggali.
"Woow..... " Mengambil kertas sketsa. Mulai girang ekspresi Jennie karena ada tanaman, anjing, lampu hias semua yang dia ingin ada di situ.
Lisa berusaha mengambilnya tapi Jennie malah mengambil pensil di jarinya lalu menggambarkan sesuatu.
Di pintu ia menghapus tulisan welcome menjadi Jenlisa.
"Waahh... Amazing.... " Lisa mengusap kepala kesayangannya.
"Yeah.... "
Teringat semua kejadian dulu. Membuat tangisnya semakin kencang. Topi yang menutup wajahnya dan masker menjadi redam wajah sendunya siang itu.
Jennie mengirimkan pesan bertuliskan maaf. Dia menangis tapi tak bisa membuat semuanya kembali.
Selama 5 tahun ini Lisa marah. Tadi saat pukul 10 sebelum Lisa keluar dari rumah.
"Ini..... " Lisa menyodorkan HP dengan wallpaper yeoja.
Jarinya mulai membuka galeri dan semua tersimpan wajah yeoja itu.
"Siapa namanya? Siapa? " Wajah Lisa mulai merah dia menahan tangis hingga bibirnya bergetar.
Pacarnya tertunduk, tak bisa mengatakan apapun.
Kali ini air matanya tumpah, selain foto berdua mereka juga foto di salah satu hotel.
"What r u doin? I'm never to that honey... "
Tak sanggup melihat lebih jauh galeri dia lempar HP di ranjang. Berjalan ke almari memasukan semua baju ke koper.
"So sorry.... "
" Hei... I'm trust you... But why... "
Mereka bertengkar hebat. "Apa aku pernah salah? Coba km jelasin kenapa km lakuin semua ini?"
Jennie memeluknya dari belakang berharap keadaan membaik.
"Everything.. I'll give u apologize but... Kalau selingkuh dan km.... " Lisa menolak dipeluk.
"Sakit honey.. Sakit... Sorry I'll stop calling you honey... Can you tell me my mistake? "
Jennie menutup koper menahan tangan Lisa yang dari tadi memasukan baju ke koper.
"You are not make a mistake.. Its all my fault... "
Mengusap air mata mencoba lebih tenang.
"Kamu sayang sama dia kan? Aku yang pergi... "
Entah apa yang ada dipikiran Jennie saat itu.
Bulan ke 3 setelah Jennie memilih dengan Eun Ha yeoja yang membuat Lisa pergi dia terlihat lebih kurus.
Biasanya dengan Lisa selalu dimanjakan, sering di jemput, makan disiapkan, dan Lisa selalu mengusahakan semua untuk Jennie.
Lebih parahnya bulan ke 4 Jennie berusaha datang ke tempat saudara Eun Ha di sela-sela kerjaan dia yang padat di Jepang .
Hampir tersesat di Jepang dan seorang Jennie yang tak pernah kekurangan bulan ini account debitnya limit.
Dia yang harus rela pulang pergi Jepang. Dan biaya di Jepang pun dia yang harus handle semuanya.
Jam kerja di Jepang lebih dari 1 hari, Jennie fikir itu biasa saja karena memang jam kerja di luar Korea.
Tapi semua itu terjadi di luar rencananya di luar kendalinya. Head office nya memakinya bahkan saat dia membela semua akomodasi yang h+1 sudah dia tanggung dan memang kalau kantor berkeberatan semua saat dia di Jepang dia tanggung.
Jennie menangis pulang dari kantor dia tak pernah dimaki hingga seperti itu.
Kalian tahu apa yang terjadi di Jepang? Eun Ha mabuk saat acara keluarganya, Jennie semalaman hanya menunggu Eun Ha yang tertidur dan muntah.
------ Jennie PoV....
"Wae.... Wae.....?! " Jennie menangis berteriak di dalam rumahnya.
Dia fikir Eun Ha yang awalnya dewasa ternyata hanya memanfaatkan dan di Jepang Eun Ha sudah memiliki suami tapi susah bercerai kerena berbeda kewarganegaraan.
Hampir kontrak kerja Jennie di putus dengan perusahaan, Eun Ha ternyata seperti itu dan saat Jennie menceritakan tentang pekerjaannya dia hanya dibentak.
Jennie menangis sesenggukan diambilnya HP dan mencoba menghubungi kekasihnya dulu. Dan namanya masih sama Lisa Honey..
Telpon tersambung. "Hallo.... "
Suara Lisa membuat perasaan Jennie sedikit tenang.
"Lagi apa? " Jennie mencoba sekuat tenaga untuk tak menangis.
"Habis mandi... Waeyo? "
"Boleh cerita? " Mungkin kali ini frustasi lebih besar malu Jennie . Tak ada lagi yang dia pikirkan selain Lisa, karena dulu apapun yang terjadi Lisa selalu menenangkan perasaan nya.
"Yes... Of course"
Sebelum menceritakan tentang kisahnya dia minta maaf dengan kejadian dulu. Hanya karena sikap Lisa yang berbeda dan awalnya dia hanya ingin berteman dengan Eun Ha tapi menjadi jauh.
"Its ok. Itu duluu... Lanjut aja ceritanya. "
Mulai dia menceritakan Eun Ha awalnya baik namun bulan ke 3 mulai sikapnya yang egois angkuh cuek terlihat bahkan di bulan ke 4 dia tahu Eun Ha memiliki suami. Beberapa kali ke Jepang dan yang terakhir ini sangat menyakitkan dia di tinggal mabuk dan kerjaan Jennie hampir hilang. Dan hampir semua saldo Jennie terkuras karena Eun Ha.
"Jinja dia setega itu... " Lisa marah mendengar cerita kalau Jennie dibentak dengan Eun Ha padahal diposisinya dia yang salah menyebabkan Jennie hampir hilang kontrak dengan kantor,dimaki head office dan keuangan yang terganggu.
"Jennie.. Sudahlah cari yang lain kalau dia sayang dia takkan setega itu. Aku tahu kamu orangnya baik. Hanya kalau kamu kecewa terkadang kamu bisa melakukan yang sedikit kelewatan... "
Saat mau dilanjutkan telepon terpurus dan Lisa hanya mengirimkan chat. "Sorry ... Pacar aku akan ke sini.... Mungkin setelah ini aku tak bisa membalas pesan. "
Bulan ini bulan terberat Jennie. Bahkan dia beberapa kali mencoba bunuh diri tapi keluarganya memegang teguh untuk tidak bunuh diri.
"Aku cuma ingin mati saat ini... " Air matanya masih berderai dia tak sanggup lagi.
HP nya bergetar..... Mama menelpon...
Air matanya semakin tumpah setelah mendengar cerita mama Jennie makin tak sanggup dan telpon langsung dimatikan..
Tbc..