🌡Si Tukang Berantem🌡

1.7K 212 2
                                    

Dengan semangat 45-nya, Ayuna memasuki gerbang sekolah dengan sangat bahagia. Bahkan semua orang nyaris ditegurnya, entah itu kenal atau tidak.

Ayuna senang karena ia sudah naik kelas, dan dirinya bukan adik kelas yang selalu terintimidasi lagi.

Namun, kebahagiannya sirna saat melihat betapa ramainya lapangan sekolah. Disana, banyak siswa berkerumun bukan karena Ospek, melainkan adanya perkelahian.

Tanpa melihatpun Ayuna sudah tahu siapa yang menyebabkan Lapangan ramai sekarang.

Ini baru hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas, dan semua siswa termasuk siswa baru langsung disambut oleh perkelahian Zidan dan musuhnya.

Jam 7 pagi, sudah berkelahi.

"Pasien lo tuh, sana ke UKS," Ujar Sean yang mendatangi Ayuna dengan nada meledeknya.

"Sean, ini teh ada apa?"

Bu Wenda, si guru Pkn yang baru datang langsung bertanya kepada Sean. Setelah dilihat-lihat ternyata para guru tidak ada dilapangan, hanya bu Wenda yang baru kelihatan.

"Biasa bu," Jawab Sean santai.

"Aduh, dipanggil atuh pak Suryanya Sean! keburu pingsan itu!" Ujar bu Wenda panik, ia mengibaskan kipas manual yang biasa dibawa ke tubuhnya.

Ayuna menyimak dengan jelas apa yang terjadi di lapangan, untungnya ia tidak piket hari ini, jadi tidak akan berurusan dengan Zidan.

"ZIDAN SATYA! BERHENTI ATAU BAPAK PANGGIL ORANGTUA KALIAN!"

Ditengah-tengah Keributan, pak Surya berdiri diatas Podium dan berteriak dengan Mic nya yang menyala, hal itu membuat beberapa orang menutup telinga.

Ajaib-nya, Zidan dan Satya yang tadinya berkelahi bak orang kesetanan, langsung berhenti dan saling mendorong.

"Liat lo ntar!" Sungut Zidan sambil menunjuk wajah Satya penuh amarah.

Zidan meninggalkan area lapangan yang sudah dipenuhi oleh banyak siswa. Namun saat netranya tak sengaja menangkap Ayuna, ia langsung menghampiri Gadis itu dan menariknya dengan cepat.

Suasana lapangan semakin heboh melihat kepergian Zidan dan Ayuna. Banyak bisik-bisik yang mengatakan bahwa mereka pacaran atau apalah itu, padahal tidak.

Ternyata Zidan membawa Ayuna ke UKS. Hal yang membuat Ayuna kesal sekaligus takut. Hari ini ia tidak ingin berurusan dengan Zidan, dan ia juga tidak piket. Tapi untuk protes, Ayuna sangat Takut.

"Obatin," Kata Zidan setelah duduk dikasur Uks.

"Aduh kak, saya gak lagi piket. Yang piket si—"

"Gue bilang obatin," Tekan Zidan, matanya menatap Mata Ayuna dengan tatapan yang sangat tajam.

Mau tak mau Ayuna berbalik dan mengambil kotak P3K.  Sebelum kembali menghadap Zidan, Ayuna menarik nafas dalam dalam lalu membuangnya dengan perlahan.

"Abis ini gue bakal keluar dari ni Eskul," Gumamnya pelan.

Alasan mengapa Ayuna malas Mengobati Zidan itu karena dia takut. Biasanya setelau berkelahi Mata Zidan itu tajam sekali, dan juga emosinya belum reda, membuat pemuda itu mengeraskan rahangnya menahan emosi.

Ayuna tidak suka ekspresi itu, ekspresi paling menyeramkan yang pernah Ayuna temui.

Selain karena takut, Zidan itu cukup menjengkelkan saat diobatin. Apalagi dikala Ayuna tidak sengaja menekan lukanya, si Pemuda langsung berujar dingin penuh penekanan.

Seperti detik ini, Ayuna sedang berusaha untuk tidak menekan luka Zidan, walaupun sebenarnya lebih baik ditekan.

Zidan daritadi hanya diam, tapi mata tajamnya tetap menatap lurus kearah Ayuna, itu membuat Ayuna Gugup bukan main.

UKS | Jisung YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang