000

511 101 38
                                    

Gemericik hujan deras tak ia hiraukan, hembusan angin kencang ia terobos begitu saja, hujan badai malam ini baginya tak sedahsyat gejolak hatinya yang bergemuruh kacau..

Honda brio hitamnya ia lajukan dengan kecepatan penuh, menembus derasnya hujan, membelah jalanan kota Seoul yang tampak sepi..

Jam pada arloji mahalnya menunjukkan tepat pukul dua dini hari, rasa kantuk juga lelah tak ia hiraukan, suara tangisan anak bungsunya di kursi belakang membuatnya semakin kalut.. Dikursi sebelah, sang istri yang melihatnya berusaha menenangkan sang kepala rumah tangga..

Sambil terisak nyonya Seo terus menerus mengusap pundak suaminya.. "Pa.. Pelan-pelan, kalau papa ngebut ditengah badai kayak gini kita gak akan bisa nyelametin Nana.. Pa.. Mama gak mau papa bertindak gegabah dan malah mengancam nyawa kita semua.. Papa harus yakin kalau Nana bakal baik-baik aja.." si kepala keluarga terhanyut dalam belaian lembut istrinya, ia lambatkan laju kendaraannya..

"K-kak Echann.. Dinginnn.." suara lirih bocah kecil dibelakang terdengar, membuat sang nyonya menoleh kebelakang, mengambil selimut lalu menyerahkannya pada anak sulungnya..

"Pakein ke adek Chan.." si sulung mengangguk, diraihnya selimut bergambar kelinci dari tangan mamanya, menggulung tubuh mengigil sang adik kemudian memeluk tubuh kecil itu sangat erat..

"Adek hik.. Kak Echan disini.. Adek jangan takut ya.." si sulung menangis sesenggukan, dikecupnya berkali-kali pipi tembam sang adik yang terasa panas dibibirnya.. "Mama.. Papa.. Adek Nana gak akan pergi ninggalin kita kan?" nyonya Seo sambil terisak mengangguki..

Sedangkan tuan Seo hanya bisa meneteskan air matanya sambil terus fokus pada jalanan dihadapannya..

Tuan Seo tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri sejak sore tadi..

Ayah muda yang gila bekerja itu dengan teganya membiarkan anak bungsunya yang baru berusia lima tahun untuk pergi ke pasar malam sendirian..

Nana kecil sangat ingin pergi ke pasar malam bersama keluarganya, tapi ia sudah berusaha membujuk mama dan papanya untuk pergi sejak sore dan tidak ada yang bisa menemaninya pergi..

Anak itu sebenarnya ingin mengajak Seo Haechan -kakaknya, tapi sang kakak sedang sibuk mempersiapkan keperluannya untuk masuk Sekolah Dasar besoknya..

Kakaknya terlihat sangat bersemangat karena ia akan masuk sekolah untuk pertama kalinya besok, jadi Nana tidak tega kalau harus mengganggu sang kakak..

Mama Seo juga terlihat sangat sibuk membuat pesanan kue-kue yang dipesan konsumennya dan harus dikirim besok siang, jadi Nana tidak enak kalau harus minta ditemani sang mama, saat itu mama Seo juga sebenarnya melarang Nana untuk pergi sendiri, dia berjanji akan membawa Nana juga Haechan pergi ke pasar malam esok harinya, dan Nana kecil mengangguk dengan semangat saat mendengar ucapan sang mama..

Nana kecil juga bertanya, apakah papanya akan ikut atau tidak.. Tapi mamanya tidak yakin dan menyuruh Nana kecil untuk bertanya langsung pada sang papa..

Yang tidak mama Seo sadari saat itu, Nana kecil yang mencoba membujuk sang papa untuk ikut ke pasar malam esok harinya malah diusir pergi oleh papa Seo..

Papa Seo yang sedang pusing memikirkan masalah pekerjaan dan benci mendengar rengekan Nana tentang pasar malam, mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikan pada si bungsu..

Menyuruh si bungsu pergi ke pasar malam sendirian malam itu juga, hanya karena tidak ingin terganggu dengan suara rengekan sang anak membuat papa Seo tidak memikirkan resiko yang akan ia terima nantinya..

Yang ia pikiran, pasar malam itu jaraknya lumayan dekat.. Jadi tidak apalah kalau membiarkan anak kecil pergi kesana sendirian..

Baginya, Nana merupakan anak yang lumayan pintar.. Ia pasti bisa melindungi dirinya sendiri..

Tetanggaku Posesif (HyuckNa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang