Dear Diary Diluc

1.1K 144 20
                                    

Dear Diary.

Mungkin ini waktu yang tepat.

******

Namaku Diluc Ragnvindr (iya nama belakangku agak susah disebut), usia 24 tahun dan sekarang sedang menjalin hubungan dengan anak rekan dosen di kampus tempatku mengajar.

"Mas Diluc mau salted atau karamel popcorn?"

"Kamu kan suka caramel"

"Yee kalo nanti berdasarkan kesukaanku, mas Diluc gak kebagian loh"

Aku tersenyum liat muka masamnya adek yang dibuat-buat. Sering banget dia nanya pilihanku kalau kami kencan, kebiasaan itu yang bikin aku makin suka sama adek.

"Popcorn nya buat kamu aja, aku juga jarang makan kalo lagi nonton"

"Hmm, oke. Kalo gitu popcorn karamel nya 1, minumnya cola medium 2 ya?"

Aku mengangguk. Adek menyebutkan pesanan kami ke pegawai bioskop lalu berjalan ke kasir untuk membayar pesanan kami, aku mengikutinya karena gak mungkin aku ngebiarin perempuan yang bayar.

Walaupun banyak yang bilang kalau gak ada salahnya perempuan yang bayar belanjaan, tapi aku lebih senang kalau bisa membelikan adek sesuatu.

Toh dia juga gak minta yang mahal, paling mahal kayaknya waktu aku beliin dia tas.

Tasnya yang lama kan tas sejuta pengguna laptop as*s, jadi kubelikan yang baru supaya adek beda sendiri.

Itupun berakhir dengan adek pengen ganti uangku.

"Mas, Mas Diluc gak bisa gitu nanti jadi pembimbing skripsiku?" tanya adek saat kami jalan masuk ke theater.

Aku hampir ketawa dengar pertanyaannya "Kamu mau aku yang bimbing? Mahasiswaku sering ngegosip kalo aku pembimbing banyak mau loh"

"Gak jadi deh, nanti aku gak lolos-lolos proposalnya" gerutu adek.

Aku mencubit hidungnya gemas, anak ini kalo ngomong suka bener.

Walaupun pacar tapi aku gak bakal memberinya pengecualian apapun dalam penyusunan proposal.

"Dek" panggilku setelah kami duduk di kursi kami.

"Hm?"

"Habis ini temani aku belanja bentar ya"

"Boleh boleh, belanja apa mas?"

"Ke toko perhiasan"

"Mas mau pake perhiasan?"

"Uangku kebanyakan jadi gak tau mau dikemanain"

"Ididih sombongnya smooth sekali ya bund"

Kami pun tertawa, dan 10 menit kemudian lampu dipadamkan.

*****

Setelah menonton film, adek pamit ke kamar mandi. Katanya gara-gara kedinginan dan minum cola dia jadi kebelet.

Sambil menunggu adek, aku memikirkan kembali rencanaku.

Kami sudah berpacaran selama hampir 8 bulan, aku sendiri gak menyangka kami bisa bertahan selama itu.

Waktu memang terasa begitu cepat ketika menjalaninya dengan suka cita.

Beberapa kali kami memang sempat bertengkar dan nyaris putus, tapi akhirnya kami tetap dalam hubungan.

Buku Harian Seorang Anak Archon S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang