9||"Yakin lo nga nyesel?"

79 5 0
                                    

.

.

.

"Asalamualikum"salam Azela ketika memasuki rumah Leon.

"Waalaikumsalam"jawab Faresa,dan Azela pun mencuim pungung tangan Faresa.

"Kok baru pulang ze---astaga Azela punggung kamu berdarah?",ucap Faresa menatap tak percaya ketika baju Azela berubah menjadi warna merah.

Azela tersenyum kecil kearah Faresa "Emm gapapa mah". Faresa menatap tak percaya pada Azela bagaimana bisa gadis itu menyatakan baik-baik saja, padahal dirinya bisa merasakan bagaimana sakit yang Azela rasakan

"Azela? gak papa gimana itu berdarah loh nanti bisa infeksi sayang, sini mama obatin"

"Ngakpapa ma nanti juga sembuh percaya deh lagian ini darahnya keluar pas tidur tadi di mobil ngak sadar",alibi Azela meyakinkan Faresa.

"Iya tapi kan tetep aja sayang. Harus di obatin",tutur Faresa cemas. Dalam hati Azela, dirinya sangat beruntung mengenal sosok Faresa yang selalu menyayangi nya. Terlihat jelas dari raut wajah Faresa yang sangat menyemaskan dirinya.

Bahkan hal yang dirinya butuhkan dari kedua orang tuanya yang belum terpenu, kedua orang tua Leon lah yang selalu melengkapi.

"Kemarin sebelum kesini juga udah di obatin mah",bohong Azela.

"Tapi Aze--", belom Faresa menyelesaikan pembicaraannya, sudah terpotong. Ketika Leon sudah masuk dipiambang pintu rumahnya dengan mengucapkan salam.

"Asalamualaikum",ucap Leon.

"Waalaikumsalam"jawab Faresa dan Azela bersamaan serta membalikkan tubuhnya menatap Leon yang berdampingan dengan seorang perempuan. Tak lupa langan lelaki itu juga menggenggam tangan Faresa.

Azela tersentak, ketika mengetahui Leon membawa Viona secara langsung dihadapan Faresa. Azela hanya bisa menghembuskan napasnya perlahan, serta memejamkan matanya sejenak. Harusnya ia tak melihat manusia itu, pikirnya..

"Dia siapa yon?"tanya Faresa pada Leon menatap gadis di samping putranya.

"Kenalin ma ini Viona pacar Leon, dia lili yang aku ceritain ke mama",ungkap Leon

Jleb!

Seketika dada Azela terasa panas, sesak, sakit. Apa katanya barusan?pacar?. Ingin rasanya Azela menetesakan air matanya sekarang. Secepat itu Leon memutuskan Viona sebagai kekasihnya?.

Apa ini yang dinamakan sakit hati? Ketika melihat seseorang yang kita sayang bersama orang lain. Azela menundukkan kepalanya dalam-dalam menatap lantai berkeramik putih.

"Hayy tante saya Viona"kata Viona sambil bersalaman dengan Faresa.

"Oh jadi ini yang namanya Viona,cantik"kata Faresa.

"Makasih tante,tante juga cantik"kata Viona dengan senyum nya. Azela derdecih keras dan memutar bola matanya malas, bahkan mendengarkan suara perempuan itu saja dirinya jijik.

"Ma aku keatas ganti baju dulu ya,vi aku keatas dulu ya" ucap Leon.

"Iya, Viona duduk dulu yuk"kata Faresa. Mereka pun menduduki sofa ruang tamunya.

"Zel lo ngapain disini"tanya Viona yang baru menyadari adanya Azela di dana. "Main"jawab Azela cuek. Viona pun hanya ber 'oh'riya.

"Jadi kamu ya teman kecil Leon?",ucap Faresa bertanya pada Viona.

Viona tersenyum lebar dan mengangguk antusia "Iya tan"kata Viona dan Faresa pun manggut-manggut paham.

Sedangkan Azela ia samasekali memilih untuk diam seribu bahasa, untuk apa juga dirinya berbicara dengan perempuan itu.

Livermorium dan KovalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang