E & Z (M)

165 23 3
                                    

"Jadi kau ingin tahu kenapa gadis Ackerman itu memberimu banyak sekali kasih sayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kau ingin tahu kenapa gadis Ackerman itu memberimu banyak sekali kasih sayang?"

"... Iya."

Zeke menarik napas--panjang sekali, lalu mengangguk, "Yah, well. Eren, dengar. Memang terkadang yang seperti itu akan pernah terlintas di pikiranmu, maksudku, sebagai seseorang yang sedang jatu--maaf. Oke. Ugh.

Begini."

Satu tepukan terdengar cukup keras dari Zeke.

"Bayangkan kemarin kamu melihat dua orang asing di tengah jalan. Salah satu dari keduanya menghardik pria di sampingnya. Temannya, mungkin. Itu asumsimu. Tertarik, kamu berhenti. Mulai mengamati mereka dari jauh. Perselisihan keduanya semakin intense. Yang satu dengan intonasi suara keras, satunya lagi tak melakukan melakukan apa-apa. Bibirnya tertutup rapat. Tak ada gestur sekecil apapun yang menunjukkan bahwa ia akan melakukan sesuatu--kenapa dia diam saja? Kenapa dia, bukannya justru membalas hardikan teman, memilih untuk tak melakukan apa-apa? Direndahkan? Tidak masalah diperlakukan rendah seperti itu? Tak masalah dipermalukan dengan diteriak-teriaki seperti itu di depan publik?

Tapi, kau tahu, sebetulnya siapa yang memutuskan bahwa dia sedang diperlakukan rendah atau tidak? Kau? Mungkin iya. Kau. Tapi the world doesnt revolve only around you. Ada yang justru berpikiran sebaliknya--aku.

Aku--orang asing, seperti yang telah kutegaskan sebelumnya. Orang yang kebetulan lewat di jalan; kebetulan mendapati keduanya berselisih, kebetulan melihat, kebetulan mengamati ... dan kebetulan berpikir.

Manusia, kurasa, melihat dunia berdasarkan apa yang selama ini ia yakini benar. Menurutmu yang dihardik seharusnya melawan. Menurutku ia akan lebih baik memilih untuk mengamati hardikan temannya terlebih dahulu. Bentakan seperti apa yang ia berikan dan kenapa? Tanyakan itu dulu sembari amati, nanti baru ambil tindakan. Benarnya aku dengan benarnya kamu sifatnya subjektif. A matter of perspective, begitu.

Dengan kata lain; tidak ada yang salah antara pandanganku tentang perasaan gadis Ackerman padamu dengan pandangan milikmu. Setiap manusia memiliki cara berpikir yang beragam--kita hanya berbeda saja. Tak lebih."

Eren mengangkat alisnya. "Yang ingin kau katakan?"

"Entah. Bagaimana, ya?" timpal Zeke, kali ini dengan intonasi jahil, sebelum melanjutkan dengan lebih serius, "Satu; aku tak menyalahkan pandanganmu terhadap perasaannya padamu--gadis Ackerman itu. Dua; namun entah bagaimana kamu melihat gadis itu, pemikiranku bahwa ia menyukaimu tidak akan berubah. Tiga; dan seperti lecture-ku di atas; perbedaan perspektif."

"Zeke," potong Eren geram. "Kami tak punya mutual apa-apa untuk memulai sesuatu."

Zeke mengangkat alisnya. "Empat; perbedaan perspektif, ingat?"

Kasar, lengan Zeke yang sedang dalam masa pemulihan dari gigitan titan Eren tarik, memaksa pandangan mata Zeke bertemu dengan pandangan geramnya dan gagal. Yang Zeke terima justru tundukan kepala dari adik laki-laki. Mungkin untuk pertama kalinya, kehilangan kata-kata.

Zeke memicingkan mata, "Eren, apa yang sebenarnya ingin kau buktikan padaku sedari tadi?"

Tak ada jawaban.

"Apa yang ingin kau buktikan padaku dari tadi?"

Masih, mulut Eren tertutup rapat.

"Dirimu yang tidak peduli pada dugaanmu bahwa gadis Ackerman itu sebetulnya menyukaimu--in romantic way?

Dan gagal?"

Sunyi antara keduanya seketika pecah oleh tawa besar dari Zeke. Berulang kali kacamatanya ia perbaiki. Kepalanya terangguk-angguk hebat ketika tertawa, mungkin itu sebabnya. Namun yang membuat Eren lebih geram adalah tidak ada satupun yang bisa ia rutuki dari perkataan Zeke sebelumnya. Kenyataan bahwa Zeke tidak salah--ia benci.

"Adikku, Eren, kau memang manis tapi juga payah. Terpayah dari seluruh titan abnormal yang pernah kutemui."

Dan wajah Eren merah padam.

"Tingkatkan skill akting sok kerennya, Dik. Dasar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang