Mimpi Buruk

28.8K 876 30
                                    

Pagi yang cerah di minggu pertama awal bulan, tepat 6 bulan skripsi thea tidak ada kemajuan. stuck di situ-situ saja.

Thea mahasiswi ekonomi dengan sejuta sifat randomnya. yang paling melekat adalah mager .

Entah kenapa, bahkan untuk kepentingannya sendiripun dia bisa se-mager itu. Tapi sangat beruntung dia memiliki orang-orang sekitar yang bisa memahaminya. termasuk dosennya.

Seperti biasa dia menelfon dosen pembimbingnya untuk menentukan tempat dan waktu bertemu.

" Selamat pagi pak?"

" Iyaa, thea selamat pagi, ada apa?"

" Apakah hari ini bapak ada waktu luang?"

" Oh, iya thea, saya hampir saja lupa memberi tahu kamu bahwa saya mendadak harus keluar kota untuk waktu yang lama, tapi kamu tidak usah khawatir, saya sudah siapkan pengganti saya untuk membimbing kamu."

" A-apaa pak? yahh, bapak kan orang yang paling mengerti saya, belum tentu pembimbing baru bisa sesabar bapak, bagaimana kalau saya tunggu bapak kembali saja?"

" Tidak bisa dong thea, kamu sudah lama loh gak kelar-kelar, pembimbing baru ini saya jamin, akan bisa lebih sabar daripada saya. saya kenal baik dengan dia, nomornya saya kirim di whatsapp kamu ya, semangat thea!"

Telfon pun ditutup. thea masih bingung, seperti kehilangan seseorang. masalahnya, hanya pak muchalal lah yang paham benar kerandoman sifat thea.

Dengan agak malas, thea menelfon pembimbing baru yang dia pun tidak tahu siapa namanya, dia pun lupa menanyakan nya ke pak muchalal.

" selamat pagi "

" Yaa"

" Iya pak, saya Thea Aquene Salshabila mahasiswi bimbingan pak muchalal, saya diberi nomor bapak, karena bapak adalah dosen pembimbing pengganti untuk saya, apakah bapak ada waktu luang hari ini?"

" Yaa, gedung G3 pukul 10. "

Telfon pun di tutup. thea kaget. dia dengan overthingkingnya sedang memikirkan bahwa pembimbing baru nya ini jahat, galak, membawa penggaris kayu panjang yang bisa digunakan untuk memukulnya.

Membayangkannya saja bisa membuat thea panik, dan ya gelisah sepanjang perjalanan ke kampus. karena kegelisahannya dia. memacu motornya hanya 20km/jam. Alhasil pukul 10.20 dia baru tiba dikampusnya.

Setelah turun dari motor, dia merapikan rambutnya, bajunya, dan memeriksa riasan tipis diwajahnya. Oke semua sudah aman. dia cantik.

" Permisi pak" thea mengetuk pintu di gedung yang telah disebutkan pembimbing baru nya tadi di telfon.

" Yaa, siapa ya?" suara lantang dan tegas terdengar dari dalam. jantung thea pun dibuat naik turun. keringat mengucur jelas di dahi thea. Ya dia panik saat itu.

" Saya thea pak, yang tadi menelfon bapak" thea gugup menjelaskan siapa dirinya.

" Ngapain berdiri disitu? Memangnya begitu biasanya kamu kalau bertemu dosen sebelumnya"

Thea pun masuk dengan gugup dan duduk di depan pembimbingnya. terlihat jelas nametag yang tergantung di dada nya. Adnan Mahesa Wijaya. Untuk ukuran dosen ini tidak terlalu tua. dengan wajah yang tegas, mata yang tajam. bisa dipastikan pembimbing barunya ini tidak selembut yang sebelumnya.

" Kamu mau ngajak saya konsul dari hati ke hati? " Adnan memecahkan lamunan thea.

" Engg... maaf pak" thea tersadar. apa yang sudah dia lakukan, tidak henti hentinya dia mengutuk dirinya sendiri atas kebodohannya.

" Saya tidak kenal kamu!, Apa kamu tidak berniat memperkenalkan diri?"

Thea mendadak gugup dia seperti kebingungan, dia bahkan seakan lupa siapa dirinya. Dia selalu berkata dalam hati untuk tenang. akan tetapi wajah pembimbing barunya sangat tidak mendukung untuk thea merasa tenang.

" Lama sekali!" Ucap Adnan dengan penekanan. karena memang thea terlalu lama diam.

" Enngg... Saya Thea Aquene Salshabila mahasiswi fakultas ekonomi pak, mohon maaf pak "

" Maaf untuk apa?"

" karena saya lama memperkenalkan diri pak" ucap thea lirih. dengan memainkan jari jarinya. pertanda dia di fase yang tidak baik.

" Hanya itu?" Adnan mulai serius. memandangi wajah mahasisiwi bimbingannya yang terlihat takut itu.

Thea hanya mengangguk pelan.

" Kamu terlambat 20 menit!, Kamu terlalu lama berdiri didepan pintu!" jelas Adnan dengan penekanan disetiap kesalahan yang diperbuat thea.

Thea yang terkejut. semakin melemah denyut jantungnya, dia mengutuk kenapa dia bisa se lemah ini. dengan sisa tenaga yang dia punya dia berkata " maaf pak " sambil menunduk. keringatnya makin mengucur di area dahi nya.

" Yaa, okelah untuk permulaan saya sudah bisa membaca karakter kamu. saya jadi paham kenapa kamu molor skripsinya, Next time bawa tissue untuk keringatmu, saya risih!"

Bagai tersambar petir berkali kali. thea hanya bisa mengangguk. memikirkan bagaimana bisa dia melanjutkan skripsi dengan bimbingan yang seperti ini. terbesit dipikirannya untuk berhenti saja.

" Oh iya! hampir lupa, Nama saya Adnan Mahesa Wijaya. panggil saja Pak Adnan, Saya pembimbingmu sampai kamu menyelesaikan skripsimu. Kamu akan berurusan dengan saya dalam waktu yang lama. Berhenti berpikiran negatif apalagi berpikiran untuk mengakhiri. " jelas Adnan

Thea yang mendengar itu, seperti dihakimi. dia hanya bisa mengangguk. mendengar kalimat "kamu akan berurusan dengan saya dalam waktu yang lama" cukup membuat thea ngeri. bayangan-bayangan indahnya dengan pak muchalal tiba-tiba terbesit. betapa tidak bersyukurnya dia.

"Jangan kebanyakan melamun! skripsimu tidak bisa menyelesaikan dirinya sendiri!" Adnan memecah lamunan thea untuk kesekian kalinya.

thea hanya mengangguk perlahan. dia sudah lemas. tidak bisa banyak berkata-kata, hari ini energinya terkuras habis. semua mengejutkan baginya. kesan pertama yang menjadi momok menakutkan baginya.

" Saya tidak suka jika kamu terlambat! saya paling anti dengan orang yang ngaret. karena ini pertemuan awal. jadi saya mau menunggu. tapi jangan harap pertemuan selanjutnya saya akan menunggu. lewat 1 menit pun, saya akan tinggal pulang!" Jelas Adnan.

Thea hanya mengangguk. memori kenangannya bersama pak muchalal kembali terbesit. bagaimana dulu pak muchalal tidak pernah protes dengan ngaret nya. tidak pernah protes dengan keringatnya. bagaimana bisa thea beradaptasi dengan pembimbing barunya?. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di kepalanya, membuatnya pusing.

" Apa ada lagi yang harus saya jelaskan?" tanya Adnan dengan terus memperhatikan mahasiswinya yang dari tadi tertunduk. situasi kali ini mirip seperti intograsi polisi dengan tersangka.

" A-apaa kah saya bisa pulang pak?" tanya thea dengan gugup

" S-saya merasa tidak enak badan pak" ucap thea lirih. bukan alasan. karena memang benar saat ini thea merasa kepalanya sangat sakit. badannya tiba tiba melemas.

" Silahkan, untuk pertemuan selanjutnya saya yang akan mengatur. saya akan menghubungi kamu, kamu harus selalu siap!" jelas adnan.

Thea hanya mengangguk, dan pamit keluar dari ruangan itu.

setelah keluar dari ruangan itu. kakinya terasa lemas. bagaikan mimpi buruk. dia tidak bisa membayangkan betapa buruknya hari-harinya kedepan bersama Pak Adnan. Andai waktu bisa diulang, dia tidak akan sesantai ini. dan mungkin dia tidak akan bertemu dengan Pak Adnan.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang