23 tahun berlalu, tidak ada yang berubah, semua masih sama seperti pertama kali aku mengenal dunia. Sudah banyak kejadian yang sudah menjadi memori masa lalu. Tentu nya aku, tidak akan pernah bisa melupakan kejadian 20 tahun lalu itu. Mengapa ?, karena aku sangat amat menikmati, bahkan hampir tidak ada penyesalan dikehidupan ku yang telah berlalu. Terlebih, sebuah penyesalan harus dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
Aku tidak pernah menyangka bahwa 4 tahun lalu aku pernah di nobatkan sebagai Alumni, di salah satu pondok pesantren. Ya, setelah 6 tahun berlalu. Aku bersyukur masa menjadi santri di pondok pesantren itu sudah berakhir.
Bukan hal yang mudah tentunya, untuk bisa bertahan selama 6 tahun. Mengapa aku berkata tidak mudah ?.
Coba saja kalian bayangkan, bagaimana bisa seorang manusia yang memang dasarnya tidak memiliki ke-inginan untuk belajar di pondok pesantren terlebih pesantren itu jauh dari kata Moderen.
Bisa saja ada diantara mereka memilih kabur dan menyerah ketimbang harus berada di dalam luang lingkup yang asing. Tentu saja berberda dengan ku. Aku tentu menerima dengan kata TERPAKSA, harus mau dan harus bisa menerima takdir. Dan yang lebih parah nya, ini adalah permintaan kedua orang tua ku untuk meneruskan pendidikan selanjutnya.
Singkat cerita tepat pada pertengahan bulan juli 2013, aku diantar oleh keluarga ku kepondok pesantren itu. Tentunya dengan membawa perlengkapan pondok seperti, kasur, lemari, perlengkapan mandi, baju gamis lengkap dengan kerudung, hingga perlengkapan makan. Sungguh aku seperti memiliki pikiran bahwa aku di buang oleh keluarga ku sendiri. Bagaimana tidak ?. Perlengkapan yang aku bawa layak seperti seseorang yang akan pindah rumah.
Aku memulai semuanya dari awal. Satu minggu berada di desa yang asing, bagiku sangat sulit untuk akrab dengan mereka kawan baru ku. Hingga tanpa terasa aku sudah memasuki kelas baru yaitu kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Aku teringat akan kesepakatan ku, yang ingin tinggal disini hanya 3 tahun.
Tapi semua berubah, setelah aku tanpa sengaja mengenal sosok lelaki yang usianya terpaut 5 tahun lebih tua dari ku. RAMA ARRYANUAR namanya. Aku bisa memanggilkan kak ARRYAN .
Dia lelaki yang baik, perhatian, dan selalu memberiku nasihat untuk tetap bertahan di pondok itu hingga tamat Sekolah Menengah Atas kelak. Aku menjalin keakraban dengannya dengan seiring waktu berjalan. Hingga aku mengganggap sepenuhnya seperti kakak kandung ku sendiri.
Tanpa sadar aku sudah di butakan, dan telah lalai dengan semua peraturan pondok oleh kedekatan itu. Mulai dari surat-menyurat, hingga memaksakan diri untuk bertemu dengan lelaki itu tepat di jam 12 malam.
Gila ?.
Tentu, aku yang mengingat kejadian itu pun berpikir untuk apa aku bertemu dengan dia ?. Aku sering sekali berbohong kepada kakak kelas pembina ku hanya untuk bertemu dengannya, ya garis besarnya aku memaksakan diri untuk bertemu dengannya.
Aku juga pernah dekat dengan salah satu lelaki juga, yang usianya sebaya dengan ku, kalau tidak salah saat itu aku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Dia bernama RIDWAN SYAMMIL, itu nama lengkapnya. Sedangkan nama panggilannya SYAMM.
Dia memiliki perawakan yang tinggi dan lebih tinggi dari kak Arryan. Aku dan dia pun menjadi sahabat. Kakak Arryan pun tahu aku dekat dengan seorang laki-laki tersebut. Aku tidak mengerti mengapa disaat yang bersamaan, Kak Arryan pun dekat pula dengan Syamm.
Aku pernah mendengar bahwa, dengan seiringnya waktu berjalan sebuah persahabatan antara lelaki & perempuan akan menumbuhkan sebuah rasa suka. Dan tidak bisa dipungkiri aku terpikat dengannya.
Akh, tidak sepenuhnya. Kak Arryan selalu menasehati ku untuk tidak terlalu dekat dengan Lelaki. Persahabatan ku dengan Syamm hanya bertahan satu tahun saja. Ya, baik aku atau pun Syamm sama-sama menjauh tanpa sebab.
Memasuki masa Sekolah Menengah Atas aku sudah tidak bersahabat lagi dengan Syamm, tapi kedekatan ku dengan Kak Arryan makin menjadi, bahkan tambah dekat. Hingga satu kawasan asrama putri mengetahui kedekatan ku dengannya. Semua berjalan hingga aku tamat sekolah.
Dan disitulah kisah ku bermulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita by S__1280
Teen FictionTidak ada yang mengetahui bagaimana cara Takdir bekerja. Namun banyak dari mereka percaya bahwa takdir itu ada dan tidak pernah salah dalam bekerja. Lalu, bagaimana cara takdir ku bertemu dengan mu bekerja ?. Aku tahu, bahwa di dunia ini tidak ada...