01

45 9 0
                                    

"Dek gece napa, gausah bekel lahh beli aja disekolah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dek gece napa, gausah bekel lahh beli aja disekolah!"

"Ihh borosss bgt sih lu ." Jihan lari-larian di dapur menyiapkan bekalnya dan bekal abangnya untuk dikampus.

"Ma Jihan sama bang Cuo berangkat yaa!!!"

"Iya sayang hati-hati yaa..." Teriak mamanya dari kamar mandi.

"Nih bekel lu." Sambil menyerahkan sekotak bekal untuk Jungwoo-saudara laki-laki satu-satunya.

"Dihh baee juga lu, pantess lamaa."

"Tinggal bilang makasih aja ribet."

"Maaaciii dedek ku cayangg, Yaudah sekarang gece yaa cayang pasang seatbeltnya, gua mau ngebut, ada kelas pagi."

"Ihhh jijikk..."

***

"Lu turun sini aja ya, gue buru-buru banget sumpah ini aja tau telat ngga."

"Dihhh apa-apaan tinggal belok dikit doang."

"Yauda lu sekalian olahraga dikit lah, biar kurusan badan lu." Jihan langsung melipat tangannya sambil memutar matanya.

Ckk

"Gece lahh dek, pliss... Ntar pulangnya gue jemput dah sampe masuk sekolah lu, masuk kelas lu malah."

"Apaan sihh gausa cari gara-gara deh, yauda gue turun, awas lu ya balik-balik gue ambil baju baru lu yang kemarin." Kata Jihan sambil melepas seatbeltnya dan bersiap turun.

"Dihh ngancem, najisss..."

"Bodoamat." Jihan keluar dari mobil sambil membanting pintu mobil.

"WOIII ANJIRR RUSAK MOBIL GUE NTARR!!" Teriak Jungwoo dari dalam mobil. Jihan hanya mengabaikan kakaknya dan mulai berjalan menuju sekolah, yang jaraknya memang ngga begitu jauh dari perempatan tempat Jihan saat ini.

***

Disaat Jihan lagi tengah-tengah berjalan di pinggir jalan dan bukan di trotoar, ada motor yang melewatinya sangat kencang.

Wushhhh...

"WOIII MAU BALAPAN JANGAN DISINI!!!" Teriak Jihan dengan suara cempreng nya.

Gue doain mogok aja tuh motor

Disaat Jihan melanjutkan perjalanannya, Jihan melihat seseorang yang mukanya ketutupan helm, tetapi terlihat sedang kebingungan menatap motornya yang terlihat tidak asing.

Lohhh ini bukannya motor songong yang tadi??? Wahh haha beneran mogok nih motor?

Jihan pun berinisiatif nyamperin pemilik motor itu.

"Ekhem... Mogok ya mas motornya? Makanya mas, kalo bawa motor jangan kenceng-kenceng, ntar kalo ada orang marah terus nyumpahin kan bahaya, masih untung yang sekarang nyumpahinnya cuma mogok, coba kalo ada yang nyumpahinnya kecelakaan, gimana hayoo? Kan seremm, ini kan juga masih lingkungan sekolah mas..."

Pria berhelm itu menghiraukan perkataan Jihan, dan hanya sibuk memukul-mukul handphone nya.

"Ckk, dibilangin malah diem aja, emangnya helm bikin orang budek yaa?"

"Handphone." Pria berhelm itu akhirnya berbicara dan mengeluarkan satu kata sambil mengulurkan tangannya kearah Jihan.

"Hah!?" Jihan menunjukkan wajah kebingungan, dan pria berhelm itu mulai membuka helm dari kepalanya. Terlihat sosok lelaki yang berusia tidak jauh darinya, dengan wajah yang terlihat tajam dan sangar.

"Handphone budek!" Ulang lelaki itu lagi sambil menatap Jihan yang masih kebingungan dan terkejut. Dan sekarang Jihan dan pria itu dapat saling bertatap-tatapan langsung, Jihan dapat melihat kedua bola mata pria yang ada didepannya.

"Dua"

"Dua"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah kenapa badan Jihan jadi sempat mematung sejenak, tetapi tidak butuh waktu lama, Jihan tersadar dan menyadari bahwa lelaki itu baru saja balik mengejeknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah kenapa badan Jihan jadi sempat mematung sejenak, tetapi tidak butuh waktu lama, Jihan tersadar dan menyadari bahwa lelaki itu baru saja balik mengejeknya.

"Wahhh sekarang lu yang ngatain gue budek, heh mas lu-" belum selesai Jihan bicara, pria itu merebut handphone dari tangan Jihan.

"WOII APA-APAAN ITU HP GUEE!!!"

Tanpa berpikir panjang pria itu membuka papan dial dan memencet nomor asing untuk dihubungi.

"Halo, jalan Taruna 5 motor saya mogok disekolah, bawain mobil saya sekarang juga." Tittt

Singkat padat jelas, belum sampai Jihan ingin marah, pria itu sudah mengembalikan handphone milik Jihan, sampe-sampe Jihan bingung harus ngomong apa.

Pria itu mulai bersiap pergi meninggalkan Jihan dan berjalan sambil menuntun motornya. Meninggalkan Jihan yang masih kebingungan melihat kelakuan pria asing itu dihadapannya.

Melihat dirinya yang ditinggal sendirian begitu saja, Jihan langsung menjegat pria dan motor itu.

"Kok lu sama motor lu sama-sama songong sih, minjem hp main ambil-ambil aja belum juga gue izinin, gatau bilang makasih lagi, wahhh pagi ini kenapa semua cowok ngelakuin gue kayak gini sih?" Jihan lagi-lagi melipat tangganya dihadapan pria itu, tetapi pria itu lagi-lagi menghiraukan keberadaan Jihan dan lanjut berjalan, hingga hampir menabrak Jihan yang menghalanginya.

"Anjirrr gue dari tadi ngomong sama siapa sih?" Jihan sudah menahan amarahnya, dan menatap punggung lelaki itu dari belakang dengan tatapan tajam dan hampir menusuk.

Jihan kembali berjalan mengikuti pria itu dari belakang sembari menuju sekolah. Dan tidak disangka-sangka ternyata mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu SMA Hanind Internasional School yang biasa disingkat HIS.

Sebelum memasuki pagar Jihan menarik lengan pria itu. "Wait, lu ngapain ngikutin gue kesini?"

"Bukannya dari tadi lu yang ngikutin gua?"

"Hah? Oh-" iya juga yaa, kan dari tadi gue jalan dibelakang nih cowok. Jihan mengalihkan pandangannya dari pria itu.

"Ohh lu emang anak HIS? baru tau.. soalnya baru kali ini gue nemuin anak HIS yang songong kayak lu." Kata Jihan dengan nyolot dan berjalan pergi meninggalkan pria itu.

Kecil,
Cempreng,
cerewet, 
Ceroboh,
Murahan?
—Ray

Love GazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang