𝓓𝓲𝓪 𝓮𝓵𝓲𝓼𝓱𝓪 #26.

10.6K 978 29
                                    

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆


Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan. Tak terasa sudah hampir tiga bulan Bebby dan Boy menjalin hubungan.

Semua berjalan lancar sesuai alur tuhan, pernah sesekali mereka berdepat namun seusainya mereka berdasarkan kembali akur. Selama itu juga, Bebby masih setia tinggal dikediaman keluarga Bamantara atau keluarga Arjuna.

Saat ini mereka tengah berada di danau yang sering Bebby datangi, karena hari ini adalah hari sabtu, mereka memilih untuk menghirup udara segar dipagi hari.

Bebby memejamkan matanya dengan tangan yang bertumpu pada pembatas jembatan itu. Sedangkan Boy masih setia berdiri di samping Bebby seraya menatap wajah cantik kekasihnya itu.

"Lo tau gak? Dulu gue ketemu sama kakak lo disini," Ujar Bebby memecah keheningan.

"Oh ya?"

"Iya! Dan parahnya lagi, dia lagi teriak-teriak sambil nangis gegara kak Anta, udah kayak orang gila beneran," Balas Bebby sambil terkekeh geli.

Boy yang mendengar cerita tentang kakaknya itu pun ikut terkekeh geli, mengingat bahwa kakaknya itu tidak pernah nangis didepannya kecuali saat kepergian bunda mereka. Kakaknya satu itu selalu terlihat kuat didepan Boy.

"Apanih meng-gosip ria di sini?" Sahut seorang perempuan yang berdiri dibelakang mereka seraya berkacak pinggang

Mereka berdua pun terlonjak kaget, dan berbalik badan menatap perempuan itu yang tak lain dan tak bukan adalah Mel—kakak Boy.

"Eh kakak, ngapain disini kak? Eh sama Altair, ini masih pagi loh kak nanti kalo Alta sakit gimana?" Ujar Bebby saat melihat Altair—anak Mel sedang dalam gendong ayahnya. Ya, itu adalah sebuah pengalihan pembicaraan karena kepergok mengibah.

"Idih, mengalihkan pembicaraan" Sindir Mel yang membuat Bebby meringis.

"Kak," Sapa Boy

"Hai lan, kamu apa kabar? Kok sekarang jarang main ke butik kakak sih?" Cerocos Mel.

"Astaga kak, kan baru seminggu. Lagian seminggu ini Alan lagi sibuk buat ujian akhir semester kak, maaf ya jadi jarang nemuin kakak," Ujar Boy panjang lebar.

Bebby diam mendengar repon dari boy, mereka memang sudah tiga bulan berpacaran, tapi Boy tak sebegitu niat berbicara panjang. Ya walaupun sudah tak se-singkat dulu lagi, tapi yasudah lah Bebby tetap Bersyukur.

Setelah beberapa menit berbincang-bincang, Boy menatap ke jam tangan hitam yang kini menunjukkan pukul 09.40. Jam itu melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya ada satu gelang hitam disana yang menurut Bebby sangat familiar.

"Kita pamit dulu ya kak, bang. Besok Alan kerumah kakak," Pamit Boy yang diangguki oleh keduanya.

"Bye-bye Alta," Ucap Bebby pada bocah itu.

"Hati-hati," Ujar Mel.

Boy menaiki motor sport nya yang berwarna hijau itu lalu memakai helm full facenya. Bebby pun duduk di jok belakang dengan tangan yang melingkar manis diperut Boy.

Boy pun langsung melajukan motornya saat merasa Bebby sudah nyaman dibelakangnya.

Bebby mendaratkan dagunya pada bahu Boy, yang beberapa bulan ini menjadi kebiasaannya saat dibonceng oleh Mas Boy-nya.

"Mas Boy" Panggil Bebby.

"Kenapa?" Sahut Boy dengan tatapan yang masih fokus ke depan.

"Gelang baru ya?" Tanya Bebby sambil menatap Boy dari samping.

DIA ELISHA [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang