Thief 5

5 3 3
                                    

900+ word for this part
I want to say thank you so much to you all for the support ❤

_______________________

Runes melajukan mobilnya, kemudian turun saat hampir mencapai perbatasan, dia tidak bisa tertangkap karena mobil curiannya.

Runes kemudian pergi ke stasiun bawah tanah, menaiki kereta, duduk disamping remaja muda seusiannya.

Gadis itu sedang memainkan ponselnya, benda pipih tipis transparan, tapi Runes masih bisa dengan jelas membaca seluruh kegiatannya dari samping.

Menguntit? Memang itu tujuan Runes.

Gadis itu kemudian membuka sebuah ruang oborolan, isinya beberapa orang.

"aku punya target baru, orangnya jelek". Tulisnya, tertawa sungguhan.

Runes mendengus pelan dan tersenyum dari balik penutup wajahnya, kebahagiaan itu apa sih. Kemarin kemarin pria tua itu tidak merasa senang sama sekali saat menertawakan lelucon lewat pesan. Sekarang gadis muda ini tertawa senang disebelahnya karena merundung orang lain.

"wah bagus"

"siapa sih"

"yaampun, ayo, aku tidak ada kegiatan"

"pasti seru, seperti sebelumnya, kau lihat kan wajahnya itu, dia kelihatan marah sekali hingga lupa bernapas"

"hahaha iya, padahal cuma itu"

"aku akan memberi fotonya nanti, aku harus turun", tulis gadis itu lagi kemudian nengalihkan perhatiannya pada peron perhentiannya.

Lalu gadis itu turun dari kereta dan Runes ikut turun disana. Runes mengikutinya dari kejauhan, memerhatikan gadis itu pergi kesalah satu sekolah di Vostroy. Runes kemudian berbalik pergi, naik ke atap sebuah gedung tua didaerah itu.

Saat sekolah bubar Runes sudah kembali keposisi awalnya, memerhatikan gadis itu dari kejauhan dibalik bayangan gedung gedung tinggi.

Gadis itu bersama sekumpulan teman temannya, baru saja keluar dari sekolah mereka. Lalu Runes memotret mereka semua di ponselnya. Mengingatnya satu persatu.

Gadis itu kemudian berpisah dari mereka, berjalan kembali menuju stasiun kereta, sebenarnya ada taksi dengan mobil listrik disini, tapi tentu saja biayanya terlalu mahal untuk jarak yang cukup dekat.

Gadis itu berjalan dengan ponsel ditangannya, mendengarkan musik dan bertukar pesan di grup chatnya.

"lihat fotonya kan, jelek dan miskin, hahaha". Tulisnya, sambil tertawa sungguhan.

"aku juga punya target baru, dia tingggal di kota sebrang, orangnya sombong sekali, dia suka memamerkan kekayaannya dan belum lama ayahnya bangkrut, hahaha".

Gadis itu tersenyum cerah di sepanjang jalan kosong itu, jalan pintas paling cepat menuju stasiun kereta bawah tanah, hanya saja daerahnya kumuh jadi jarang ada yang mau melewatinya.

Tawa gadis itu menggema ditengah kosongnya jalanan dan bangunan yang mulai tua. Runes menghentikan langkahnya dikejauhan, membidik gadis itu dengan senjata barunya.

Dan saat pesan pesan penuh tawa itu terus muncul, Runes menembaknya. Tapi tidak terjadi apa apa, Gadis itu tidak terluka, tidak mati atau pingsan. Tapi tawanya terhenti.

Kemudian senapan Runes kini punya sedikit garis garis merah cerah di sisinya. Balok energi itu terisi sedikit sekali. Membuat Runes menghela nafas kecewa.

"ya.. Ini bakal makan banyak waktu". Katanya sambil berbalik ke jalan lain. "maaf ya Ellie, kau harus menunggu lebih lama lagi". Lanjutnya sambil berlari, menghilang ditelan gelapnya bayangan beton tinggi.

Runes sudah menembak beberapa target, termasuk teman teman gadis tadi, tapi balok energinya masih seperdelapan dari penuh. Jadi dia pergi mencari tempat dimana tawa paling banyak muncul.

Disinilah dia, diatap gedung tinggi yang depannya itu kantor walikota. Gedung walikota ada beratus ratus meter dari sini, dipisahkan oleh lapangan luas dengan rumput rumput hijau dan air mancur mewah, tapi bidikannya cukup ampuh walau dalam jarak sejauh itu. Tentu saja dia tidak mau robot robot sialan itu menangkapnya dengan mudah.

Bangunan itu tidak mudah ditembus, kacanya juga, jadi Runes menunggu rombongan itu keluar dari dalam.

Para pria berjas dikelilingi robot penjaga super banyak tak lama keluar dari sana. Mereka tersenyum gembira, sebelum salah satu dari mereka masuk ke mobil yang disipakan didepan mansion itu, pria pria itu berjabat tangan, tertawa dan saat itu Runes menembaknya.

"kita akan terus jadi rekan yang harmonis". Kata pria itu tertawa dan kemudian tiba tiba saja tawanya hilang. Membuat lawan bicaranya alias si walikota itu mengernyit, khawatir jika tiba tiba saja partnernya berubah pikiran soal kerja sama mereka dalam proyek besar ini.

"ya, kita tidak bisa membatalkannya". Kata Walikota masih dengan senyum ramah palsu miliknya. Mencoba mengingatkan pria didepannya bahwa proyek ini harus berjalan.

"ya, sesuai janji". Kata pria itu tanpa minat, tidak seperti sebelumnya. Kemudian dia masuk ke mobil yang membuat walikota itu khawatir bukan kepalang.

Saat mobil itu menjauh pergi dia berteriak, "bodoh, kalian semua bodoh! Kalian pasti melakukan kesalahan hingga dia marah begitu!". Kata walikota itu kemudian masuk lagi kedalam, merasa gundah jika donatur paling besarnya itu tidak jadi membeli Alkuta yang sebenarnya ada dibawah naungan hukum Vostroy.

Sedangkan Runes hanya terkekeh senang di kejauhan, mengelus balok energi itu yang sekarang hampir penuh. "yaampun... ". Gumamnya senang. Tadi dia juga sempat menembak walikota saat dia masih merasa senang. Dia berhasil membidik keduanya dan garis garis merah di balok energinya tinggal seperdelapan lagi untuk penuh.

"Energi bahagia mereka berdua mengisi dua per tiga dari balok energinya, yang benar saja". Pikir Runes, begitu senang dan sempat merasa kesal menebak apa yang direncanakan dua tikus itu.

Tapi kemudian sebelum rasa senang itu hilang, Runes menembak dirinya sendiri, merasa tersengat sedikit tapi rasa sakitnya hanya sebentar saja dan dalam sekejap senyumnya sirna, dia merasa hatinya berat dan gelisah. Kemudian matanya melirik balok energi pada senapannya, penuh. Dan dia rasakan kembali kebahagiaan itu saat dia berlari menuju perbatasan, mencapai mobilnya dan pulang kerumahnya di Alkuta.

"Ellie, tunggu aku". Katanya.

______________________

Setelah itu dia kembali kerumah. Melepas tabung energi itu, memasang jarum suntik dan dengan susah payah menyuntikkan seluruhnya pada Ellie.

Awalnya Ellie tidak bereaksi, membuat Runes hampir frustrasi dan kehilangan harapan. tapi satu jam kemudian bibir Ellie tersenyum dan dia tertawa. Runes ikut senang, usahanya berhasil, dia mengembalikan tawa Ellie yang pernah dia lupa.

Kemudian tawa Ellie berubah menjadi tawa liar dengan teriakan, menggema ke seluruh hutan. Dan malam itu, tawa Runes dan Ellie mengudara, tanpa henti.

________________________

The only judges in this whole universe is god, we are all just contestants, in a run without a final line.

THIEFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang