᯾ ——————————————— ᯾
Setidaknya aku bisa merasakan
Perhatikan mereka meskipun hanya
Sementara
᯾ ————————————— ᯾———————————————————————————————————————–
16.21
Cklek
Suara pintu yang terbuka barusan membuat marsen menoleh pada orang yang baru saja masuk.
"Dari mana aja Lo?" Tanya marsen yang sedang duduk santai di sofa.
"Taman" ucap Joan datar. Setelah itu Joan naik kedalam kamar tanpa memperdulikan tatapan tajam marsen.Joan masuk kedalam kamarnya lalu membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur miliknya. Dia menghela nafas panjang lalu menatap langit langit kamar, Joan hanya membaringkan badannya. Dia merasa badannya seperti di hantam Bola basket 20 kali. Rasanya sangat sakit, dia juga merasa jika tubuhnya ingin tidur, tidur dan tidur.
Tok
Tok
TokJoan mendengar seseorang mengetuk pintunya, karna ingin tau siapa yang mengetuk pintunya dia berinisiatif untuk membukany. Saat setelah dia membuka pintunya dia dikejutkan dengan keberadaan Rengga dengan membawa nampan berisi makanan diatasnya. Melihat itu Joan langsung menatap Rengga dengan tatapan entahlah, "makan" ucap Rengga singat sembari memberikan nampan itu. Setelah itu Rengga pergi meninggalkan Joan yang masih berada di pintu dengan membawa nampan nya.
Setelah agak lama berdiri dipintu, Joan akhirnya masuk dengan membawa makanannya. Dia meletakan semua makanan diatas meja belajar miliknya, dirinya sedikit tersenyum saat melihat makanan didepannya. Entah sudah berapa lama dia tidak makan intinya hari ini dia sangat senang bisa merasakan masakan jaendra abangnya.
Dengan cepat Joan langsung menyantap nasi goreng dan 1 kaleng susu beruang yang diberi Rengga tadi. Dia menghabiskan nasi goreng hanya dengan waktu 7 menit, masa bodo jika dia bilang rakus karna sekarang dia benar-benar kelaparan. Saat hampir membersihkan meja belajarnya tiba tiba tubuh Joan ambruk membuat dirinya terduduk sembari memegangi kepalanya yang sakit. "Akh s-sakit" rintihnya pelan. "Plis jangan sekarang" ucapnya lirih hampir tidak bersuara.
Karna merasa sakit kepalnya tidak kunjung reda Joan menyandarkan kepalnya dikursi meja belajar, dia menidurkan kepalnya perlahan sembari menahan sakit. Joan merasa kepalnya terus berdenyut disebelah kiri dan kanan secara bersamaan, entah kenapa tapi ini benar benar sakit sampai sampai dia merasa kalau luka yang ada di kepalanya kembali merasa sakit. Setelah dirasa sakitnya reda Joan kembali mengangkat kepalnya dan mulai berdiri secara perlahan. Dia mengambil nampan dan piring bekar makan untuk dibawa kebawah.
Sampainya dia dibawah dia tidak menemukan siapa siapa, semua saudaranya tidak ada dimeja makan. Joan tidka memperdulikan nya mungkin saja setelah mereka makan mereka langsung pergi kedalam kamar masing masing. Joan berjalan kearah dapur lalu meletakan nampannya di wastafel cuci piring. Karna tidak mau saudaranya ada yang marah, Joan berinisiatif langsung membersihkan nampan yang baru saja dia pakai makan lalu meletaknnya di tempat yang sudah ditentukan, setelah itu dia berjalan keatas kearah kamarnya.
Sampainya dia dikamar Joan langsung merosot kebawah dan duduk dibalik pintu sembari mwringis menahan sakit. Kepalnya kembali berdenyut dan kali ini denyutan yang ada di kepalanya sedikit cepat sehingga membuat dirinya merasa kesakitan. Joan beberapa kali memukuli kepalanya untuk menghilangkan rasa sakit, tapi bukannya menghilang. Sakit yang yang ada di kepalanya malah semakin menjadi membuat dirinya merasa disiksa dan dipukuli dibagian kepala.
"Akh, sakit i ini sakit" rintihnya sembari menahan air matanya. Karna sudah tidak kuat menahan sakit di kepalanya perlahan tubuhnya ambruk kesamping. Joan masih merintih kesakitan sembari menarik rambutnya beberapa kali. Cukup lama dia merintih sembari menahan tangisannya, karna dirasa sudah tidak kuat perlahan mata Joan mulai menutup yang artinya dia TIDAK SADAR DIRI. Tubuhnya dingin, badannya semakin kurus, wajahnya pucat ditambah juga bekas pukulan dari saudara dan teman-teman yang semakin membuat hidupnya tersiksa. Dia tidak sadar diri dengan keadaan tergeletak dilantai berwarna putih yang sangat dingin, entahlah kita tunggu saja apa ada yang peduli atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joan bukan tuhan || Jisung [END]
Acciónsemua sudah menjadi takdir tuhan, apa yang diberikan Tuhan akan kembali padanya. dia sudah beristirahat dengan tenang, wajah damainya mampu meninggalkan duka yang cukup dalam. selamat tidur pangeran kehidupan 🥀