ALTEZZA

PROLOG

"Za!"

Suara panggilan terdengar dari seseorang di belakang. Altezza yang kerap disapa Ezza itu lekas menoleh ke asal suara yang sibuk memanggil namanya.

"Kenapa, Vid?"

David melirik-lirik ke kanan-kiri berusaha memastikan bahwa kini keberadan dirinya dan teman-temannya sekarang sudah aman dari kejaran polisi.

"Lo ngapain nusuk Delon?" tanya David dengan mata terbelalak.

"Bukan gue," tangkis Ezza, "Tapi si brengsek itu. Gue tadi cuman mukulin Delon doang, tapi tiba-tiba Viktor lari dari arah belakang terus langsung nusuk perut Delon pake pisau."

"Wah, kacau nih Za,"

Berto yang sedari tadi hanya diam lantas mengeluarkan suaranya. Wajahnya memucat dengan tangan yang tidak henti-hentinya bergetar.

Tentu saja, sudah selama setengah jam mereka bersembunyi dari balik tembok bangunan kios-kios tua guna menyelamatkan diri dari serbuan polisi. Semua ini tidak akan terjadi jikalau saja Viktor tidak terbawa emosi kala tawuran besar-besaran antar geng Venom dan geng Barakuda tadi. Dan sekarang mereka tengah berpencar menyebar tak tentu arah untuk bersembunyi.

Perselisihan di antara mereka cukup terbilang sudah lama. Berawal dari pendahulu mereka yang saling berbeda visi membuat kedua geng motor terbesar di kota itu saling bermusuhan. Dampaknya hingga angkatan sekarang pun masih tetap tak ada satupun dari mereka yang mau berdamai.

"Kalian semua jangan takut!" saut Ezza setelah terhening cukup lama.

Melihat pria dengan rahang tegas dan rambut acak-acakan itu bersua, seluruh anggota geng venom yang masih sibuk memikirkan cara untuk kabur dari suasana ini langsung menatap kaku ke arahnya.

"Gue pastiin kita semua bakal pulang dengan selamat." sambung Ezza membuat seluruh teman-temannya akhirnya dapat bernapas lega.

Ketua geng Venom itu selalu saja memiliki taktik cerdas dalam menghadapi masalah, membuat seluruh anggota geng Venom tak perlu ragu lagi untuk menyerahkan kepercayaannya kepada Ezza.

~•~

Happy Read...
My Peace...
Futaa...