dua

2.4K 243 31
                                    

PLAK!

Doyoung menatap tak percaya pada sosok di depannya. Sosok pemuda yang begitu ia cintai dan rindukan tega berbuat kasar padanya. Memang, pemuda itu memberikan banyak peraturan padanya, tapi dirinya tak pernah mendapatkan perlakuan kasar dan hanya mendapatkan sebuah ancaman. Hari ini, kali pertama sosok pemuda itu bermain tangan.

"H-haru" panggil Doyoung lemah sambil memegang pipinya yang memerah lantaran terkena tamparan.

Sementara sosok yang dipanggil Haru atau Haruto sang pelaku penamparan menatap Doyoung dengan pandangan datar namun penuh amarah. Ia mempersempit jaraknya dengan Doyoung sementara Doyoung bergerak mundur.

"Apa yang kau lakukan selama aku tak dirumah?" Tanya Haruto lembut namun terkesan mengintimidasi.

Sementara Doyoung diam tak menjawab pernyataan yang keluar dari mulut kekasihnya itu. Ia masih diliputi rasa takut atas sikap Haruto yang begitu kasar padanya. Yang hanya bisa Doyoung lakukan yaitu bergerak mundur mencoba menjauh dari kekasihnya itu.

"Aku bertanya padamu, sayang" Haruto masih menggunakan nada lembut.

"A-aku h-hanya pergi ke K-ampus dan S-supermarket, h-haru" gugup Doyoung sambil berusaha menghindari tatapan Haruto.

"Tatap lawan bicaramu, Doyoung"

Dengan takut-takut Doyoung menatap Haruto. Dapat ia lihat netra hitam Haruto yang menatapnya datar penuh amarah. Doyoung meneguk kasar air ludahnya. Ia merasa takut sekaligus gugup.

Tanpa Doyoung sadari kini dirinya telah jatuh ke Sofa dengan Haruto yang mengukungnya. Haruto usap pipi Doyoung yang terdapat bekas tamparannya. Sebuah senyum lebar terbentuk di wajah tampannya. Namun, tak lama senyuman tersebut lenyap tergantikan seringai yang menakutkan.

"Lalu, siapa saja yang kau temui?" Usapan Haruto perlahan bergerak ke rambut panjang Doyoung.

"K-kak Hyunsuk"jawab Doyoung gugup.

"Hanya Kak Hyunsuk?"

Doyoung mengangguk ragu. Tak mungkin dia memberikan jawaban jujur jika bukan hanya Hyunsuk yang ia temui. Dirinya hanya tidak ingin mati muda ditangan kekasihnya itu.

"Jangan mencoba berbohong pada ku, sayang!" Haruto mengecup sekilas bibir mungil Doyoung.

"Kak J-jihoon, satpam, ahjumma Park, dosen, teman kampus, pelayan cafe, dan pejalan kaki, H-haru" Doyoung menundukkan kepalanya.

Haruto mengangkat alisnya bingung mendengar perkataan tiba-tiba kekasih manisnya itu.

"Maksudku... mereka yang ku temui waktu kau pergi"

"Hanya mereka saja? Kau tak melupakan pemuda yang berada di depan Apartemen kita kan, Doyoung sayang" Haruto meremas rambut Doyoung yang membuat Doyoung mengaduh kesakitan.

"Hanya mereka, Haru. Apa yang kau bicarakan? Tak ada pemuda di depan Apartemen" bohong Doyoung. Ia hanya tak ingin kekasihnya itu melakukan hal buruk pada pemuda asing tersebut jika dirinya berkata jujur.

"Tapi aku merasa kau sedang membohongiku. CCTV memperlihatkan kau sedang berbicara dengannya. Bukankah kau tahu, Doyoung jika aku tak suka ada orang yang berada di Apartemen ku meskipun hanya didepan pintu" Haruto masih meremas kuat rambut Doyoung membuat beberapa helai rambut rontok.

"Akh, s-sakit Haru. Lepas!" Mohon  Doyoung dengan mata berkaca-kaca.

Haruto tak mengindahkan perkataan kekasihnya yang kesakitan " aku tak akan melepaskanmu. Jika dirimu masih tak jujur padaku, Kim Doyoung"

"Kau lebih percaya dengan cctv itu, Haru. Daripada kekasihmu?"

Haruto menarik paksa Doyoung hingga kini mereka berdiri berhadapan. Dengan Haruto yang masih menjambak rambut kekasihnya dan Doyoung yang mengaduh kesakitan diiringi air matanya yang turun.

POSESIF [Harubby] ☡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang