~
~
~Haikal, seorang ketua basket, sekaligus ketua OSIS ini selalu menjadi incaran siswi yang bersekolah di SMA Pelita, termasuk si murid baru bernama Juni, entah kebetulan atau sebuah keberuntungan, Juni dan Haikal 1 kelas, juga duduk sebangku.
Juni ini termasuk anak yang aktif, meskipun dia murid baru, hampir setiap kelas sudah mulai mengenal dia, karena Juni suka menyapa siswa atau guru-guru yang lewat di depannya. Lama kelamaan, makin banyak yang mengenal Juni ini.
Haikal termasuk anak yang bertutur kata baik, agamais, dan calon imam yang baik.
Saat itu, guru memberikan tugas kelompok dengan anggota teman sebangku masing-masing, Juni merasa senang, sebab dia bisa mengerjakan tugas bersama orang yang dia sukai dari awal masuk sekolah ini.
"Kal, nan—" ucapan Juni terpotong oleh Haikal
"Bahasnya nanti dulu ya Jun, aku mau shalat Jum'at dulu" balas Haikal, setelahnya ia langsung bangkit berdiri dari kursinya dan beranjak ke arah mushalla.
'Kalo aja Haikal ini pacarku, mama gue bangga banget kali ya Ama gue' batin Juni.
———
Jam shalat Jumat pun selesai, Haikal sudah memasuki kelas dengan rambut yang basah dan dipundak kanannya terdapat sajadah.
'Kal... Ayo pacaran!' Batin Juni yang terpesona melihat Haikal berjalan kearahnya —kursinya lebih tepatnya.
"Kenapa ngeliatin aku sampe matamu mau copot? Ga muhrim tau liatin cowo sampe begitu" ucap Haikal, Juni yang tersadar dari lamunannya pun langsung terbelalak malu.
"Ya maaf, kamu ganteng si" ucap Juni tanpa malu.
"Makasih"
"Oh iya, tugas kita nanti gimana?" Tanya Juni.
"Biar aku yang cari artikelnya, nanti kamu yang nyusun, kita kerjain sendiri-sendiri aja" Ucap Haikal.
"Loh, ini kan tugas kelompok? Kok mau ngerjain sendiri?" Ucap Juni agak emosi.
"Bukan muhrim, daripada kita dibilang dosa kalo berduaan, mending kita ngerjain sendiri-sendiri" Ucap Haikal santai.
"Terus, kalau nanti presentasi, kita nanti gelagapan gimana? Aku ga mau ya kalo dapet nilai kecil" Ujar Juni.
"Insyaallah engga, aku udah biasa ngerjain tugas begitu kalo sekelompok sama cewe" Ucap Haikal membalas ucapan Juni.
"Lagian, kenapa deh mikirin muhrim enggaknya, kamu pernah suka cewe ga?" Tanya Juni menuntut.
"Kamu selalu nanya hal privasi ke orang lain ya?" Ucap Haikal bercanda.
"E-eh, terlalu privasi ya itu? Maaf ya, ga usah di jawab ga apa-apa, kok" Ucap Juni gelagapan.
"Haha, ga apa-apa kok, semua orang pernah suka sama lawan jenisnya, termasuk aku, aku pernah suka sama orang, bahkan sampai sekarang, kalau ditanya kenapa ga tembak aja? Aku mikir, buat apa punya hubungan dengan status pacaran? Sedangkan aku bisa buat dia berstatus istri aku nantinya" Ujar Haikal.
"Kal—"
"Assalamualaikum, anak-anak!" Ucap guru yang baru saja datang.
"Udah, nanti lagi ngobrolnya, nanti mau nonton basket, ga?" Tanya Haikal.
"Mau deh," ujar Juni.
———
Pulang sekolah adalah waktu yang sangat ditunggu oleh semua murid, sama seperti Juni, dia langsung pergi keluar kelas tanpa menunggu Haikal yang tengah membereskan buku-bukunya.
"Loh, buru-buru banget, padahal yang main basket masih duduk disini, tunggu dulu, kita jalannya bareng" Ujar Haikal.
"Mau ke toilet, masa iya mau barengan ke toiletnya," Ujar Juni dengan ekspresi menahan sesuatu.
"O-oh, okay, aku tunggu di lapangan ya!" Ujar Haikal dengan menggendong tasnya.
"Iya!!" Juni berlari menuju toilet.
Suasana lapangan sudah mulai ramai, banyak anak-anak yang belum pulang sekolah, duduk di pinggiran lapangan untuk menonton latihan basket.
Juni datang disaat tim basket sedang beristirahat, tadi Juni sempat ke kantin dahulu sebelum ke lapangan, makanya lama.
Juni menghampiri Haikal yang tengah duduk bersama teman-temannya, Juni membawa 1 botol air mineral dingin yang diniatkan untuk diberikan kepada Haikal.
"Kal! Nih minum" Juni memberikan air itu kepada Haikal, dan langsung diterima oleh Haikal.
"Cie Haikal.... Udah yuk guys, kita pergi, jangan ganggu orang mau pacaran" ujar salah satu temannya, kemudian teman-teman Haikal meninggalkan Haikal bersama Juni.
"Maaf ya, gara-gara aku, teman-teman mu pergi semua" ujar Juni merasa bersalah.
"Udah ga apa-apa, sini duduk" Haikal menggeser duduknya, dan memberikan space untuk Juni. Juni pun langsung merespon hal itu.
"Mau lanjutin cerita yang tadi, ga?" Tanya Haikal sambil membuka tutup botol minumnya.
"Boleh" ucap Juni.
"Yaudah, gantian kamu" ucap Haikal.
"Beruntung banget ya cewe yang disukai sama kamu, pasti itu cewe cantik banget deh" ucap Juni.
"Yang cantik mah, bundaku, sih" ucap Haikal bercanda.
"Ish!"
"Haha, iya dia cantik, aku kenal dia waktu dia ga sengaja jatoh akibat ga fokus jalan karna dia asik nyapa orang" ujar Haikal santai.
'lah, kok kaya gue?' batin Juni.
"Waktu itu tali sepatunya lepas, padahal udah lepas dari dia keluar kelas, tapi dia orangnya ga permasalahin itu, dia tetep jalan sambil nyapa orang, sampe akhirnya dia jatoh, untung dia baik, makanya banyak yang nolong"
'beneran gue si, ini mah' batin Juni senang.
"Terus, kenapa ga coba deketin?" Tanya Juni penasaran.
"Kembali ke kalimatku yang tadi siang, aku ga mau mikirin punya status pacaran, kalo aku bisa nikahin dia nantinya, buat apa kita pacaran?" Ujar Haikal.
"Kal... Dari ceritamu, kayanya aku tau siapa yang kamu suka, aku mau geer, kamu suka aku kan?" Ucap Juni gugup.
"Iya bener, sampe akhirnya kamu duduk sama aku tuh aku udah seneng, cuman aku gamau bilang" ujar Haikal.
"Mau tunggu aku sukses dulu? Minta alamatmu sini, jangan pindah ya? Biar kalo aku sukses nanti, aku langsung Dateng kerumah buat ngelamarmu tanpa bilang, mau?" Ujar Haikal, dan Juni pun tersenyum malu.
"Aku tunggu" bisik Juni di telinga Haikal.
END!
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot ~Crush~
Teen FictionCerita tentang Juni yang suka sama Haikal yang agamais "Buat apa punya hubungan dengan status pacaran? Sedangkan aku bisa buat dia berstatus istri aku nantinya" - Haikal