Awalnya aku merasa tidak nyaman tetapi aku tetap bersandiwara, seolah-olah aku tidak tahu apapun. Kamera dalam mata boneka maupun CCTV yang telah di sembunyikan di tempat pengharum ruangan.
"Hallo, Aku Daisy."kataku dengan senyum tipis.
Sebenarnya aku sudah menduga, bahwa pria yang terlihat gugup yang ragu-ragu dan melihat aku tidak percaya adalah kekasih mawar.
"Oh iya, aku adalah teman ibumu."balasnya.
Akan tetapi aku melirik ekspersi mawar yang terkejut tidak percaya bercampur kecewa, aku mengetahui situasinya mawar sebenarnya di manfaat oleh pria jahat ini.
"Ah.. iya. Kalau begitu, aku.. Eh? Ibu?"kata daisy yang menunjukan bingung, padahal hati nuraninya bersimpati.
Sementara mereka yang melanjut obrolan pergi keluar, kecuali aku yang di kamar sambil merenungkan kejadian yang tidak pernah terlintas dalam pikiranku.
Pada hari tanpa sengaja di tempat parkir di rumah sakit, hal mengejutkan yang aku dapatkan menjadi orang lain. Pemandangan pasangan sedang mesra yang kukenal.
"Dia terlalu baik bagiku, Syukurlah aku tidak terlalu kesepian karena memiliki kamu."kata pria yang sambil mengelus wajah wanita di hadapannya, yaitu sahabat baik yang aku miliki.
"Tapi.. aku merasa bersalah karena dia tidak mengetahui hubungan kita."balas yang terdengar sedih sambil memeluk pria tersebut.
"Tidak apa-apa, itu sudah menjadi takdirnya. Lalu, bukankah dia mati dengan cara yang mulia? Dengan menyelamatkan anak yang hidup sebagai ganti nyawanya."kata pria dengan hangat dan senyum yang selalu di tunjukan padaku, bahkan perilaku yang biasa di tunjukan untuk kekasihnya telah di berikan begitu mudah pada sahabat pacarnya.
"Benar juga. Lalu, berkat anak yang telah di selamatkannya kita mendapatkan hadiah dan hubungan kita tidak perlu di sembunyikan lagi, sejujurnya aku cemburu kau pacar dengan temanku itu."kata wanita masih memeluk pria yang merupakan pacarku sendiri.
"Ya ampun, imut banget sih. Padahal aku mempermainkanya karena dia mengatakan aku adalah cinta pertamanya."balas pria yang sambil mencubitnya gemas.
Benar-benar yang aku kehilangan kata-kata ataupun tidak bisa berbuat apapun dengan kejadian tersebut. lalu suatu hari, aku bahkan perna sekali meminta mawar menceritakan kisah cintanya.
Sekali lagi, tanpa terduga. Kami memiliki kemiripan dengan yang namanya pacaran, meskipun aku dan mawar bisa memiliki pacar yang kita sukai. Akan tetapi itu, hanya cinta sepihak kita dan orang tersebut sebenarnya memiliki hati kepada orang lain , bukan mencintai pacar mereka sendiri.
Mencintai orang yang salah, bisa menimbulkan dampak menyakitkan. Apakah salah kita menyukai seseorang? Salahkah menyampaikan yang kita suka pada orang tersebut?
Terkadang sempat aku berpikir seperti menolak pernyatan cinta itu lebih baik, bila tidak siap menerimanya. Kami bisa lelah di permainkan, seolah-olah cinta kami harus di uji dan tidak dapat di percaya karena alasannya bahwa perasaan bisa berubah.
Aku tahu memang egois, bodoh dan banyak kekurangan tapi bisakah katakan dengan jujur? Bahwa kita tidak memiliki perasaan yang sama. Jangan mempermainkan kami yang telah terhasut oleh cinta sepihak, dengan harapan kita bisa bahagia bila bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
butterfly effect from fans inso's law
FanfictionAku adalah daisy putri putih Bukan, sebenarnya aku reikarnasi dari seseorang wirausaha yang memasuki tubuh dengan jiwaku. Sejujurnya umurku berbeda jauh dengan anak yang berbakat ini, yaitu sekitar terpaut 18 tahun. Beruntungnya lagi, anak yang sang...