Kriing kriing
Bel pertanda istirahat pun berbunyi. Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu oleh Clarissa tiba juga. Ia membereskan alat tulisnya sebentar, sebelum ia pergi ke kantin. Sekarang perutnya terasa sangat lapar, karena tadi pagi ia tidak sempat untuk sarapan terlebih dahulu.
"Eh, gue ke kantin duluan ya!" Pamit Clarissa kepada Azila dan Disa. Ia pun pergi dari kelasnya.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk ia bisa sampai di kantin, karena jarak antara kelasnya dan kantin tidak terlalu jauh. Ia pun sangat bersyukur akan hal itu, karena ia bisa dengan mudah bolos dari jam pelajaran dan langsung pergi ke kantin.
Setelah sampai di kantin, tujuan pertamanya adalah ke warung Bi Susi karena ia melihat ada nasi goreng di dalam menu-nya. Namun, dengan terpaksa ia harus mengurungkan niatnya terlebih dahulu ketika ia melihat Regan di sana. Dengan terpaksa pula ia mengubah tujuannya.
Clarissa pun berjalan ke arah meja yang ditempati oleh Regan dan teman-temannya. Jujur saja, ia sangat malas untuk bertemu dengan mereka lagi. Karena sudah dipastikan bahwa ia akan mendapat ucapan yang kurang enak didengar dan juga sifat mereka yang sanagt-sangat menyebalkan baginya.
"Oyy!" Panggil Clarissa kepada mereka dengan malas.
"Ngapain lagi lo?" Tanya Malik sedikit ngegas.
"To the point aja, gue ke sini mau nanyain tanggal lahir lo" Clarissa menatap Regan dengan tatapan malas.
"Buat apaan, lo?" Tanya Kevan.
"Buat nyantet, biar setan gue gak salah sasaran. Puas lo?" Jawab Clarissa ngawur. "Lagian ih, tiap gue nanya pasti lo semua bakal balik nanya. Heran gue. Padahal tinggal jawab langsung kalo dia lahir tanggal segini, bulan segini, tahun segini. Ribet banget njir." Kesal Clarissa.
"Cla, lo sekarang jadi aneh banget, sumpah." Ucap Kevan.
"Allahuakbar, depresot gue nanya sama lo semua." Sungguh Clarissa sangat lelah bertanya kepada mereka. Ia membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat jawaban dari pertanyaannya yang sangat simple.
"Terserah deh lo mau anggap gue kayak gimana. Gue gak peduli. Entah itu caper, gila, sedih, marah, bahagia. Gue gak peduli. Gue cuma minta buat lo jawab pertanyaan gue. Hp gue gak bisa dibuka, BANGSAT." Lanjut Clarissa.
"Urusannya sama kita?" Tanya Abrasi.
"Ya Allah boleh jemput mereka lebih cepat gak sih?" Clarissa sudah sangat frustasi saat ini.
"BANGSAT." Teriak mereka semua, kecuali Regan yang terlihat santai-santai saja.
"15-09-200*." Ucap Regan dingin.
"Akhirnya Ya Allah." Clarissa pun langsung memasukkan angka-angka tersebut ke dalam ponselnya, dan ternyata itu membuahkan hasil.
"Lagian gue bingung, ngapain harus pake tanggal lahir dia. Dia, kan punya tanggal lahir sendiri. Nyusahin aja, udah mati juga." Gumam Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Clarissa
FantasyIni akan menceritakan tentang seorang gadis yang sedikit tomboy bertransmigrasi ke dalam raga seorang gadis feminim dan dikenal sebagai seorang pembully oleh teman-temannya. Enggak pinter bikin deskripsi kayak gini:( Saya malas revisi ya gaess ya WA...