14

20 6 0
                                    

"Jadi bunda sama ayah sudah meninggal Sha? Kenapa nggak bilang dari kemarin? Sha..." Suara Mahesa menahan tangis walau tetap terjun air matanya.

Mahesa memeluk Eisha dengan erat, hingga tak bisa berkata-kata lagi.

"Bunda, ayah...Mahesa gak tau kalau bakal gini, ini pasti berat banget buat Eisha" tangis Mahesa semakin menjadi.

Eisha menangis hingga tak bersuara, wajahnya memerah, air terjun deras dari matanya.

Juan yang disamping Eisha memegang erat tangan Eisha.

***

"Sha, berarti kamu sekarang tinggal sendirian? Bagaimana kakau kamu tinggal dengan kakak? Aku kakak kamu dan ini tanggung jawabku, buat jaga kamu" bujuk Mahesa.

"Tapi kakak sudah berkeluarga, bagaimana aku bisa mengganggu keluarga kakak?"

"Ha? Kapan kakak menikah?" Tanya Mahesa bingung dan mengerutkan kening.

"Anak kecil ini siapa kalau bukan anak kakak?" Eisha menunjuk bocah itu yang sedang memakan cemilan.

"Aaa itu anak dari kakaknya Juan, bukan anakku" jelas Mahesa.

"Ha? Oala kukira ini anak kakak"

"Gimana? Mau nggak tinggal sama kakak? Kakak kangen banget sama kamu" bujuk Mahesa lagi.

"Boleh kak"

***

Rumah Mahesa.

Mahesa menjelaskan apa yang telah terjadi, mengapa Mahesa lari saat beetemu Eisha dan mengapa Mahesa sampai tidak tahu kalau orang tuanya sudah tiada.

"Jadi Sha, dulu kakak ikut kerja sama keluarga Yeon dengan syarat harus memutus tali persaudaraan kita, dan melupakan ayah sama bunda, dengan bodohnya kakak mengiyakan semua syarat itu. Ternyata bunda dulu ada masalah sama ayah Yeon yang membuat sakit hati ayah Yeon. Dan ternyata berakhir seperti ini. Kakak dikirim ke luar negeri selama 2 tahun dan kakak sama sekali gak tau keadaan keluarga kita. Bahkan keadaan ayah pun kakak gak tau, padahal saat itu kakak sudah pulang dari luar negeri. Tapi sekarang keluarga Yeon udah benar-benar hancur. Dan semua saham keluarga Yeon ada ditangan kakak dengan mudahnya, karena mereka terlalu percaya sama kakak melebihi anaknya sendiri" jelas panjang Mahesa dengan senyum miringnya.

"Ouh" Eisha mendengarkan penjelasan dari Mahesa tapi dia tidak fokus.

"Ouh aja? Kamu kenapa?"

"Kak, semua ini terbongkar karena Jake, dia temen aku, tapi dia pergi jauh sekarang, dia bilang gak akan ganggu aku lagi, padahal aku mau terima kasih dan meminta maaf, tapi sudah terlambat" Eisha curhat tentang hal yang membuat dia berpikir selama ini.

"Jake? Emmm, gimana kalau kakak cariin dia, kakak juga mau terima kasih sama dia kalau begitu" ujar Mahesa.

"Tidak perlu kak, dia juga tidak ingin aku mencarinya, aku akan mencoba melupakannya" Eisha menghela nafas dengan kasar.

2 tahun kemudian.

"Kak, aku mau cari kerja lain, toh aku punya banyak pengalaman selama dua tahun ini"

"Beneran? Gak mau bantu kakak aja?"
Mahesa pelan-pelan menuju pada Eisha.

"Nggak ah, mau coba mandiri kali ini" Eisha menolak halus bujukan kakaknya.

"Ok, terserah kamu juga"

Thank You & Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang