"Cermin, cermin di dinding, siapakah wanita yang paling cantik di dunia saat ini?"
Mendengar kalimat itu, Hanah tak bisa menahan memutar bola matanya. Hal itu mengundang tawa dari bibir sahabatnya, Nadya. Pada akhirnya, mereka tertawa bersama sambil memandang ke arah pantulan bayangan mereka di cermin raksasa itu.
"Ya ampun, sahabat gue hari ini nikah dan dia cantik banget," puji Nadya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya menatap wajah Hanah yang terpantul di cermin. "Pokoknya awas saja kalau sampai calon suami lo nggak memperlakukan elo dengan baik ya. Gue labrak nanti."
Hanah terkekeh pelan mendengar kalimat sahabatnya itu. Sampai detik ini dia belum mengenalkan Sam pada Nadya secara resmi. Ketika sudah bertatap muka dengan sang CEO, apakah sahabatnya itu masih mampu memperlihatkan taringnya? Gadis itu sedikit memiringkan kepalanya, mengingat bagaimana wajah datar Sam cukup garang walau terlihat tampan. Itu terjadi karena tatapannya terkesan tajam dan dingin. Jika saja bukan karena sudah mengenalnya sejak kecil, Hanah pasti akan merasa nyalinya ciut ketika berhadapan dengannya.
"Anyway, karena sahabat gue hari ini nikah, gue sekali lagi ngucapin congratulations ya." Nadya bertepuk tangan ringan dengan senyuman lebar di wajahnya. Gaun berwarna biru pastel membalut tubuh gadis berambut pirang itu. Tugasnya hari ini adalah menjadi bridesmaid Hanah. Usai MUA merias Hanah, dia segera mengiringi Hanah menuju lokasi pemotretan pagi ini di hotel sebelum Holy Matrimony.
"Sebentar lagi pak Sam akan datang dari sebelah sana. Jangan deg-degan, ya. Santai saja," arah fotografer profesional itu sambil tersenyum ramah.
Hanah menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu-malu. Dia belum bertemu Sam semenjak dari rumah kakek waktu itu. Sementara Sam sudah melihatnya mencoba gaun pengantin, dia malah sama sekali belum melihat baju formal yang akan dikenakan Sam dalam acara pernikahan mereka hari ini. Sam selalu bilang bahwa dia takut mengganggu kuliah Hanah jadi dia sudah mengatur semuanya sendiri. Padahal Hanah juga sudah bilang kalau jadwalnya tidak padat seperti yang Sam pikirkan. Jika diingat-ingat lagi, rasanya tidak adil karena laki-laki itu tidak mengajak Hanah ikut melihat bajunya. Dia hanya bisa menghela napas tiap mengingat sisi keras kepala laki-laki yang akan menjadi suaminya hari ini. Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?
Walau pernikahan ini memang atas dasar pernikahan kontrak, namun bukankah lebih bagus jika mereka bisa menjalaninya tanpa saling berbenturan? Hanah menyimpan itu semua dalam hatinya. Detik ketika fotografer memberikan aba-aba padanya, seketika Hanah tersentak lalu kembali ke kenyataan. Dari belokan koridor hotel, Hanah melihat sosok pria gagah dengan setelan jas formal berwarna biru dongker mendekat ke arahnya. Potongan jas dan celana yang dikenakan pria itu begitu pas melekat di badan. Sementara itu, dasi kupu-kupu berwarna senada melengkapi area kerah lehernya. Rambut pria itu disisir rapi ke belakang dan diberi minyak sehingga kelihatan klimis.
Perlahan, Hanah merasakan rasa panas menjalar di kedua pipinya. Dia mengedipkan matanya beberapa kali. Bahkan gadis itu tidak sadar ekspresi seperti apa yang sedang ditunjukkannya saat ini ketika melihat Sam Handoko semakin dekat ke arahnya. 'Sadarlah diriku,' pinta Hanah dalam hati. Dia tahu bahwa Sam memiliki wajah dan postur tubuh sempurna layaknya pahatan suci dari Yang Mahakuasa. Namun, pada hari ini entah mengapa damage yang memancar dari laki-laki itu meningkat hingga seribu persen.
Di sisi lain, tidak diketahui oleh siapapun, Sam sudah menahan napasnya sejak dia melihat sosok gadis dalam balutan gaun pengantin itu. Furing tipis terlihat menutupi wajah Hanah. Namun di balik kain tipis itu, Sam bisa menebak betapa cantiknya gadis yang akan menjadi istrinya hari ini. Sejenak, dia merasa seolah dunia hanya berisi Hanah dan dirinya.
Senyum lembut Hanah terlihat samar di balik furing itu. Mengingatkan Sam akan hari-hari yang dia habiskan bersama Hanah selama sebulan terakhir. Pertemuan dadakan mereka hingga proposal yang tak terduga meluncur dari bibirnya. Otaknya yang biasa menghasilkan ide cemerlang dan strategi perusahaan seolah-olah berhenti berfungsi. Pada akhirnya yang ditawarkannya pada gadis itu justru malah pernikahan kontrak ini. Banyak alternatif yang sebenarnya bisa dia ambil. Tetapi, pertemuan singkat itu mengubah keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Behind Marriage (Completed)
RomanceBagi Sam, Hanah adalah alat yang ia perlukan untuk membuat kakek memilihnya menjadi penerus bisnis keluarga. "Buktikan pada kakek bahwa kamu bisa membentuk sebuah keluarga. Dengan begitu, kakek akan membuat kamu menjadi penerus satu-satunya bisnis k...