Apa apa yang merisaukan adalah bukan ketika ember beras di rumah kosong,
Atau lauk apa yang akan di makan esok..
Hei nasi dengan garam pun akan terasa nikmat..Ketika rumahmu penuh kehangatan,
Tentu saja keharmonisan adalah salah satu anugerah.
Aku sempat bertanya seperti apa takdir terlukis untukku,
Pelangi kah atau sesuram gulita.?Sejauh ingatanku,
Segalanya kelabu,
Atau mataku yang keliru?
Ada hari di mana barang barang dirumah terserak,
Kaca yang telah berubah menjadi serpihan,
Meja terbelah dua,
Kursi terkoyak..
Teriakan teriakan...Ah, aku berharap aku terbangun..
Nyatanya dadaku sesak
Aku masih sekecil itu saat itu
Rambut pendek, dan tubuh kurus..Namun aku tahu,
Aku tak sedang terlelap
Karena mentari masih berpijar di luar
Sedang, dalam pandanganku
Semua berkabut..Tak lagi desau angin yang terdengar rungu..
Bukan lagi kicau burung yang bernyanyiSepasang manusia tengah bercerita,
Menggores tinta hitam pada kertas putih,
Melukis kelabu pada kenangan
Merajut benang carut marutYang kelak akan abadi
Meninggalkan jejak memori
Mimpi buruk yang abadi..Halaman bermula...
Yang esok lusa akan menjawab pertanyaan "mengapa"