Keesokan harinya Edward Hauser pergi ke kota untuk mengembalikan baju pestanya, kemudian ia pergi ke rumah makan Lembu Emas untuk minum kopi secangkir. Badannya berasa dingin sekali karena perjalanan yang ditempuhnya ke kota, maka kopi panasnya dapat sedikit menghangatkan juga. Kopi murni sampai sekarang merupakan minuman mewah bagi anak muda dari kalangan miskin itu. Minuman semewah itu baru dapat dinikmatinya setelah ia diangkat menjadi pembantu orang asing itu.
Edward ingin sekali melupakan perbuatannya yang membuat orang asing itu kecewa dan berkesal hati padanya. Pikiran itu begitu mengganggunya sehingga ia tiada dapat merasa gembira lagi, meskipun usahanya menyelamatkan Angelica itu berhasil dengan baik. Terus menerus ia berikhtiar untuk memperbaiki kesalahannya. Bila mungkin untuk mengimbangi kesalahannya itu ia ingin berbuat suatu jasa yang cukup besarnya bagi orang asing pelindungnya itu.
Tiba-tiba masuklah seorang tamu baru ke dalam ruang tamu. Orang itu berpakaian perlente, berjanggut panjang dan memakai kacamata besar. Ia duduk dekat jendela dan memesan bir segelas. Kemudian ia mulai bercakap-cakap dengan pemilik rumah makan itu. Dari pertanyaannya ternyata bahwa ia asing di daerah itu.
"Anda bukan orang sini?" kata pemilik rumah makan memancing-mancing karena ia ingin tahu.
"Bukan. Saya datang dari negeri lain. Saya datang kemari naik kereta api dan saya harus pergi ke Hohenthal. Berapa jauhnya Hohenthal dari sini?"
Kini Edward turut berbicara, "Anda dapat mencapainya dalam kira-kira satu setengah jam. Saya tinggal di daerah itu. Jika anda mau, dapat saya tunjukkan jalannya kepada anda."
Orang asing yang nampaknya sebagai orang baik-baik dan orang berada itu melihat Edward dengan pandangan seakan-akan hendak menyelidikinya, lalu mengangguk kepadanya sebagai pernyataan terima kasihnya.
"Baik benar hati anda! Sebenarnya saya hendak menyewa kereta salju akan tetapi saya datang dari Dresden dan setelah duduk di kereta api berjam-jam lamanya, saya ingin juga berjalan kaki. Mari duduk saja di sini, nak!"
Edward mengambil kopinya dan memenuhi permintaan orang asing itu. Pemilik rumah makan mengundurkan diri dan membiarkan mereka berdua sendirian.
"Anda kenal baik daerah sekitar Hohenthal ini?" Tanya orang asing itu.
"Memang benar saya lahir di sini."
Bagus. Kalau begitu anda dapat menolong saya. Kenalkah anda di situ akan keluarga Hauser? Katanya mereka itu orang-orang yang baik hati, sungguhpun mereka miskin."
Edward merah padam mukanya.
"Saya merasa mendapat kehormatan besar oleh perkataan anda. Saya sendiri bernama Hauser."
Orang asing itu berbuat pura-pura terkejut mendengar ucapan itu, lalu mengulurkan tangannya kepadanya.
"Benar-benar mujur saya, dapat bertemu dengan anda. Nama anda Hauser? Saya senang bertemu dengan anda. Bolehkah saya tanyakan nama kecil anda?"
"Nama kecil saya Edward dan saya putera sulung........"
".......dari penenun Hauser? Kalau begitu nasib saya benarbenar baik. Tahukah anda bahwa kebetulan sekali saya datang ke mari justru untuk mengunjungi anda? Itulah tujuan saya pergi ke Hohenthal."
"Mengunjungi saya?" Tanya Edward terheran-heran.
"Memang anda yang hendak saya kunjungi. Saya hanya mendengar berita yang baik-baik saja tentang anda dan berdasarkan itu saya dapat mempercayai anda sepenuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU HUTAN DI PERBATASAN
ПриключенияSebuah terjemahan dari buku tua berbahasa Jerman berjudul Das Buschgespenst karya Karl May. Karl Friedrich May (lahir di Hohenstein-Ernstthal, Chemnitzer Land, 25 Februari 1842 - meninggal karena sakit paru-paru di Radebeul, Meissen, 30 Maret 1912...