.
.
.
"Jangan membuatku takut, Chanyeol." napasnya tidak bisa meninggalkan jantungnya. Itu membuatnya semakin tertekan. Luhan tidak ingin mendengarkan apapun lagi.
"Luhan..." Di sana Chanyeol kecewa dengan tanggapannya. Luhan tidak bisa mengendalikannya sesuai dengan keinginannya. Rencananya tidak berhasil, dia tidak bisa membuat Chanyeol berkompromi. "kenapa kau mengabaikan apa yang pernah terjadi pada kita. Kau tidak boleh egois seperti ini untuk menjaga kepentinganmu."
"Kau tidak bisa berbuat sejauh ini untuk menyakitiku." Lanjut Chanyeol.
"Kau tidak mengerti, Chanyeol." Luhan berusaha menjelaskannya.
"Aku mengerti! untuk itu aku memperjuangkanmu." Chanyeol baru pertama melepas emosinya pada Luhan. Luhan terkejut, dan semakin kuat menggenggam ponselnya. Dia tidak pernah berpikir untuk menyakiti Chanyeol, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa. Mereka tidak bisa bersama di masa depan, dan itu yang tidak bisa diterima oleh Chanyeol.
"Kau berusaha melupakan tentang kita." Chanyeol membuatnya semakin sulit.
"Tidak..." Luhan menggeleng, dan membantah. "aku tidak pernah melupakanmu." Bagaimana mungkin dia melupakan kebaikan Chanyeol.
"Aku telah memutuskan, aku tidak melepasmu, Luhan. Aku ingin menghabiskan masa depanku denganmu." Sebelum Luhan menjawab. Chanyeol memutuskan sambungannya.
Entah kapan mereka berakhir dengan masalah ini? Luhan tidak yakin, apakah ini akan selesai, dan dia tidak berharap lagi. Dia semakin putus asa jika melawan Chanyeol yang selalu bersikeras untuk mendapatkan cintanya.
"Bukan aku." Bibir Luhan gemetar, dia memandang lantai dengan kosong. Bagaimana dia bisa bahagia jika Chanyeol tetap mengikatnya. Dan dia bisa bahagia jika Chanyeol rela mengakhirinya dengan baik.
Ini telah berubah, dan tidak bisa berpura-pura untuk mencintai Chanyeol, meskipun dia ingin menebusnya.
"Aku ingat, kapan kau menolongku." Luhan duduk dengan wajah muram. "Hanya itu yang bisa kulakukan."
.
.
.
Baekhyun membersihkan meja kerjanya. Dia mengambil beberapa dokumen pasien untuk dibawa pulang, dia harus mempelajari beberapa kasus pasiennya sebelum melakukan operasi. Baekhyun menyimpan stetoskopnya ke tasnya. Malam ini dia tidak memiliki rencana dengan teman teman seprofesinya, mereka sering mengajaknya makan di luar, setidaknya itu wajib mereka melakukan sekali seminggu untuk membahas beberapa hal. Dia bersyukur tidak harus membuat alasan untuk menolak mereka. Baekhyun terlalu sering menolak ajakan mereka, sehingga dia takut membuat kekecewaan pada teman-temannya. Dia tidak bisa menghibur dirinya walaupun dia terlibat dengan teman-temannya untuk merayakan apapun di bar, maupun restoran mahal.
Dia tidak menemukan sedikit rasa tenang kecuali dia hanya menginginkan pulang, karena di kamarnya dia baru mendapatkan ketenangan. Baekhyun sudah jauh dari hal hal masa depan, dia terlalu terpaku pada kejadian masa lalu. Dia belum melupakannya, karena dia belum siap melepas perasaannya.
Baekhyun mengambil ponselnya. Ini pesan dari Luhan. Dia membuka pesannya kemudian membacanya.
Dia hampir menjatuhkan ponselnya. Dia terkejut dan membuatnya semakin takut. Tidak percaya, Chanyeol melakukan sejauh ini dengan mengesampingkan kebaikan Orang tua Sehun padanya, selama ini. bagaimana mungkin dia tidak berperasaan dan melupakan hubungannya dengan Ibu Sehun yang mencintainya. Dia telah membuatnya semakin tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is a complicated ||HunHan
FanfictionKisah cinta rumit, Luhan dengan antara dua Pria. "Aku akan merebut kembali apa yang pernah mengganggu hidupku, dan itu kau, Luhan." (Oh Sehun). "Kau masih ada dihatiku, tersembunyi. Dan, siapapun tidak akan mengetahuinya." (Park Chanyeol). HunHan/Ch...