9. Curhatan Ray

113 86 136
                                    

"Ada dua cara menjalani hidup dengan menyenangkan, entah itu didalam hati seseorang ataukah dalam do'a seseorang. "
~Ali bin Abi Thalib.

Setelah mengikuti Aiza, Abqa langsung pulang kerumah dengan motor sport kesayangannya. Dia tidak peduli apa yang akan dikatakan orang lain jika mereka tau Abqa membuntuti Aiza sampai ke asrama. Ia hanya ingin memastikan keamanan Aiza sekaligus agar ia tau tempat tinggalnya.

Abqa memarkirkan motornya dihalaman rumah, ia tidak langsung menaruh di garasi karena setelah ini ia akan pergi lagi. Abqa turun dari motor dan langsung masuk kedalam rumah tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan apapun.

Terlihat kedua orangtuanya sedang duduk disofa yang berbeda. Yang satu tengah membaca koran dan yang satunya lagi sibuk dengan majalah perempuan.

Abqa geleng-geleng kepala. "Sepertinya mereka sedang marahan. "

Mereka akan sok sibuk sendiri jika sedang bertengkar, padahal biasanya selalu menempel seperti surat dan prangko.

Abqa langsung duduk disamping Mommynya. "Mom... "

"Yes, my son. " Daisy menutup majalahnya dan langsung mengalihkan perhatiannya pada anak semata wayangnya itu.

(Percakapan Abqa sama orangtuanya pake bahasa Jerman tapi kadang campur sama bahasa Inggris kalo lagi ngomong sama emaknya).

"Ray mau tanya dan mommy harus menjawab dengan jujur. " Kata Abqa dengan nada yang serius.

Daisy menganggukan kepalanya. "Everything for you. "

"Apa aku jelek? "

Uhuk uhuk.
Bryan yang baru saja meminum kopinya langsung terbatuk. Ia tergelak mendengar pertanyaan anaknya.

Daisy melongo. "Hah? Pertanyaan macam apa itu? "

"Jawab saja mom. " Abqa menggoyang-goyangkan lengan mommynya itu.

Abqa akan berubah menjadi pribadi yang manja jika berhadapan dengan mommynya. Lain lagi jika di kampus dan di depan Aiza.

"Kamu jelek dilihat dari mananya sayang?" Tanya Daisy heran. Pasalnya Abqa adalah orang yang sangat percaya diri terhadap penampilan dan kemampuan yang ia punya.

"Jadi aku tampan? "

"Tentu saja, Ray ku tampan. Sangat malah. "

Abqa memicingkan matanya. "Mom gak bohong kan? "

"Untuk apa mom berbohong. Semua orang yang melihatmu pasti akan bilang kalau kamu itu tampan. "

Abqa menurunkan bahunya lesu lalu menyenderkan tubuhnya ke sofa yang ia duduki. Daisy bingung melihat Abqa yang tidak seperti biasanya.

"Kenapa? Apa ada masalah? " Tanyanya dengan sangat lembut.

Abqa melirik mommynya. "Aku tidak tau mom. "

Daisy mengernyit. "Tidak tau? "

"Apa menurutnya aku kurang tampan ya. "

"Siapa yang kamu maksud? " Tanyanya tak paham.

"Aiza."

"Siapa Aiza? " Tanyanya. Ia gemas sendiri dengan jawaban anaknya itu.

"Dia juniorku dikampus dan sepertinya dia gadis Asia. Tadi aku mengajaknya berpacaran tapi dia biasa saja, tidak kelihatan tertarik sama sekali. " Jelas Abqa.

"Wow.... Bagaimana bisa dia menolak pesona anakku ini. " Gumam Daisy.

"Terus terus bagaimana? " Daisy sangat antusias mendengar cerita anaknya.

Bryan berkedut menahan tawa saat mendengar cerita Abqa. Ternyata anaknya sedang jatuh cinta.
Sepertinya Abqa telat puber haha.

"Daddy kira kamu tidak suka wanita Ray. " Bryan angkat bicara.

Daisy melotot. "KAMU GAY SAYANG? " Tanyanya dengan nada yang tidak santai.

Abqa menghela nafas, bagaimana bisa kedua orangtuanya beranggapan seperti itu. Abqa memang tidak pernah dekat dengan perempuan sebelumnya tapi bukan berarti dia gay.

"Bukan begitu mom. Aku hanya tidak tertarik saja dengan sebuah hubungan. Dan menurutku perempuan itu ribet. " Abqa melirik Daisy untuk mengetahui reaksinya bagaimana.

Daisy manggut-manggut. Dia memang tau anaknya itu sering didekati perempuan dan Abqa tidak suka. Tapi sekarang malah Abqa sendiri yang mendekati seorang perempuan.

"Jadi?"

"Entahlah mom. "

"Coba ceritakan dari awal siapa tau mom bisa bantu. "

Daisy memang sangat pas untuk dijadikan tempat curhat, karena selain menjadi pendengar yang baik ia juga akan memberikan solusi terbaiknya. Daisy adalah salah satu dari segelintir perempuan yang bersifat terbuka.

Abqa pun menceritakan semuanya. Mulai dari pertama kali bertemu sampai ia mengajak Aiza berpacaran.

Daisy syok lalu dia melirik suaminya yang terlihat tersenyum kikuk kearahnya.

Daisy mendengus. "Anak sama bapak sama aja. "

"Maksudnya mom? " Kini giliran Abqa yang bertanya. Ia tidak paham apa maksud dari perkataan mommynya itu.

"Huft kenapa kamu harus mirip daddymu itu sih. Kenapa gak mirip sama mommy saja. Cukup wajah kalian saja yang mirip, sifatnya jangan. "

Wajah mereka memang sangat mirip, hanya berbeda di warna bola mata. Mata Bryan berwarna cokelat sedangkan Abqa berwarna Amber sama seperti mommynya. Abqa terlihat seperti kloningan Bryan saat masih muda. Hanya stylenya nya saja yang berbeda.

"Itu bukti bahwa kamu sangat mencintaiku Babe. " Bryan mengedipkan sebelah matanya menggoda Daisy.

Daisy merotasikan matanya. "Heh mana ada. "

Abqa terkekeh melihat interaksi kedua orangtuanya. Jika sedang marahan mereka akan seperti itu. Saling menggoda satu sama lain.

Bryan tidak menanggapi ucapan istrinya, ia mendekati Abqa dan duduk disampingnya.

"Begini Ray. Kalu kamu suka dengan gadis itu kamu harus mendekatinya dengan perlahan. Jangan seperti tadi, dia pasti mengira kamu ini aneh karena tiba-tiba datang dan langsung mengajaknya berpacaran. Coba kamu dekati dia secara alami. " Bryan memberikan nasihat kepada Abqa.

"Hey kamu dulu lebih aneh dari Ray. " Sungut Daisy.

"Lalu kenapa mommy bisa menikah dengan daddy? " Tanya Abqa penasaran. Karena ia tidak pernah mendengar cerita mereka waktu masih muda.

Daisy mengendikan bahunya acuh. " Peletnya manjur kali. "

Bryan menatap istrinya. "Babee... "

"APA? " Sepertinya Daisy sensi karena mengingat masalalu mereka.

"Mommy is so..... beautifull. " Jawab Abqa dan Bryan bersamaan.

" Mommy yang mengandung dan melahirkanmu tapi kenapa kamu malah mirip dengan daddy. Huh gak adil. " Gerutu Daisy dengan kesal.

Bryan mengajak Abqa untuk bertos ria dan mereka tertawa bersama karena berhasil membuat wanita itu kesal.

Ada yang mau tau masa lalunya orangtua Abqa gak??
Kalau mau nanti kita intip di part selanjutnya 🤫

GRAVITASI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang